Lebaran 2021 baru saja berlalu. Back to reality, yes? Ada beberapa hal sudah menunggu untuk dibereskan setelah berlibur cukup panjang. Yah, namanya liburan. Mau mudik atau enggak, mau keluar kota atau rebahan aja di rumah, biasanya sih ya ada pengeluaran ekstra.
“Sayangnya”, setelah liburan panjang itu, kita harus kembali ke rutinitas lagi—which means ada beberapa hal yang harus dipikirin lagi. Salah satunya soal keuangan, yang setelah liburan itu pasti deh ada “bedanya”.
Uang THR sudah habis, bahkan malahan uang belanja rutin juga kepakai. Sedangkan, gajian masih satu dua minggu lagi. Plus, kemarin sempat gesek kartu kredit juga. Nambah deh, cicilannya.
Tenang, tenang. Yang pertama, kamu memang mesti tenang dulu. Jangan panik.
[toc]
Menyehatkan Kembali Keuangan Setelah Lebaran 2021
1. Cek kondisi
Ibarat tubuh yang sudah “kemasukan” banyak santan dan lemak, maka selanjutnya kamu butuh detoks untuk mengeluarkan zat-zat yang kalau berlebihan bisa membahayakan tubuh. Nah, untuk bisa detoks, sudah pasti kamu harus tahu dulu letak permasalahannya di mana, betul?
Begitu juga dengan keuangan kamu, yang “sakit” setelah liburan panjang. Lebih khusus lagi, setelah Lebaran.
Jadi, untuk tahu masalahnya di mana, mari cek dulu kondisinya sekarang. Cek pakai apa? Kamu bisa coba pakai berbagai rasio.
- Berapakah rasio pengeluaranmu sekarang?
- Berapa rasio cicilan utangmu sekarang?
- Masih bisa menabungkah bulan ini? Kalau masih bisa, berapa rasionya?
- Pengeluaran ekstra apa saja yang sudah kamu keluarkan?
Pisahkan antara pengeluaran yang dikeluarkan dalam rangka Lebaran atau liburan, dengan pengeluaran yang bersifat rutin dan wajib. Cermati bagaimana rasionya.
Dari data-data yang kamu dapatkan, kamu akan memperoleh jawaban mengenai akar masalah kesehatan keuanganmu pasca Lebaran 2021 ini.
2. Budgeting lagi, yuk!
Menyusun kembali anggaran menjadi salah satu hal pertama yang harus kamu lakukan untuk menyehatkan kembali keuanganmu.
Cek anggaran di bulan sebelum-sebelumnya. Kalau ada yang sudah pas, kamu bisa menggunakan formula yang sama. Kalau kamu perlu lebih ketat “diet finansial”-nya, ya berarti cermati pos pengeluaran mana saja yang harus dibatasi lebih dulu, demi kesehatan.
Misalnya di pos hura-hura, bisa kali dihemat dulu. Atau kamu juga bisa mengurangi jatah investasi bulan ini, demi bisa membereskan dulu cicilan kartu kredit, jika ada. Kenapa? Karena cicilan kartu kredit adalah cicilan yang paling berat bunganya.
Hasil penghematan bisa kamu pakai untuk cover kebutuhan lain yang lebih mendesak.
3. Jatah harian
Kalau misalkan memang sudah mepet banget, misalnya untuk hari ini nih dan masih harus hidup sampai gajian yang masih satu dua minggu lagi, maka bisa coba dihemat dengan menerapkan jatah harian.
Misalnya, hari ini jatah cuma Rp100.000, maka ya hanya dengan duit Rp100.000 itu gimana caranya bisa bertahan. Kamu bisa saja memanfaatkan dana darurat yang barangkali sudah kamu miliki, tapi harus bertanggung jawab juga. Caranya, ya dengan menerapkan jatah harian itu tadi, dan harus bikin komitmen, akan menggantinya nanti ketika sudah menerima gaji di bulan-bulan berikutnya lagi.
4. Tunda belanja
Buat barang-barang yang memang dibutuhkan sehari-harinya, kita memang tak bisa menundanya. Misalnya untuk makan, ya pasti harus dipenuhi. Ya masa nggak makan? Bisa dikurangi nominalnya atau standarnya, tapi ya tetap harus sesuai kriteria makan sehatlah ya.
Karena, kalau enggak makan, masalah akan lebih besar.
Nah, di sinilah pemahaman dan pengertianmu akan kebutuhan vs keinginan diuji. Tsah. Bisa beneran enggak kamu memilah, mana yang merupakan kebutuhan dan yang harus dipenuhi, dengan mana yang hanya merupakan keinginan, yang kalau ditunda pun—istilahnya—kita enggak rugi juga.
Ingat, lagi krisis, jangan ditambah lagi dulu. Seenggaknya, biarkan keuanganmu sehat dulu di masa pasca Lebaran 2021 ini.
5. Apa kabar investasi?
Setelah cek kondisi, dan kemudian masih yakin kalau kesehatan keuangan kamu di pasca Lebaran 2021 ini lebih baik, ya tak ada salahnya untuk melanjutkan investasi kamu.
Tapi, kalau misalnya kondisi keuangan belum baik, sebaiknya sih enggak usah memaksakan diri ya? Karena untuk bisa berinvestasi dengan baik, cash flow yang sehat dan positif ini menjadi syarat utamanya. Jadi, bakalan percuma juga kamu investasi, beli saham ini itu, topup reksa dana, kalau buat belanja beras saja kamu malah berutang ke warung.
Namun, kalau kondisinya baik, misalnya kamu masih bisa berinvestasi dari hasil menghemat belanja atau menunda beli ini dan itu yang kurang penting, ya, tentunya itu akan bagus banget.
6. Jangan tambah utang dulu
Setop utang tambahan dulu sebelum kondisi keuangan pasca Lebaran 2021 kamu menjadi lebih baik.
Kalau sebelumnya masih ada cicilan utang, maka mending kamu fokus ke yang sudah ada ini dulu aja. Misalkan, kamu sempat gesek-gesek kartu kredit di masa liburan Lebaran 2021 kemarin, ya fokus saja dulu ke pemberesan utang kartu kredit yang sudah ada ini dulu.
Jangan tambah beban lagi, sementara keuangan masih terbebani sekarang.
7. Cari penghasilan tambahan
Kalau memang duitnya kurang, ya, kenapa enggak ditambah? Masalah keuangan kita itu sebenarnya masalah yang klasik kok, yang intinya adalah kurang duit.
Ya, kalau kurang, ditambah. Simpel.
((simpel))
Coba cari peluang dari sekitar. Atau, dari hal-hal yang menjadi minatmu, atau yang biasa kamu lakukan. Sesepele jualan tahu sutra atau frozen food pun sekarang banyak kok yang mau beli. Tetangga kanan kiri, saudara, juga teman-teman bisa jadi target pasar terdekat. Cari tahu apa yang mereka butuhkan, dan cari cara supaya bisa menyediakan apa yang mereka butuhkan. Karena jualan pasti akan laku, kalau kita bisa menyediakan barang-barang yang dibutuhkan oleh target pasar.
Kesimpulan
Yes, itu dia beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyehatkan kembali keuanganmu di masa pasca Lebaran 2021 ini, yang sebenarnya bisa saja kamu hindari kalau kamu juga sudah melakukan berbagai persiapan menjelangnya.
Tapi ya sudah, nasi sudah menjadi bubur. Tinggal cari kecap saja, dan kerupuk. Biar buburnya bisa dimakan dengan enak.
Semoga bermanfaat ya.