Jadi trader. Duh, kayaknya kok keren banget. Apalagi ngeliat banyaknya kisah sukses yang berceceran di media online dan media sosial belakangan, kamu lantas mempertimbangkan bahwa menjadi trader adalah jalan ninjamu. But wait, sebelum akhirnya benar-benar terjun, ada baiknya kamu baca dulu artikel tentang trading saham pemula ini.
Sekadar mengingatkan, bahwa setiap profesi akan selalu ada ‘gunung’ dan ‘lembah’-nya. Begitu juga dengan menjadi trader. Butuh modal juga, nggak sekadar modal dengkul. Modal terbesar yang harus dimiliki oleh seorang trader adalah berani ambil risiko besar. Pasalnya, saham sendiri merupakan instrumen risiko tinggi. Tanpa pemahaman dan kesadaran yang cukup, cara trading saham pemula mana pun enggak akan bisa mengantar kesuksesan untukmu.
Seorang trader mesti tahu batas rendah harga saham incaran. So, mencermati pergerakan harga saham harian dan memantau berita seputar bisnis dan industrinya bakalan jadi menu sehari-hari. Trading bisa dilakukan dalam time frame yang sangat pendek, bahkan sampai harian. Prinsipnya sama sebenarnya, beli di harga rendah, jual di harga tinggi. Keuntungan bisalah sampai 5%. Kadang, kita mesti mau ambil keuntungan 1 – 2%, tetapi kalau frekuensinya tinggi dan modalnya besar, ya segitu juga sudah lumayan banget tuh.
Sebenarnya, untuk langsung trading saham pemula tidak terlalu disarankan, apalagi kalau kamu memang masih baru pada tahap awal berkenalan dengan saham. Akan lebih baik kalau kamu mencoba berinvestasi dengan mengandalkan fundamental perusahaan yang baik dulu. Tapi, kalau mau coba, ya boleh-boleh saja. Nggak ada yang melarang. Aturan mainnya satu: pahami betul risikonya, dan bersedia menanggungnya sendiri.
So, berniat untuk sukses menjadi trader saham? Ikuti beberapa aturan main trading saham pemula berikut ini.
[toc]
Aturan Main Trading Saham Pemula yang Harus Diperhatikan
Yakinkan diri benar-benar, mau jadi trader?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, trading artinya kamu akan mencari keuntungan dari selisih harga jual dan beli dalam waktu yang relatif singkat. Artinya, kamu kudu siap untuk bekerja keras, layaknya profesi-profesi yang lain.
Sebagai trader, kamu harus siap untuk memantau pergerakan portofoliomu sesering mungkin. Karena berbeda dengan investor yang melakukan investasi saham untuk menyimpan portofolio dalam jangka waktu yang lama dan memanen keuntungan di masa depan (saat tujuan keuangan sudah dekat), trader akan mengharapkan keuntungan setiap hari meski hanya sedikit demi sedikit.
Nah, di sinilah kadang malah jadi boncos, karena pada labil memilih mau jadi investor atau trader. Jangan sampai nih ya, ikut beli saham IPO, misalnya, hanya karena ngehype. Terus galau, ketika sahamnya ARB atau ARA, lepas enggak, lepas enggak. Terus, malah jadi nyangkut, gegara telat lepas.
So, cek lagi kebutuhanmu, kondisi dan juga kemampuanmu; kamu lebih cocok ke yang mana: investor atau trader?
Pilih sekuritas
Hari gini, masa masih menyusahkan diri sendiri dengan mendatangi kantor sekuritas untuk beli saham? Sudah banyak perusahaan sekuritas yang punya aplikasi trading saham online loh. Buka rekeningnya gampang, saldo juga enggak dibatas mau berapa.
Catatan saja, pilihlah sekuritas dengan biaya transaksi paling rendah. So, please do your homework ya: riset dan survei. Dapatkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan.
Tapi, apa sih yang dimaksud dengan biaya transaksi?
Biaya rekening adalah biaya yang dikenakan setiap kali kamu melakukan pembelian dan penjualan saham. Biaya inilah yang menjadi sumber pendapatan sekuritas atau broker yang kamu manfaatkan jasanya. So, sudah pasti, biaya ini akan selalu ada, tetapi ada sekuritas yang menawarkan nominal yang cukup minim, sehingga tak memberatkanmu. Bayangkan, jika kamu harus trading saham pemula—jual beli saham—secara harian dan kamu harus membayar biaya transaksi yang besar. Yang ada ya boncos. Keuntungan “cuma” 1 – 2 persen, sudah dipotong pula untuk transaksi.
Besarnya biaya admin ini memang berbeda-beda antara perusahaan sekuritas yang satu dengan yang lainnya. Dan, biasanya juga, ada biaya yang berbeda antara saat membeli dan menjual saham. Ada yang memberlakukan 0.19 persen untuk pembelian, dan 0.20 persen untuk penjualan. Kayak gitu-gitu deh.
Cuma, biasanya sih, yang punya biaya transaksi besar itu juga punya aplikasi yang mumpuni. So, yeah, kembali lagi ke kamu deh pertimbangannya. Do your own research ya.
Pilih saham
Nah, di sini nih bagian yang paling tricky. Kalau bingung memilih, kamu bisa memilih dulu berdasarkan indeks saham yang sudah ada. Saat ini ada 29 indeks tercatat di Bursa Efek Indonesia. Kenali beberapa di antaranya, yang sesuai dengan ketertarikanmu pada industrinya. Lakukan survei yang mendalam terhadap “anggota” indeks saham tersebut.
Indeks saham ini dikeluarkan oleh BEI sebagai patokan statistik pergerakan harga saham, yang dikelompokkan dalam kategori dan kriteria tertentu. Ada yang dikelompokkan berdasarkan likuiditasnya, ada sektoral, ada punya yang berdasarkan pengelolaannya.
Memilih saham yang berada dalam indeks bisa jadi cara yang relatif rendah risiko untuk trading saham pemula. Pasalnya, saham-saham yang sudah dikumpulkan ini, sudah melalui cek dan verifikasi dari BEI sendiri.
Kalau sudah memilih indeks, lalu bagaimana memilih saham-sahamnya? Untuk trading saham pemula, mulailah dengan saham milik emiten yang produknya banyak digunakan, yang dapat mencetak keuntungan besar setiap tahun. Misalnya seperti emiten-emiten consumer good, perbankan, atau telekomunikasi. Lakukan analisis teknikal dan fundamental dengan mendalam.
Sabar dan kelola emosi
Patience is virtue. Begitu katanya. Dan, hal ini berlaku banget dalam trading saham pemula. So, kelola emosimu dengan baik, karena faktanya, emosi ini memang merupakan “musuh” utama para investor dan trader, bahkan bagi yang jam terbangnya sudah tinggi sekalipun.
Contoh sabar: mulailah dengan modal kecil, lalu tambah modal seiring waktu ketika kamu sudah bisa mendapatkan celah dan ritmenya.
Kesabaran dalam trading saham pemula akan diuji saat mengalami kerugian. Pilihannya ada dua: panik atau tenang. Kalau panik, maka kamu bisa jadi akan menjual saham dengan harga yang “salah”. Kalau tenang, kamu akan dapat menganalisis waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham sehingga menghasilkan keuntungan yang optimal.
Kelola keuanganmu dengan baik, alokasikan dana khusus untuk mulai trading saham pemula. Pastikan kamu tidak menggunakan dana-dana yang sudah ada peruntukannya, misalnya uang SPP anak, dana pensiun, dana buat renovasi rumah, dana buat belanja dapur, dan sebagainya.
Ingat ya, semakin besar dana yang kamu trading-kan, maka risikonya juga akan semakin tinggi.
Pantau pasar
Prinsip dalam trading saham pemula ini sama saja kayak prinsip perdagangan pada umumnya: dapatkan keuntungan dari selisih harga. So, kamu mesti membeli saham saat harga murah atau turun, dan menjualnya ketika harga saham naik.
So, pastikan kamu membeli saham yang harganya sedang turun dengan potensi naik di kemudian hari. Bukan sebaliknya ya.
Lakukan stop loss
Lalu, gimana kalau saham yang kita beli harganya semakin rendah? Rugi dong?
Yah, prinsip dalam trading saham pemula yang harus selalu kamu ingat adalah meminimalkan kerugian sebaik mungkin. Kalau memang merugi, pastikan jangan terlalu besar. So, lakukan stop loss.
Ada 2 metode stop loss yang bisa kamu lakukan dalam trading saham pemula, yaitu dengan cara manual dan otomatis.
Secara manual adalah kamu melakukan penutupan trading sendiri, setelah menentukan nilai paling rendah dari sahammu. Misalnya kamu punya saham dengan harga Rp1.000 per lembar. Kamu telah menetapkan stop loss sebesar 10%. Maka ketika saham mencapai harga paling rendah Rp900, kamu segera menjualnya. Dengan begini, kerugianmu “hanya” sebesar 10% saja.
Stop loss secara otomatis dilakukan dengan bantuan software. Kamu, sebagai trader, tinggal tetapkan saja kriteria stop loss, dan software atau bot yang akan melakukannya apabila levelnya sudah tercapai.
Lalu, mana yang lebih baik digunakan untuk trading saham pemula? Manual atau otomatis? Jawabannya akan tergantung pada jawabanmu pada pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Punya waktu nggak untuk mengamati pasar sesering mungkin? Kalau bisa, manual saja.
- Seberapa besar risiko yang bisa terjadi? Semakin berisiko, stop loss otomatis akan lebih baik.
- Kamu emosian nggak? Kalau emosian, otomatis akan lebih baik.
- Bagaimana time frame trading kamu? Kalau terlalu pendek atau terlalu panjang, lebih baik manual saja.
Nah, itu dia beberapa aturan main yang perlu kamu ingat untuk mulai trading saham pemula. Sudah pusing? Semoga belum.
Jangan lupa, untuk sehatkan keuanganmu dulu ya. Pastikan kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi dengan baik, punya dana darurat dan asuransi yang memadai juga, sebelum kamu benar-benar terjun ke dunia trading saham pemula.
Ini ada buku yang perlu banget kamu baca nih.
Ebook Kemerdekaan Finansial Level #1: Arus Kas Positif & Budgeting, termasuk alat cek kesehatan keuangan & budgeting + contoh pengisian. Hanya Rp47.770, cara belinya tinggal klik saja button di bawah ini, dan ikuti petunjuk berikutnya.
No Responses