Jika kamu memilih saham sebagai instrumen investasi untuk mengantarmu mencapai tujuan keuangan, maka kamu perlu mempelajari analisis laporan keuangan dengan benar.
Memang, zaman sekarang. Apalagi di tengah inflasi yang meningkat, kalau menabung saja untuk mencapai tujuan keuangan, rasanya enggak bakalan terkejar. So, kadang kita memang perlu memasukkan saham dalam portofolio, terutama jika kamu punya tujuan keuangan yang besar. Pasalnya, instrumen rendah risiko ya tingkat pengembaliannya juga rendah. Bisa jadi untuk jangka panjang, jadi tidak optimal. Pas waktunya mau dipakai, eh … nilainya belum sampai.
Salah satu hal penting dalam investasi saham adalah bagaimana memilih saham yang paling potensial untuk memberikan keuntungan optimal hingga jangka waktunya tercapai. So, untuk bisa memilihnya, investor perlu tahu cara analisis laporan keuangan yang benar. Pasalnya, untuk bisa mengetahui saham perusahaan yang baik—salah satunya—bisa dilihat dari laporan keuangannya.
Jadi, mari kita bahas khusus kali ini dalam artikel ini. Simak sampai selesai ya.
[toc]
Apa Itu Laporan Keuangan?
Dari Wikipedia didapatkan definisi laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan dari suatu perusahaan. Sedangkan dari buku Cara Mudah Memahami Laporan Keuangan karya Joelardi Sunendar, adanya laporan keuangan ini akan dapat menggambarkan kondisi perencanaan keuangan sebuah perusahaan yang sesungguhnya.
So, singkatnya, kalau mau melihat sehat tidaknya suatu perusahaan, kamu bisa melihatnya dalam laporan keuangan ini.
Terdapat beberapa rasio keuangan yang bisa diperhatikan untuk menentukan sehat tidaknya perusahaan sehingga akan berpengaruh pada keputusan layak tidaknya saham perusahaan tersebut dimasukkan ke dalam keranjang portofoliomu. Apa saja? Yuk, kita lihat.
Rasio Analisis Laporan Keuangan
1. Pertumbuhan Pendapatan
Bagian pertama yang perlu dicermati adalah pada pertumbuhan pendapatan. Cek apakah pendapatan perusahaan per tahun bisa tumbuh dengan baik, setidaknya 5% setiap tahunnya dalam 5 tahun belakangan.
Dalam analisis laporan keuangan, terutama dari pertumbuhan pendapatan, kamu akan mendapatkan gambaran bagaimana perusahaan bertumbuh sehingga ini bisa jadi acuan gambaran potensi pertumbuhan ke depannya.
2. Net Profit Margin
Net profit margin adalah prosentase pendapatan bersih setelah pendapatan kotor dikurang biaya operasional, pajak, bunga, dividen, dan faktor pengurang lainnya yang mungkin ada.
Umumnya, perusahaan yang memiliki net profit margin minimal 10% bisa dianggap sebagai perusahaan yang sehat. Namun, hal ini juga bergantung dari sektor industrinya—dalam artian, bisa saja lebih besar, bisa juga lebih kecil. So, kamu juga harus mengecek perusahaan lain dalam sektor yang sama.
3. Return on Equity
Return on equity adalah tingkat pengembalian investasi, atau perbandingkan jumlah laba yang bisa dihasilkan oleh perusahaan terhadap jumlah modal yang diberi oleh investor atau pemegang saham. Pada prinsipnya RoE akan bisa menggambarkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan, yang diperhitungkan dengan investasi atau penanaman modalnya.
RoE merupakan indikator paling dasar dalam analisis laporan keuangan secara fundamental. Jika RoE bagus, maka kemungkinan besar elemen lain dalam laporan keuangan tersebut juga akan bagus. Umumnya, jika persentase RoE bisa lebih dari 15%, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki kinerja bisnis yang kuat. Jika kurang dari 15%, investor pada umumnya akan menganggapnya tidak menguntungkan, so lebih baik tidak perlu dibeli.
Untuk menghitung RoE, kamu perlu mengecek bagian laba dalam analisis laporan keuangan perusahaan terkait, total ekuitasnya. Kemudian bandingkan keduanya, dan dikalikan 100%.
Contoh: Perusahaan ZXCV dapat mencapai laba hingga Rp850 miliar di tahun 2021. Sedangkan total ekuitasnya adalah Rp3.5 triliun. RoE-nya adalah sebagai berikut.
RoE = Rp850 miliar : Rp3.5 triliun x 100
= 24.29%
Ini adalah RoE yang cukup bagus.
4. Debt to Equity
Debt to equity adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang yang digunakan untuk membiayai aset dan operasional terhadap modal dari investor. Semakin rendah rasio ini, maka artinya semakin sedikit pula utang yang menjadi beban perusahaan—yang berarti kondisinya baik. Besarannya antara 0.5 – 1. Kurang tentu lebih baik.
Nah, itu dia cara analisis laporan keuangan yang benar untuk bisa memilih saham yang potensial.
Kamu bisa mengunduh laporan keuangan secara lengkap dari website resmi Bursa Efek Indonesia.
Jadi, harus dihitung satu per satu per perusahaan dong ya? Well, yang perlu kamu lakukan memang harus shortlist dulu dari daftar emiten yang ada 700 lebih yang melantai di Bursa Efek Indonesia. Kamu bisa menentukan dulu, pengin investasi di industri apa, sektor mana, dan sebagainya. Tenang, ada juga berbagai indeks saham yang bisa membantumu melakukan shortlisting.
Baru dari hasil shortlisting, kamu mengecek dan melakukan analisis laporan keuangannya satu per satu, untuk memantapkan pilihanmu.
Nah, selamat berinvestasi ya! Semoga pilihan sahammu sesuai, dan bisa melayani kebutuhan tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan.