Tahun 2024, seperti tahun-tahun sebelumnya dan tahun-tahun yang akan datang, para pengabdi gajian akan kembali menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai bentuk penghargaan dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Kenapa sih harus ada THR? Kan, sudah pada dapat gaji. Mana gede lagi. Uhuk.
Sttt, tenang. Jangan ketrigger. Sesekali boleh yuk, kita lihat apa dan mengapa sampai ada THR ini. Taruhan, pasti ada yang belum tahu asal muasal munculnya Tunjangan Hari Raya alias THR di kalangan para karyawan.
Kita bahas ya!
Apa Itu Tunjangan Hari Raya (THR), dan Bagaimana Awal Mulanya?
Tunjangan Hari Raya yang diberikan—bahkan sudah ada aturan resmi dari pemerintah—oleh perusahaan diharapkan dapat membantu karyawan dalam mempersiapkan kebutuhan Idulfitri. Selain itu, juga diharapkan dapat memberikan manfaat finansial yang lebih baik bagi karyawan itu sendiri di masa depan.
Meskipun—dengar-dengar—jumlah total THR yang akan diberikan pada tahun 2023 untuk ASN enggak full seperti sebelumnya, tapi ya hal ini sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Karena ada loh peraturannya yang menyebutkan, bahwa pemberian THR harus dengan memperhatikan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja karyawan selama satu tahun terakhir.
Sejarah THR bahkan sudah sangat panjang, sudah dimulai di masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, para buruh yang bekerja di perkebunan atau pabrik gula tidak diizinkan pulang ke kampung halaman selama satu tahun. Oleh karena itu, pada saat Idulfitri, majikan memberikan sejumlah uang kepada para buruh untuk membeli pakaian dan mempersiapkan kebutuhan Idulfitri. Dalam hal ini, pemberian uang ini disebut santunan hari raya.
Setelah Indonesia merdeka, tradisi pemberian santunan hari raya ini terus berlanjut, dan berkembang menjadi Tunjangan Hari Raya seperti yang sekarang. Tahun 1950, pemerintah Indonesia mengeluarkan Keputusan Presiden yang menetapkan bahwa setiap perusahaan di Indonesia wajib memberikan THR kepada karyawannya.
Seiring dengan perkembangan zaman, THR menjadi semakin penting bagi karyawan, terutama pada masa sekarang. THR menjadi sumber tambahan penghasilan bagi karyawan dan juga memberikan motivasi bagi mereka untuk terus bekerja keras dan berprestasi di tempat kerja. Oleh karena itu, THR telah menjadi tradisi yang diapresiasi oleh banyak orang dan terus dipertahankan hingga saat ini.
Kelola Tunjangan Hari Raya dengan Bijak
Karena tujuannya baik, maka sebagai penerima, adalah kewajibanmu untuk mengelola Tunjangan Hari Raya ini dengan baik juga.
Mengelola Tunjangan Hari Raya (THR) dengan bijak sangat penting karena hal ini dapat memberikan manfaat finansial yang baik bagi kamu. Ketika THR dikelola dengan baik, kamu dapat memaksimalkan manfaatnya dan memenuhi kebutuhanmu secara efektif. Mulai dari membeli kebutuhan pokok, membayar utang, memberikan sedekah, mempersiapkan masa depan, atau membeli hadiah untuk keluarga atau teman.
Di sisi lain, jika THR tidak dikelola dengan bijak, hal ini dapat mengakibatkan masalah keuangan bagi kamu. Misalnya, menghabiskan THR untuk konsumsi atau hiburan semata, tidak mempertimbangkan kebutuhan pokok atau mengambil utang baru. Hal ini dapat mengakibatkan kamu bisa mengalami kesulitan finansial di masa depan, seperti memiliki utang yang semakin menumpuk atau kekurangan dana saat keadaan mendesak.
So, mengelola THR dengan bijak dapat membantumu menjaga keseimbangan keuangan yang sehat dan mempersiapkan kebutuhanmu sendiri di masa depan. Selain itu, dengan mengelola THR secara efektif, kamu juga dapat menunjukkan sikap yang bertanggung jawab terhadap perencanaan keuangan pribadi dan membangun reputasi sebagai karyawan yang dapat diandalkan oleh perusahaan tempat kamu bekerja.
Prioritas Tunjangan Hari Raya
Tunjangan Hari Raya bisa dibilang merupakan sumber pendapatan tambahan yang penting bagi banyak orang untuk merayakan Idulfitri dengan gembira. Agar dapat memanfaatkan tunjangan Hari Raya secara bijak, ada beberapa pos pengeluaran yang perlu diprioritaskan.
Zakat atau sedekah
Sebagai umat Muslim, memberikan zakat atau sedekah adalah salah satu kewajiban yang harus dipenuhi. Memanfaatkan tunjangan Hari Raya untuk memberikan zakat atau sedekah dapat membantu membantu saudara-saudara yang kurang beruntung dan memperoleh pahala di bulan yang suci ini.
Pembayaran utang
Kalau kebetulan memiliki utang, kamu bisa menggunakan Tunjangan Hari Raya yang kamu terima untuk membayarnya. Hal ini akan membantu mengurangi beban finansialmu, dan menghindari akumulasi bunga dan denda.
Kebutuhan pokok
Pastikan kamu memiliki cukup dana untuk membeli kebutuhan pokok, seperti makanan, minuman, dan obat-obatan. Jangan lupa juga untuk menyisihkan dana untuk membayar tagihan rutin seperti listrik, air, gas, dan telepon.
Persiapan mudik
Kalau tahun ini berencana mudik, maka pastikan untuk mempertimbangkan biaya perjalanan, akomodasi, dan makanan selama perjalanan. Kamu juga bisa memanfaatkan THR untuk ongkos mudik nanti.
Jangan lupa beli oleh-oleh buat sekampung. Karena ya, itu sih yang ngangenin dari Lebaran di kampung ya kan? Bagian dari kegembiraan Hari Raya adalah memberikan hadiah kepada keluarga dan teman. Namun, pastikan untuk mengatur anggaran untuk hadiah agar tidak melebihi kemampuan keuangan kamu.
Menabung dan/atau investasi
Terakhir, jika masih ada sisa dana setelah memenuhi pos pengeluaran yang penting, gunakanlah untuk menabung dan investasi. Menabung dapat membantu mempersiapkan kebutuhan di masa depan, seperti untuk pendidikan anak, pensiun, atau membeli properti.
Jadi, ayo kelola Tunjangan Hari Raya yang kamu dapatkan dengan bijak. Penting untuk mengatur anggaran secara bijak dan memprioritaskan pos pengeluaran yang paling penting agar dapat memanfaatkan Tunjangan Hari Raya secara efektif dan meraih kebahagiaan selama liburan.
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!