Mulai investasi saham itu gampang. Tapi begitu masuk ke dalamnya, baru terasa banyak hal yang harus dipelajari. Salah satu yang paling penting dan sering bikin bingung pemula adalah cara menyusun portofolio saham. Bukan cuma soal beli saham yang lagi naik, tapi juga tentang bagaimana menyusun pilihan dengan strategi yang tepat dan tahan banting.
Banyak orang yang langsung semangat beli saham pertama, tapi lupa memikirkan komposisi dan tujuannya. Padahal, portofolio yang baik itu butuh perencanaan sejak awal. Gak cuma ngikut tren atau rekomendasi orang. Perlu tahu dulu dasar-dasarnya, supaya langkah pertama nggak jadi asal coba-coba.
Mengatur Portofolio Saham
Supaya langkah investasi makin terarah, penting untuk tahu cara menyusun portofolio saham sejak awal. Berikut beberapa hal dasar yang bisa dijadikan panduan buat membangun portofolio saham yang sehat dan seimbang.
1. Tentukan Tujuan Investasi
Sebelum buka aplikasi dan beli saham, penting banget untuk tahu arah dulu. Uang yang mau diinvestasikan ini rencananya buat apa? Buat dana pensiun? Tambahan penghasilan dari dividen? Atau buat target jangka pendek, misalnya beli motor atau DP rumah?
Kalau sudah jelas, cara mainnya jadi lebih terarah. Misalnya, kalau tujuannya jangka panjang, jenis saham yang dipilih sebaiknya yang stabil dan punya kinerja bagus selama bertahun-tahun. Tapi kalau targetnya lebih dekat, misalnya 2–3 tahun ke depan, bisa mulai melirik saham yang sedang tumbuh cepat.
Tujuan ini juga bikin mental lebih siap. Waktu harga saham naik-turun, kita gak gampang goyah. Karena tahu, uang itu memang belum akan dipakai sekarang. Jadi bisa tetap tenang dan gak panik.
Baca juga: Cara Memilih Saham Blue Chip untuk Investasi yang Aman demi FIRE
2. Kenali Profil Risiko
Setiap orang punya batas kenyamanan yang beda-beda soal risiko. Ada yang santai aja lihat nilai saham turun. Tapi ada juga yang langsung deg-degan padahal turunnya baru 5 persen.
Nah, penting untuk jujur ke diri sendiri: seberapa siap menghadapi fluktuasi? Kalau masih gampang panik, berarti lebih cocok mulai dari saham-saham yang cenderung aman. Seperti saham perusahaan besar yang sudah terbukti bertahan puluhan tahun.
Tapi kalau merasa bisa tenang dan tahan banting, bisa mulai main sedikit di saham yang fluktuasinya tinggi. Tetap harus tahu cara bacanya, ya. Jangan asal nekat hanya karena pengin cuan cepat.
3. Diversifikasi Sektor
Banyak pemula kepikiran buat beli semua saham dari satu sektor yang lagi naik untuk portofolio saham masing-masing. Misalnya, semua sahamnya sektor bank. Atau semua di teknologi.
Padahal, dunia saham itu dinamis. Sektor yang hari ini kelihatan bagus, bisa saja beberapa bulan lagi melemah.
Makanya, penting untuk sebar dana ke berbagai sektor. Misalnya gabungkan saham perbankan, konsumer, energi, dan telekomunikasi. Tujuannya biar kalau satu sektor turun, yang lain bisa bantu tutup.
Sederhananya: jangan taruh semua telur di satu keranjang. Kalau keranjang itu jatuh, semua pecah. Tapi kalau dibagi ke beberapa, masih ada yang aman.
4. Tentukan Komposisi Dana
Setelah tahu mau investasi di mana, langkah selanjutnya adalah mengatur porsi dana. Jangan asal beli semua saham dengan nilai yang sama.
Bayangkan portofolio itu kayak piring makan. Ada nasi, lauk, dan pelengkap. Nah, dalam saham juga begitu. Sebaiknya sebagian besar dana (misalnya 50%) masuk ke saham yang stabil dan rutin bagi dividen. Ini jadi fondasi utama.
Lalu sebagian lagi (sekitar 30%) bisa masuk ke saham yang sedang bertumbuh, yang performanya makin bagus tapi belum setenang saham besar. Sisanya (20%) baru deh dipakai untuk saham yang agak agresif. Saham jenis ini memang naik-turunnya cepat, tapi potensinya besar.
Dengan komposisi kayak gini, portofolio saham tetap punya harapan tumbuh, tapi risikonya gak kebablasan.
5. Mulai dari Nominal Kecil
Banyak yang ragu mulai investasi karena dikira butuh modal besar. Padahal, beli saham sekarang bisa dimulai dari Rp100.000 atau bahkan kurang. Yang penting bukan seberapa besar nominalnya, tapi seberapa konsisten belajarnya. Coba dulu beli satu saham, rasakan naik-turunnya, lihat pergerakan harian.
Kalau ada waktu, baca laporan keuangannya. Lihat kabar soal perusahaannya. Lama-lama akan terbiasa dan paham sendiri polanya. Mulai dari kecil itu bukan berarti gak serius. Justru itu cara paling aman buat belajar tanpa harus takut rugi besar.
6. Rutin Evaluasi Portofolio
Investasi saham itu gak bisa beli lalu ditinggal. Harus ada evaluasi berkala. Bukan setiap hari, tapi setidaknya sebulan sekali.
Cek lagi: saham yang dibeli masih relevan gak? Performa keuangannya membaik atau justru menurun? Kalau ada yang stagnan atau malah anjlok terus, jangan ragu pertimbangkan untuk dilepas. Sebaliknya, kalau ada yang justru naik pesat, bisa juga dijual sebagian buat amankan keuntungan.
Evaluasi ini bukan buat buru-buru ambil keputusan. Tapi buat tahu apakah arah portofolio saham masih sesuai tujuan awal.
7. Update Ilmu dan Berita Pasar
Pasar saham cepat berubah. Satu berita bisa bikin harga saham langsung bergerak. Karena itu, penting banget untuk terus update. Mulailah dari hal sederhana. Baca berita ekonomi. Lihat laporan keuangan perusahaan. Ikuti akun-akun yang rutin bahas saham dengan bahasa yang mudah dipahami.
Dengan rutin update, jadi lebih peka terhadap kondisi pasar. Gak gampang percaya rumor, dan bisa ambil keputusan berdasarkan data, bukan sekadar feeling.
Baca juga: Begini Cara Investasi Saham BCA untuk Investor Pemula
Mengatur portofolio saham memang butuh waktu dan proses. Tapi begitu terbiasa, semua akan terasa lebih ringan dan masuk akal.
Yang penting, jangan terburu-buru dan tetap pegang tujuan awal. Portofolio saham yang baik bukan soal banyaknya cuan dalam semalam, tapi tentang bagaimana strategi itu bisa bertahan dalam jangka panjang. Mulai pelan, tetap konsisten, dan jangan berhenti belajar.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!