Apa kabar setelah BBM naik harga? Masih terus lancar, atau sudah mulai goyang nih?
Sepertinya prank-prank pemerintah masih terus akan terjadi sih ke depannya. Ya, enggak menyalahkan. Pasalnya, gejolak ekonomi dunia di luar sana memang lagi ngadi-adi, kalau orang Jawa bilang. Harga minyak mentah semakin melaju tak terjangkau, sementara masyarakat Indonesia masih mengandalkan subsidi. Bahkan, mirisnya lagi, justru mereka yang mampu yang ‘makan’ subsidinya.
So, mau enggak mau ya BBM naik harga harus diputuskan. Meskipun ada wacana pemberian bansos, tapi ya, hanya yang benar-benar butuh bantuan yang berhak menerimanya. Nah, masyarakat kelas menengah nih yang lagi-lagi terjepit. Mau ikut ngarep bansos, ya nggak pantes—karena yang lebih susah hidupnya itu lebih banyak. Sementara, kalau dianggap mampu ya, ngos-ngosan juga buat jalanin hidup ke depannya. Pasalnya, harga BBM naik pasti ngefek ke barang kebutuhan lain kan? Sementara gaji belum tentu naik dan menyesuaikan.
Mengsedih memang. Padahal sebenarnya yang masuk kategori kelas menengah ini kuotanya paling banyak di negeri ini.
Jadi kudu gimana?
[toc]
Mengatasi Pengeluaran yang Bertambah
Jadi, masalah sejuta umat yang sekarang harus dihadapi adalah pengeluaran yang bertambah.
Masalah? Ini jadi masalah? Seharusnya sih enggak, kalau penghasilanmu juga bertambah. Bener nggak tuh? Hehe. Bener dong! Tapi sebelum itu, mari kita lihat dulu beberapa hal berikut.
Buat rencana pengeluaran
Yuk, dilihat lagi catatan keuangannya. Jika kamu belum pernah mencatat pengeluaran sebelumnya, sekaranglah saat yang tepat untuk memulainya. Dengan begini, kamu bisa tahu dengan pasti, bagaimana kondisi keuanganmu, terutama untuk menghadapi efek BBM naik yang pastinya juga akan diikuti oleh kebaikan harga barang kebutuhan pokok lainnya.
Catatan pengeluaran juga akan membantu kamu untuk memperkirakan, apakah pengeluaran kamu cukup seimbang dengan penghasilan yang kamu terima. Jika tidak seimbang, terlalu besar misalnya, kamu bisa segera mencermati dan melakukan beberapa penyesuaian. Contohnya dengan mengurangi beberapa hal yang kurang penting atau menyusun ulang prioritas. Dengan cara ini juga, kamu bisa mulai mencari cara untuk menambah sumber penghasilan.
Membuat kategorisasi atau pos pengeluaran
Jika memang belum kamu lakukan, maka hal ini juga bisa mulai kamu buat sekarang. Kategorisasi ini juga dapat membantumu untuk menyusun ulang prioritas.
Nah, pada dasarnya pos pengeluaran ini bisa dibagi ke dalam beberapa kategori yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Jadi, bisa berapa pun ya. Namun, setidaknya bisa dalam 4 kelompok sebagai berikut:
- Rutin. Ini adalah kelompok pengeluaran yang secara teratur dikeluarkan setiap bulan atau harinya. Misalnya belanja bulanan, listrik, pulsa, air, kontrak rumah, BBM, SPP anak, dan sebagainya. Miliki rekening khusus untuk kebutuhan yang akan ada setiap bulan ini.
- Tidak rutin. Ini adalah kelompok kebutuhan yang sifatnya tidak wajib dipenuhi setiap bulan atau hari, bahkan bisa dihilangkan kalau memang keuangan lagi sulit. Misalnya perawatan salon, liburan, hobi, nongkrong di kafe, dan sebagainya.
- Produktif. Kelompok ketiga ini adalah berbagai pengeluaran yang nantinya akan memberikan “return” atau nilai tambah pada diri sendiri. Istilah kerennya, biaya investasi pada diri sendiri. Misalnya ikut berbagai kelas yang kamu minati, buku-buku, dan sebagainya. Nah, catatan di sini: kamu harus bisa memastikan bahwa di masa mendatang, pengeluaran kamu di sini bisa “dikembalikan”. Misalnya, kamu kemudian bisa menambah penghasilan dengan mengerjakan beberapa proyek desain grafis setelah ikut kelasnya. Dan sebagainya.
- Tidak produktif. Nah, kelompok yang terakhir ini adalah jenis pengeluaran yang enggak memberikan imbal apa pun dalam hidupmu, termasuk dalam jangka waktu panjang. Biasanya “hanya” atas nama healing, self reward, dan sebagainya. Bukannya membuat diri sendiri happy itu tidak penting. Justru, itu sangat penting, sehingga harus dibuatkan rekening khusus juga dan dibuat anggarannya. Supaya, kamu bisa menikmatinya dengan lebih baik tanpa rasa bersalah, hanya karena uangmu jadi habis karenanya. Contoh di sini misalnya, liburan, beli barang-barang mahal atas nama mau dipamerin di Instagram, dan sebagainya. Buat batasan untuk pengeluaran terakhir ini, apalagi di saat-saat sulit seperti ketika BBM naik sekarang.
Bangun dana darurat
Dana darurat sangat berperan penting di saat-saat ketidakpastian dan krisis. So, jangan pernah sepelekan keberadaannya.
Jika saat ini kamu belum punya, maka sekaranglah saatnya untuk segera memilikinya. Pos dana darurat bukan investasi. Ini adalah dua hal yang berbeda. Dana darurat harus mudah diakses, mudah dicairkan, dan memenuhi minimal 3 bulan pengeluaran rutin. Dana darurat adalah bentuk perlindungan terhadap dirimu sendiri kalau harus mengalami risiko keuangan tak terduga atau mendadak.
Tambah penghasilan
Nah, ini dia nih yang malah sering enggak kepikiran.
Banyak orang berupaya berhemat kala BBM naik. Misalnya, mengurangi bepergian, mengurangi makan di luar, terus bagi-bagi tip gimana supaya bisa hemat BBM saat mengendarai mobil, dan sebagainya.
Well, bukannya hal-hal tersebut salah sih. Malah betul banget, kita memang harus berhemat kalau pengin keuangan tetap survive di masa-masa seperti sekarang. Tapi, pengeluaran yang bertambah ini juga bisa diatasi dengan membuat penghasilan yang seimbang. Which means, bisa jadi minta gaji naik atau menambah stream income.
Nah, kalau yang pertama sih, kayaknya balik ke kinerja masing-masing dan gimana kebijakan perusahaan ya. Tapi, buat opsi yang kedua, itu sebenarnya doable banget. Apalagi kalau kamu punya jam kerja cukup rutin, misalnya 9 to 5, dan setelah selesai biasanya tenggo aja langsung pulang ke rumah. Sementara, di rumah cuma rebahan atau melakukan hal-hal yang kurang berfaedah, mengapa enggak kamu manfaatkan untuk menambah penghasilan?
Berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
Menambah penghasilan secara aktif
Ini artinya kamu bekerja lagi, selain pekerjaan utamamu di kantor. Misalnya, jualan online, mengerjakan proyek-proyek lepas sesuai minat atau keahlianmu, jadi driver taksi online atau ojol di after hours atau weekend, dan sebagainya.
Menambah penghasilan secara pasif
Ini artinya kamu memanfaatkan aset yang sudah kamu miliki, jika ada. Misalnya menyewakan rumah atau apartemen, menyewakan kendaraan seperti mobil atau motor, dan sebagainya.
Nah, mulai cari ide deh sekarang. Pasalnya, sebenarnya sih menambah penghasilan seperti ini akan jauh lebih efektif untuk mengimbangi pengeluaran yang bertambah.
Kamu juga bisa, misalnya, menambah pengetahuan atau skill baru atau juga memperdalam keahlian tertentu yang sudah kamu miliki. Harapannya, kamu bisa menggunakannya dengan lebih baik di kantor, sehingga peluang untuk dipromosikan lebih besar. Dengan demikian, penghasilan dari gaji di kantor bisa jadi juga ditingkatkan.
Investasi
Investasi ini bisa jadi merupakan salah satu bentuk menambah penghasilan secara pasif ya. Tapi, enggak seperti menyewakan properti, imbal investasi biasanya jangka waktunya lebih panjang. So, ini harus dipisahkan dari upaya menambah penghasilan seperti di atas.
Investasi sangat efektif untuk melawan efek inflasi. Perkara BBM naik ini juga akan bisa diatasi dengan investasi untuk jangka waktu yang lebih panjang nantinya. Berbagai tujuan keuangan juga bisa kita jamin untuk tercapai dengan adanya investasi. So, yuk, belajar bagaimana berinvestasi yang baik mulai hari ini. Momennya pas banget!
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi pengeluaran yang bertambah gara-gara BBM naik. Kamu masih bisa cari ide lain? Monggo! Dan, yang penting segera dilakukan. Agar efeknya bisa langsung dapat dirasakan.
Semoga kita semua survive melewati masa-masa sulit ini ya!