Bagi banyak pemula, memahami cara beli saham pemula adalah kunci untuk membangun portofolio yang kuat dan berkelanjutan. Apalagi kalau pengin manfaatin saham sebagai instrumen untuk mencapai FIRE.
Langkah awal yang tepat dalam investasi saham nanti bisa bantu untuk memaksimalkan potensi keuntungan sambil mengelola risiko dengan baik. Investasi saham juga memberikan peluang untuk mengembangkan dana secara signifikan dalam jangka panjang.
FIRE memang semakin populer sebagai tujuan keuangan jangka panjang. Strategi ini fokus pada menabung dan berinvestasi secara konsisten agar bisa pensiun lebih awal.
Saham menjadi salah satu instrumen terbaik untuk mencapai target ini. Tapi, kalau dilakukan tanpa pemahaman yang cukup, ya risikonya sudahlah tinggi, semakin tinggi lagi.
So, adalah penting bagi kamu untuk tahu langkah-langkah yang tepat dalam beli saham pemula, dan memulai investasi secara cerdas.
Panduan Beli Saham Pemula
Beli saham pemula saja sih memang gampang. Satset deh pokoknya. Cuma, kan ya kita kudu memperhitungkan dengan baik, karena pastinya pengin yang menguntungkan kan? So, supaya terhindari dari kesalahan, berikut beberapa hal yang kudu diperhatikan dan dilakukan untuk beli saham pemula.
1. Pahami Kebutuhan dan Target FIRE
Langkah pertama beli saham pemula untuk mencapai FIRE adalah menghitung target yang dibutuhkan sesuai gaya hidup dan pengeluaran bulanan. Karena targetnya FIRE, ya berarti kudu memastikan dana pensiun cukup dipakai untuk hidup selama menjalani masa pensiun yang lebih panjang tersebut.
Sudah tahu rumusnya kan? Yes, the 4% rule. Kalau disederhanakan, jadi begini:
Target Dana Pensiun = Pengeluaran Tahunan x 25
Jika pengeluaran bulanan Rp10 juta, pengeluaran tahunan adalah Rp120 juta. Maka, target dana pensiun sebesar Rp120 juta x 25 = Rp3 miliar. Target inilah yang akan jadi acuan untuk menyusun strategi investasi demi mencapai kebebasan finansial. Jadi nantinya, kalau kamu mau beli saham pemula, ya harus bisa mencapat target Rp3 miliar itu untuk FIRE.
Baca juga: Berkenalan The 4% Rule: Sebuah Formula untuk Menghitung Dana Pensiun
2. Mulai dari Nominal Kecil
3 miliar gede banget! Ya memang. Tapi enggak harus dikumpulin sekaligus kok.
Investasi dapat dimulai dengan modal kecil tanpa harus menunggu dana besar. Pilih instrumen seperti reksa dana saham atau ETF. Keduanya tetap beli saham pemula, tapi bisa mulai dari Rp100 ribu.
Keep in mind, bahwa fokus utama pada tahap awal adalah belajar memahami cara kerja pasar, risiko, dan strategi investasi. Hasil ini bukan prioritas awal beli saham pemula, tetapi pembelajaran dan konsistensilah yang akan jadi fondasi untuk investasi yang lebih besar di masa depan.
3. Gunakan Platform yang Mudah Dipahami
Pilih platform investasi saham yang ramah pemula dan mudah digunakan, seperti Ajaib, Bibit, atau IPOT. Boleh juga pakai yang lain, sesuai preferensi. Pastikan platform tersebut telah terdaftar di OJK untuk menjamin keamanan.
Periksa juga fitur yang ditawarkan, seperti biaya transaksi rendah, proses registrasi yang sederhana, dan akses ke materi edukasi untuk membantu memahami dasar-dasar investasi. Dengan platform yang ramah pemula, proses beli saham pemula pun lebih mudah.
4. Pilih Produk Saham yang Ramah Pemula
Beli saham pemula dengan menekan risiko serendah mungkin dulu. Beli yang kamu paham, seperti ETF berbasis indeks (misalnya IDX30 atau LQ45).
Alternatif lain adalah reksa dana saham, yang dikelola oleh manajer investasi profesional sehingga cocok untuk pemula yang belum memahami analisis pasar. Produk ini memberikan peluang pertumbuhan investasi jangka panjang dengan pengelolaan yang lebih praktis.
5. Gunakan Strategi Otomatis
Gunakan strategi Dollar Cost Averaging untuk mempermudah beli saham pemula dan berinvestasi secara rutin dengan nominal tetap. Misalnya, kamu bisa berinvestasi Rp1 juta setiap bulan, tanpa memperhatikan naik-turunnya harga pasar.
Dengan begitu, kamu bisa membangun kebiasaan investasi yang disiplin, menghindari keputusan emosional, dan menyebarkan risiko akibat volatilitas pasar. Dengan DCA, pembelian saham dilakukan secara konsisten, sehingga harga rata-rata investasi menjadi lebih stabil dalam jangka panjang.
6. Fokus pada Saham Blue Chip
Prioritaskan investasi pada saham blue chip, yaitu saham dari perusahaan besar dengan reputasi baik seperti BBCA, BBRI, TLKM, dan sejenisnya. Saham-saham ini dikenal stabil, memiliki fundamental yang kuat, dan potensi pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan.
Selain itu, perusahaan blue chip sering membagikan dividen rutin, bisa kasih kamu tambahan penghasilan pasif. Jadi, pastikan beli saham pemula dari perusahaan dengan kinerja keuangan solid, seperti laba bersih yang konsisten dan utang terkendali, untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang kesuksesan investasi.
7. Belajar Membaca Laporan Keuangan Sederhana
Agar bisa beli saham pemua yang benar, seperti di atas, belajar deh memahami laporan keuangan dasar untuk mengevaluasi kesehatan perusahaan. Fokus pada rasio penting, kayak Price-to-Earnings (P/E) untuk mengetahui apakah saham tergolong murah atau mahal, Debt-to-Equity (D/E) untuk mengukur tingkat utang dibandingkan ekuitas, dan pertumbuhan laba bersihnya.
Pilih perusahaan dengan pendapatan stabil, margin laba yang baik, dan utang terkendali. Pasalnya, ini menunjukkan kemampuan perusahaan bertahan dalam berbagai kondisi pasar.
8. Hindari Kesalahan Pemula
Hindari keputusan impulsif dalam beli saham pemula. Jangan beli saham hanya karena rekomendasi di media sosial tanpa melakukan riset yang bener.
Waspadai saham gorengan, yaitu saham dengan fluktuasi harga tinggi tetapi tanpa fundamental kuat, karena berisiko merugikan. Jika harga saham turun, jangan panik. Justru gunakan momentum tersebut untuk menganalisis, apakah perlu beli lagi. Sesuaikan dengan kebutuhan.
9. Catat dan Evaluasi Perkembangan
Lacak semua transaksi dan kinerja saham dalam portofolio untuk memantau kemajuan investasi. Gunakan aplikasi atau spreadsheet sederhana untuk mencatat tanggal pembelian, jumlah saham, harga beli, serta perkembangan nilai investasi.
Lakukan evaluasi portofolio secara rutin setiap 3-6 bulan untuk memastikan alokasi aset tetap sesuai dengan tujuan FIRE. Penyesuaian diperlukan jika ada perubahan target keuangan atau kondisi pasar yang signifikan, seperti melakukan rebalancing agar tetap optimal.
Contoh Praktis: Investasi Rp1 Juta per Bulan di ETF IDX30
Untuk memberikan gambaran beli saham pemula, berikut contoh perhitungan investasi rutin ke ETF IDX30 dengan asumsi rata-rata imbal hasil tahunan sebesar 10%.
Misalnya:
- Nominal investasi bulanan: Rp1 juta
- Instrumen investasi: ETF IDX30
- Target jangka waktu: 15 tahun
- Rata-rata imbal hasil: 10% per tahun
Perhitungan:
Menggunakan formula future value of investment dengan metode Dollar Cost Averaging (DCA):
FV = P x (((1 + r)n – 1)/r)
Keterangan:
- FV = Nilai investasi di masa depan
- P = Investasi bulanan (Rp1 juta)
- r = Imbal hasil per bulan (10% per tahun = 0,833% per bulan)
- n = Jumlah periode (15 tahun x 12 bulan = 180 bulan)
Hasilnya:
Nilai portofolio setelah 15 tahun akan mencapai sekitar Rp452,7 juta. Angka ini didapatkan dengan hanya menyisihkan Rp1 juta per bulan secara konsisten.
Masih kurang? Kalau ilustrasi di atas, kamu butuh dana pensiun Rp3 miliar loh, untuk bisa FIRE 15 tahun lagi, dengan pengeluaran sebulan Rp10 juta. Berarti harus dihitung dengan cara lain.
Baca juga: Kamu Bingung Menghitung Dana Pensiun? Ini Cara Super Mudahnya!
Simulasi Target Dana Pensiun Rp3 Miliar
Jika target dana pensiun adalah Rp3 miliar, maka diperlukan:
Untuk mencapai Rp3 miliar dalam 15 tahun dengan asumsi imbal hasil 10% per tahun, kamu perlu berinvestasi bulanan sekitar Rp6.6 juta.
Gimana?
Kalau Rp6.6 juta terlalu berat untukmu, kamu bisa menyesuaikannya. Kamu bisa perpanjang target FIRE, atau turunkan target nominal. Jangan stres karena angka, buatlah angka ini sebagai motivasi dan koridor untuk kamu membuat rencana beli saham pemula.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!