Belajar investasi itu hal penting, apalagi jika kamu pengin mencapai cita-cita dan impian yang jauh ke depan.
Yes, gaes! Investasi adalah cara yang dapat membantu kita untuk mencapai cita-cita dan impian itu lebih cepat. Karena kadang memang sulit untuk menjangkau beberapa hal kalau kita cuma mengandalkan penghasilan reguler dari pekerjaan kita yang rutin itu.
Tetapi, itu beneran bisa dilakukan kalau kita sudah tahu betul bagaimana cara memanfaatkannya seoptimal mungkin. Kalau enggak, investasi bisa jadi malah bikin kita kejeblos kesulitan keuangan mahadahsyat; karena tertipu, salah perhitungan, dan sebagainya. Akibatnya, boro-boro dimanfaatkan untuk mengembangkan dana yang kita miliki, uang malah jadi hilang.
Nggak mau gitu kan, ya?
Jadi, belajar dulu sebelum mulai investasi itu penting ya, Esmeralda. Jangan cuma ikut A, B, C, … yang akhirnya berujung uang kelen malah jadi sia-sia terbuang percuma. Daripada gitu, mending kan dikasih ke saya aja. #ehgimana
Oke, so, mau langsung belajar investasi saham, atau mau mulai dari deposito pun juga enggak masalah. Yang penting lakukan dulu beberapa hal berikut untuk pelajaran pertama.
[toc]
Belajar Investasi Itu …
Belajar Memahami Risiko
Seharusnya kelen sudah hafal tentang dalil high risk, high return. Dalil ini selalu disebutkan di tip keuangan mana pun, terkhusus soal investasi. Investasi dengan imbal yang tinggi pasti akan membawa serta risiko yang tinggi pula.
Seharusnya sih sudah pada hafal, saya saja sampai bosan banget dengarnya.
Tapi ya, enggak cuma harus dihafalkan, kelen juga harus benar-benar memahami dalil ini. Mengapa? Karena jika mulai menginvestasikan dana tanpa memahami risiko yang akan dihadapi, maka dengan mudah kelen akan kehilangan uang.
Di awal saya mulai investasi di saham, saya mendapatkan pertanyaan penuh kekhawatiran dari keluarga, “Kamu main saham? Ati-ati loh, aku kemarin kehilangan 32 juta.”
Saya pun bertanya, “Kok bisa?”
Turns out, ternyata main sahamnya yang tipe-tipe tahu bulat, mendoan, pisang molen, dan sejenisnya itu. Tahu kan maksudnya?
Monmaap. Saya invest saham, bukan mainan. Belinya saham perusahaan kelas steak, nggak doyan yang begitu. Kolesterolnya terlalu tinggi. Cukup badan saya aja yang berkolesterol tinggi (itu juga mesti disehatin), duit saya jangan. Badan udah nggak sehat, duit jangan ikutan sakit.
Pahami risikonya, kenali profil risikomu sendiri. Hanya berinvestasi pada instrumen yang sudah dingertiin banget cara kerjanya. Seiring waktu, bisa belajar dan kenalan dengan instrumen yang lain.
Belajar Menentukan Tujuan Hidup
Ketika kita mulai ngomongin soal keuangan, maka saat itu pula kita lagi ngomongin soal tujuan hidup. Sounds too philosophic, tapi ya mau enggak mau harus sahih juga sih.
Duit buat hidup (dan bukan sebaliknya), dan harus punya rencana mau dipakai buat apa itu duit. Kemarin saya sempat nonton video di YouTube yang di salah satu bagiannya–memorable banget nih–bahwa duit itu enggak suka dianggurin. Dia didapatkan, terus dianggurin di tabungan (kita sedang tidak ngomongin dana darurat tapi ya), maka dia akan merasa bosan, lalu bisa saja memutuskan untuk “pergi”.
Nah, jadi inget mantan kan? Hayo, balik lagi ke duit.
So, untuk menarik duit yang lain, pekerjakanlah si duit. Berikan tujuan hidup buat si duit. Mau dipakai buat apa di 5, 10, 15, 20 tahun ke depan?
Buat rencana hidupmu ke depan. Mau hidup seperti apa? Mau punya apa saja? Pengin berada di mana? Jawaban-jawaban dari pertanyaan itulah cita-cita dan impian kamu ke depan, yang akhirnya bisa kamu capai salah satunya dengan berinvestasi.
Tanpa punya tujuan, sulit juga buat kita belajar investasi. Karena investasi ibaratnya adalah kendaraan. Investasi tanpa tujuan means kita pergi tanpa tujuan. Akhirnya cuma muter kota, yang ada kehabisan bensin tanpa ada hasil apa-apa.
Belajar Mengelola Keuangan Secara Keseluruhan
Kok? Iya, karena sebelum mulai berinvestasi, kelen harus memastikan bahwa keuangan sehari-hari kelen sudah sehat lebih dulu.
Ya kali investasi tapi cash flow masih negatif. Buat beli kebutuhan sehari-hari saja masih belum mencukupi, ya kan? Apalagi masih punya utang di sana-sini, termasuk utang ke teman.
Investasi juga akan semakin sangat besar risikonya jika kamu belum punya dana darurat lebih dulu.
So, sampai di sini sudah kelihatan alasannya kan, mengapa belajar investasi itu berarti kita belajar mengelola keuangan secara keseluruhan. Nggak mungkin bisa optimal hasilnya, kalau kita ujug-ujug investasi, tapi cash flow masih negatif, masih ada utang konsumtif, masih belum punya dana darurat dan belum punya asuransi.
Ibaratnya, mencemplungkan diri ke kolam yang dalem, baru inget, loh kan nggak bisa berenang? Nggak ada pelampung pun.
Bagaimana Cara Belajar Investasi yang Paling Baik?
Kelen pernah dengar atau baca nggak, soal kecenderungan perilaku orang dalam belajar. Ini ada kaitannya dengan preferensi dan kebiasaan, serta talenta unik masing-masing orang.
Maksudnya pegimana dah?
Maksudnya begini. Ada orang yang bisa menyerap informasi dengan baik, ketika ia belajar dengan berhadapan dengan grafik-grafik, visual-visual. Yang lainnya bisa belajar dan cepat paham, ketika ia mendengarkan orang lain yang menjelaskan. Ada yang lebih suka belajar dengan mencari informasi sendiri, lalu trial and error, sambil praktik ini itu (ini saya banget).
So, enggak ada cara belajar investasi yang paling baik. Yang ada adalah yang paling cocok sesuai dengan kecenderungan dan kemampuanmu dalam menyerap ilmu.
Ini ada beberapa cara belajar investasi yang barangkali bisa jadi alternatif.
1. Baca buku
Di luar sana, ada banyak buku tentang keuangan yang bisa kamu dapatkan. Terkhusus lagi buku investasi.
Saya pribadi selalu percaya bahwa membaca buku memang cara paling efektif untuk belajar sesuatu, termasuk investasi. Whether itu buku fisik, ataupun buku elektronik. Balik lagi, tinggal preferensi masing-masing.
2. Baca media online dan media sosial
Media online dan media sosial juga menjadi tempat untuk mencari ilmu dan informasi yang bejibun. Bahkan saking banyaknya, kadang ya malah bikin tambah sesat.
So, pastikan kamu hanya menyerap ilmu dari sumber yang benar-benar terpercaya. Kamu bisa follow banyak akun media sosial, tetapi kalau malah bikin bingung, ya mending sortir saja. Nggak perlu semua-mua dibaca tipnya. Kadang juga ada yang enggak cocok.
So, lagi-lagi, balik ke kebutuhanmu dan juga preferensi ya. Pada prinsipnya, tip investasi juga sama kok di mana-mana mah.
Udah follow Bang Mamat tapi kan?
3. Dengar podcast
Podcast juga menjadi cara paling kekinian yang bisa kamu lakukan untuk belajar investasi. Ada banyak pilihan kan, mau yang berbahasa Indonesia, atau yg ngenggres. Ya tapi kalo yang berbahasa asing biasanya sih ya disesuaikan dengan tempatnya juga.
Kamu bisa dari di Soundcloud, atau di Spotify juga ada. Kurang tahu kalau di iTunes sih, harusnya ada. Monmaap, saya bukan iOS user nih. Coba cek aja ya.
4. Nonton video
Nonton video di YouTube juga bisa jadi cara belajar investasi yang enjoyable buat sebagian orang. Kalau saya, jujur, kurang cocok belajar dengan mendengarkan, meskipun ada visualnya juga. Nggak masuk. Kadang malah pusing dengar orang ngomong. Hahaha. Ya makanya, balik ke preferensi masing-masing ya.
Sekali lagi, enggak ada cara belajar investasi yang salah.
5. Ikut kelas
Cara belajar investasi yang terakhir adalah dengan ikut kelas, termasuk di dalamnya adalah webinar dan sejenisnya.
Ini sekarang juga menjamur nih. Kamu bisa memilih sesuai kebutuhanmu. Sudah follow Instagramnya Ruphiah belom? Sesekali Ruphiah juga ngadain kelas loh! Pematerinya ganti-ganti sih, sesuai keahlian masing-masing.
Nggak nyesel ikutan, tinggal pilih mana yang dibutuhkan. Insyaallah, materinya daging semua.
Nah, barangkali ada cara lain lagi buat belajar investasi selain yang sudah disebutkan di atas? Bolehlah tolong ditambahkan di kolom komen ya. Atau mau cerita pengalaman saat proses belajar investasi yang sudah sempat dilalui? Bolbang juga. Langsung cus ke kolom komen.
Yang pasti, enjoy the ride. Investasi itu salah satu hal penting yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang yang peduli akan masa depannya–setiap orang yang pengin punya hidup dengan kualitas baik. So, sebaiknya kamu menikmati prosesnya, biar hasilnya juga nggak akan mengkhianatimu.
Bener kan ya? *maksa*