Sudah pada cek profil risiko masing-masing belum? Kalau belum coba kerjain kuiz penentuan profil penerimaan terhadap risiko di bawah ini. Inget ya, waktu ngerjain jangan mikir kelamaan, langsung jawab aja sesuai yang terlintas pertama kali di pikiran.
Hasilnya juga mungkin gak 100% akurat ya. Tergantung dari algoritma perhitungan pluginnya ini. Gue masukin pertanyaannya sesuai list yang gue punya di risk profiling questionnaire sebelumnya. Semoga bisa membantu. 😀
Manteman bisa baca artikel di bawah ini runut sampai habis, atau sesuai dengan table of content di bawah ini ya:
[toc]
Tes risk profilenya tepat di bawah ini. Kalo mau baca artikel, table of contect di atas. Nah Kalo tesnya gak bisa diklik/error, bisa coba pakai test cek profil risiko yang ada di file ini:
1. Pertanyaan-pertanyaan Tes Profil Risiko
[wp_quiz id=”17942″]
Bagaimana hasilnya? Tipe penerimaan risiko yang apa nih kalian? Sangat konservatif, konservatif, berimbang atau justru agresif?
Berkali-kali gue bilang kan kalau investasi yang paling baik adalah yang paling sesuai dengan bagaimana penerimaan risiko masing-masing orang. Jadi saham yang returnnya gede banget belum tentu yang terbaik buat orang yang tipe konservatif.
Jangan sampe bingung dan suka dag-dig-dug kalo harga sahamnya jatuh karena memilih beli saham padahal konservatif. Ato gregetan hasil investasi cuannya gak seberapa karena milih obligasi ritel padahal tipe risk profilenya agresif.
Buat apa kan profit tinggi kalo ternyata jantungan yes?
2. Kenapa Harus Cek Profil Risiko Sebelum Mulai Investasi?
The featured image borrowed from the investment quiz on www.imoney.my website. You can check your risk profile there as well! 🙂
Ingat ya, investasi di sini adalah yang hasilnya direinvestasikan lagi. Bukannya penempatan investasi yang hasilnya diambil untuk dikonsumsi setiap bulan ya. . 😀
Baca juga: Reinvestasi, Rahasia Orang Kaya Semakin Kaya
2.1. Kisah Sedih Investasi Tanpa Tahu Profil Risiko
Ngomongin soal penerimaan risiko ini, jadi inget cerita waktu kerja di cabang bank dulu. Di sekitar tahu 2008 dimana waktu itu gue masih jadi customer service di cabang.
Sayangnya cerita ini bukan salah satu kejadian lucu gue kerja di bank. Gue akuin, banyak banget kejadian lucu-lucu dari kerjaan di bank.
Baca juga: Kerja di Bank dan Kejadian Ajaibnya
Dateng ibu-ibu dengan dandanan istri bupati. Sasak tinggi, baju gelap berkelas dan kacamata muka (sebutan kaca mata yang nutupin 80% bagian muka kecuali hidung dan bibir :P). Begitu meja gue kosong, si Ibu dengan semangat 45 nyamperin meja gue. Kurang lebih kek gini lah ekspresinya:
Pas buka kacamata gue kaget! Matanya ituloh, kayak siap nelen orang!
Si Ibu: “Mas, gila ya ini Customer Servicenya bank ini. Duit saya yang tahu lalu katanya bisa naik dua puluh lima persen sekarang tinggal segini. Dua puluh lima juta menguap! Sekarang sisa berapa juta doang ini!” *sambil kasih lihat cetakan rekening reksadana
Gw: *glek *senyum paling manis “Ibu belinya tahun berapa Bu ini?”
Si Ibu:”setahun lalu. Tahun 2006 apa 2007 gitulah! “
Waktu itu tahun 2008 pasar dunia lagi ambruk kena sub prime mortgage crisis dari Amrik. Dia beli reksa dana saham, sementara profilnya si Ibu menurut hasil dokumen isiannya adalah konservatif!
Makjang! Pengen ditelen bumi gak gue rasanya yang harus ngadepin?
Dia tentu saja menjawab belum pernah dijelaskan tentang risikonya, dia ngeles! Ngomel panjang lebar ngerasa gak dikasih penjelasan. Marah-marah BANGET! Ya coba ya bok, bayangin aja kalo duitnya orang yang tipe konservatif tiba-tiba ilang karena harga NAB reksa dananya turun.
Tentu saja karena gue adalah customer service yang hebat, akhirnya ditutup dua puluh menit kemudian dengan beliau buka deposito. Gue jelaskan panjang kali lebar risiko, ekonomi dunia saat itu sambil memberikan empati yang diperlukan oleh si ibu.
Reksa dananya dia dibiarkan aja nunggu balik lagi harganya, yang hanya setahun kemudian kalo si Ibu baru beli di 2008 akan naik beberapa belas bahkan 20%an. Ini kejadian sama nasabah lain di cabang itu.
2.2. Profil Risiko itu Penting, tapi Jarang Diperhatikan
Hayo ngaku deh! Siapa diantara yang baca postingan ini sudah pernah cek profilnya sebelum ini? Terutama sebelum kalian beli reksadana, saham atau unit link?
Belom ya? Trus tahu dari mana kalo deposito dan obligasi ritel negara itu paling cocok buat klean?
Baca juga: 6 Alasan Investasi Saham yang Bikin Langsung Buka Rekening Sekuritas
Siapa tahu loh, instrumen yang kalian sudah beli itu (termasuk deposito, tabungan rencana dan unit link yang dibeli) bukan yang paling cocok. Ada gak yang ngerasa deposito, tabungan rencana dan yang aman-aman itu kok dananya gak berkembang ya? Atau malah setelah beli saham dagdigdugdhuar tiap hari?
Kalo ada yang ngerasain kayak gitu, bisa jadi memang kalian beli instrumen yang gak pas sama profil risiko klean pada. Makanya harus cari tahu dulu termasuk dalam profil yang mana biar bisa milih instrumen yang paling sesuai!.
3. Apa aja sih Profil Risiko yang Ada di Kuiz di Atas Tadi?
Kalau dari hasil quiz yang gue bikin itu, ada 4 tipe profil risiko di hasil akhirnya, konservatif, seimbang, berkembang dan agresif.
3.1. Profil Risiko Sangat Konservatif yang Maunya Aman 100%
Baca juga: Memilih Antara Deposito, Obligasi Negara Ritel atau Reksa Dana Pasar Uang
Profil risiko sangat konservatif ini tambahan dari postingan awalnya. Orang-orang yang masuk tipe ini adalah mereka yang investment-in-any-market-virgin. Belum pernah tahu investasi saham sekali.
Jaman sekarang menurut gue udah jarang sih orang-orang tipe ini. Apalagi untuk mereka yang tinggal di perkotaan dan punya akses informasi yang memadai.
Sedikit banyak orang-orang yang masuk dalam kelas menengah yang baca blog ini, paling gak sudah pernah tahu tentang reksa dana pasar uang maupun obligasi ritel negara. Gak mungkin kalo mereka cuma tahu tabungan dan deposito.
Gak menutup kemungkinan sih mereka juga tahu tentang instrumen-instrumen itu. Tapi, meskipun tahu tentang instrumen tadi, mereka tetep maunya semua dijamin pemerintah. Aman banget-banget-banget-banget.
3.2. Profil Risiko Konservatif yang Maunya Aman
Baca juga: Belajar Lagi Obligasi Ritel Pemerintah
Gue pake ilustrasinya dokter ya. Karena di masa pandemi ini rasanya tenang ngelihat para dokter dan perawat yang berjuang untuk kita. Profil risiko konservatif ini mau aman. Sama sekali gak mau ada risiko yang terjadi sama uang yang diinvestasikan.
Tapi meskipun begitu, masih bisalah sedikit-sedikit coba instrumen investasi di pasar uang. Meskipun mungkin proporsinya gak seberapa banyak.
Kalo nanti manteman ada yang mendapatkan hasil konservatif waktu tes, lebih baik memang memilih investasi di instrumen-instrumen yang relatif lebih aman. Cocoknya sih masuk ke pasar uang macem deposito dan obligasi pemerintah. Lebih tentram hidupnya.
Tapi-tapi-tapi, jangan pernah lupakan inflasi ya. Karena uang yang kita investasikan itu kan tujuannya buat ngelawan inflasi. Nah kalau deposito gue sih yakin kalo gak bakal ngelawan sama inflasi. Obligasi pemerintah masih mungkin lah buat kejar itu nilai inflasi.
Meskipun bertipe konservatif, ingat selalu ada yang namanya inflasi! Karena lawan utama duit adalah inflasi yang membunuh daya belinya. Share on XApa sih obligasi pemerintah? Itu loh, ORI atau Sukuk. Kalo mau aman dan menguntungkan sih ya ini.
Coba juga alokasikan 20% campuran instrumen yang lebih agresif ke reksadana campuran ato reksadana pendapatan tetap. Atau kalau gak nyaman 20% ya perkecil porsinya. Mulai belajar dikit-dikit.
3.3. Seimbang yang Mau Untung tapi Tetap Aman
Baca juga: Ketika Harga Saham dan Reksadana Jatuh
Untuk tipe investor dengan profil risiko seimbang ini, sebenernya sudah mulai besar penerimaan risikonya. Udah bisa lah ngadepin sedikit gejolak di instrumen investasinya. Jadi gak harus selalu yang 100% dijamin pemerintah.
Itulah kenapa ilustrasinya pake foto mas-mas sama mbak-mbak yang woles santuy kayak di pantai.
Selain obligasi pemerintah maupun deposito, tipikal investor Seimbang ini sudah bisa memperbesar porsi kepemilikan investasi di portfolio yang lebih berisiko. Reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana campuran bisa jadi pilihan. Cuman ya toleransi untuk risiko masih lebih kecil.
Sebagian besar asetnya mungkin masih akan ada di deposito atau obligasi pemerintah.
Tipe pemilik profil risiko ini menurut gue tinggal belajar lebih banyak tentang instrumen investasi yang lain yang memiliki tingkat risiko lebih tinggi. Dengan semakin banyak belajar, bakalan semakin tinggi toleransi terhadap risiko.
3.4. Berkembang dan Mencoba Instrumen Investasi Baru yang Ada
Termasuk tipe pemilik profil risiko berkembang?
Meskipun masih menginginkan keamanan dalam portofolio investasi, tipe profil risiko berkembang ini sudah lebih terbuka terhadap risiko. Instrumen-instrumen yang memiliki potensi kerugian (dan tentunya keuntungan) lebih besar sudah bisa ditoleransi oleh orang-orang dengan tipe profil risiko ini.
Deposito dan obligasi pemerintah mungkin masih menjadi pilihan sebagai safety cushionnya. Sementara reksa dana saham, emas dan saham sudah ada di portfolionya. Pilihan-pilihan investasi terbaru pun mungkin akan dicobanya.
FYI, investasi emas bukanlah instrumen investasi yang 100% aman. Harganya fluktuatif dan punya risiko harga yang naik turun seperti saham.
Baca juga: 7 Pelajaran Penting Investasi Emas
Gue sendiri pernah berada di kondisi ini setelah dua tahun kerja di front-line Bank Mandiri dan tahu tentang reksadana. Pertama kalinya waktu itulah gue buka rekening sekuritas.
3.5. Tipe Profil Risiko Agresif
Pasar modal yang bergejolak (dan bisa jadi lagi jeblok) bukan sesuatu hal yang bikin orang dengan profil risiko agresif kebat-kebit. Malahan orang-orang dengan profil risiko ini mungkin akan beli lagi untuk nambah portfolionya. Average down kata mereka, mumpung lagi diskon kalau mereka memang yakin pilihannya adalah investasi yang bagus.
Jadi gak ada khawatir yang berlebihan banget gitu. Makanya ilustrasinya pake gambar anak-anak
Portfolio para investor dengan profil agresif ini biasanya atau lebih lebih banyak ke saham, reksadana saham, dan instrumen-instrumen yang memang lebih agresif. Mereka ngarepin untung gede dari investasinya over time. Paham banget bahwasannya semboyan risiko gede pasti diikuti dengan untung gede.
Tapi penting dan kudu diinget sama teman-teman dengan profil risiko ini, bahwa sebaiknya masih harus ada paling gak 20% investasi di pasar uang. Tujuannya buat cushion kalo sewaktu-waktu perlu cash. Jangan sampe gak ada buffer sama sekali.
4. Apakah Profil Risiko Bisa Berubah?
Profil penerimaan risiko ini bukan harga mati. Tenang aja, bisa berubah kok!
Bisa berubah dari yang konservatif ke agresif dengan banyak baca dan selalu menambah pengetahuan tentang pasar modal, investasi dan hal-hal yang berhubungan lainnya. Tapi bisa juga sebaliknya emang.
Tingkat penerimaan risiko bisa juga berubah dari agresif banget ke sangat konservatif. Terutama apabila mengalami trauma portfolionya turun nilainya. Meskipun kalau berbekal pengetahuan yang cukup, kondisi ini unlikely kejadian.
Jadi, jangan mentang-mentang dapat hasil tipe sangat konservatif trus maunya deposito terus untuk simpan uangnya. Inget inflasi! 😛
Postingan-postingan terbaru
- Panduan Personal Financial Planning untuk Pemula: Mulai dari Mana?Pernah dengar istilah personal financial planning, tapi bingung mulai dari mana? Tenang, enggak perlu pusing. Perencanaan keuangan itu sebenarnya simpel, asal tahu langkah-langkah dasarnya. Dengan punya rencana yang jelas, pengelolaan uang jadi lebih terarah dan enggak gampang bocor ke hal-hal yang nggak penting. Bayangkan saja punya kendali penuh atas pemasukan, pengeluaran, tabungan, dan investasi. Rasanya
- 5 Jenis Saham yang Cocok untuk Pemula di Jalur FIREMulai investasi saham memang bisa bikin bingung, apalagi kalau baru pertama kali. Ada banyak pilihan, tapi nggak semua cocok buat pemula, apalagi kalau tujuannya mau cepat bebas finansial. Nah, salah satu langkah awal yang penting adalah kenal dulu jenis saham yang bisa bantu perjalanan investasi jadi lebih terarah. Kalau ngerti dari awal, risiko bisa lebih
- Maksimalkan Tabungan dengan Budgeting 50/30/20 untuk Mencapai FIREPernah dengar soal budgeting 50/30/20? Metode ini adalah cara sederhana buat ngatur keuangan yang cocok banget kalau punya banyak tujuan finansial, termasuk FIRE. Intinya, pendapatan dibagi jadi tiga: 50% buat kebutuhan, 30% buat keinginan, dan 20% buat tabungan atau investasi. Dengan metode ini, uang jadi lebih terarah dan enggak gampang habis buat hal-hal yang enggak
- Berapa Gaji Ideal untuk Biaya Hidup di Jakarta dengan Nyaman?Kalau ditanya berapa gaji ideal agar bisa jadi biaya hidup di Jakarta yang nyaman, kamu akan jawab berapa? 10 juta? 100 juta? Biaya hidup di Jakarta sering menjadi perhatian, apalagi dengan UMR yang sekarang sebesar Rp5.067.381. Banyak yang bilang, UMR segitu enggak cukup buat hidup di Jakarta. Ini cukup krusial sih, terutama bagi pendatang yang
- Memahami Berbagai Jenis Produk Dana Pensiun: Mana yang Tepat untuk Kamu?Ada yang masih bingung dalam perencanaan pensiun? Well, membuat perencanaan pensiun ini memang butuh pemahaman sih. Terutamanya, untuk memilih produk dana pensiun yang paling pas. Pasalnya, ada banyak jenis produk pensiun dan karakteristiknya juga berbeda-beda. Jadi bingung kan, mana yang terbaik? Nah, sebagai langkah awal, ya ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan masing-masing jenis produk
Buat beajar, bisa baca-baca isi blog ini, atau follow juga instagram gue di @danirachmat.
Jadi-jadi-jadi sebelum manteman semua aggressively beli saham lalalili trus kemudian bersedih hati, coba cek dulu profil risiko masing-masing ya! Gratis kok!
jampang
belum berani saya beli saham, mas
Dani
Kenapa Bang kok belum berani?
retma
Aku kategori yg mana yak? Punya reksadana, tapi dr kemaren merem aja lah liat angka2. 😀
Di sisi lain, beli BBRI lewat Ipot (eh, tnyata pas harga terendah). Sesuatu banget!
dani
Waaah masuk yang mana yaaa. Coba dites aja Mbak. Hihihi. Beruntung banget tuh bisa masuk ke bbri pas lagi the lowest! 😀
Dunia Ely
Soal paham aku masih belum banyak ngerti Dann.
Dani
Bagaimana-bagaimana Mbak El, ada yang bisa saya bantu-kah?
Alris
Gampang saja sebenarnya ya: makin gede untung makin besar resiko. Jangankan investasi, narok uang di bank juga beresiko kalo bank-nya tutup dan duit yang disimpan gak kembali kayak nasabah bank century yang di Surabaya itu. Kalo gak mau resiko tarok duit di dalam brankas di kamar dhewek 😛
Dani
Hahaha. bener banget Mas. Di bank juga berisiko kok. Tergantung ama profil risiko masing-masing emang Mas 😀
Mella
Hai Mas Dani ☺ tulisannya bagus sekali. Semoga makin banyak orang teredukasi tentang profil resiko sebelum pembelian produk high risk. Rata2 orang indonesia masih banyak yg belum paham termasuk saya yg masih belajar. Semoga jadi semakin cerdas dalam berinvestasi.
Lain kali bahas tentang unitlink mas, kebanyakan org masih ragu invest Reksadana tapi gatakut beli unitlink padahal ya UL itu yg dibeli ya RD juga hehe.Sukses terus Mas Dani
dani
Waaaah. Terimakasih Mbak Mella. Amiiin. Semoga semakin banyak yang tertarik investasi ya Mbak 😀
Ceritaeka
Aku masuk tipe agresif kayaknya kalo buat RD saham. Kalo saham masih agak takut2. Hihihi
Dani
Wuaaaah. Keren. Padahal gak jauh beda Mbak kalo saham. 🙂
Nia Nastiti
Kalau dari dugaan ngasalku aku konservatif nih, tapi mau coba2 testnya ah. Menarik banget ini Mas 😀
Dani
Jadi bagaimana Mbak Nia? Hasilnya bener konservatif?
eda
aku ga brani main2 saham begini daan.. termasuk yg trading jugaa.. padahal lagi happening bgt di kantor
Dani
Gak beraninya gimana Daaa? Bisa ngobrol ama eyke. Kali aja bisa bantu. 😀
Hobilari
Bener mas, sangatlah penting. Apalagi masuk ke bursa. High profit, high return, namun kadang orang tidak melihat high risknya juga, Namun kalau masuknya pas ya cuannya mantap.
dani
Bener banget Mas 🙂
yani
Mas dan produk reksadana yg syariah itu apa?
maya rumi
pertama kalinya isi profil resiko & mengikuti petunjuk tenang & cepat ngisinya, akhirnya bisa tahu profil resiko saya seperti apa. tq mas dani.
120 GOLD GAME GRAND GANGSTERS HARGA $9.99 DOLLAR GRATIS DENGAN CARA INI
ane paling ngeri kalau beli2 saham dan di tawarin ini itu oleh perusahaan, takut resikonya besar
dani
High risk high return bro 😀
Orin
Errrr…. ini postingannya nyindir gw yah Dan? nuduh hahahahaha
suka denial sih eikeh, ngerasa punya profil agresif pdhl mah ya mgkn msh konservatif hiks
Notig dua
Maen rekasadana lebh mudah untuk pemula karena ga ribet bisa pake AM, setau saya bisa juga di pilih mau yang cepet untung/balik modal tapi high risk atau yang jangka panjang tapi lebh aman cuman lebh lama balik modal hehe
dani
Yang pasti reksadana ga usah pusing mikirin soal manage portfolionya 😀
iKurniawan
bolak balik belajar reksa, sampe BukaLapak ada fitur ini, masih belum berani coba
gak paham mau beli yang mananya itu
😀
Penjaja Kata
Belajar tentang saham sama reksadana itu bikin pusing ya (bagi saya hehehe). Tapi kayaknya harus sering main ke sini biar lebih mudah ngerti. 😀
dani
Langsung beli juga bisa Mas Nurdiansyah selain sering main ke sini 🙂 Biar langsung tahu bagaimana rasanya.
Umi Mamdudah Tilawat
aq baru mulai inves di reksadana , pengen naik kelas nieh biar pendapatan ningkat tapi bingung mau kemana haaaa
dani
Maksudnya cari kerja baru gitu Mbak? Kalo untuk investasi reksadana dan saham sih jangan diharapkan income yg warbiyasak Mbak. Kenaikannya bertahap dan pelan-pelan 🙂
febridwicahya
per-investasian bang dan selalu mantap ya bahasannya. Saya tapi masih belom mikir kesana, ya ampon idup saya cetek bet keknya.
pjiuma
Wah sangat bermanfaat mas , terima kasih
salam dari UMA
dani
Masamaaa
Pusat Jurnal
sangat bermanfaat
dani
Terima kasih 🙂