Memulai perjalanan menuju kebebasan finansial atau FIRE sering dianggap sulit, terutama jika modalnya kecil. Tapi kenyataannya, ada banyak cara investasi yang bisa dilakukan tanpa harus punya banyak uang di awal.
Dengan strategi yang tepat dan konsistensi, investasi kecil pun bisa berkembang jadi aset besar untuk mencapai tujuan pensiun lebih cepat.
Cara Investasi untuk FIRE
Fokus utama bagi pejuang FIRE pemula adalah memulai dari langkah sederhana. Mengelola keuangan, memilih instrumen investasi yang cocok, dan menjaga disiplin menjadi kunci penting.
So, coba yuk, kita lihat beberapa langkah cara investasi dengan modal terbatas, tanpa harus merasa terasa overwhelming. Semua bisa dimulai, asal tahu caranya!
1. Tentukan Target dan Anggaran
Langkah pertama untuk memulai perjalanan menuju FIRE adalah menentukan target dan menyusun anggaran investasi. Target FIRE biasanya dihitung dengan rumus sederhana: 25 kali pengeluaran tahunan. Atau, bisa juga 300 x gaji bulanan.
Jadi misalnya, jika pengeluaran setahun sekitar Rp60 juta, kalau mau pakai 25x pengeluaran berarti target dana pensiun yang perlu dikumpulkan adalah Rp1,5 miliar.
Setelah tahu angka target, langkah berikutnya adalah menyisihkan sebagian pemasukan untuk investasi. Mulailah dengan alokasi 10% hingga 20% dari pendapatan bulanan. Jumlahnya bisa disesuaikan dengan kemampuan. Contoh mudahnya, sisihkan Rp500 ribu hingga Rp1 juta setiap bulan. Nominal kecil tetap bermanfaat jika dilakukan secara konsisten.
Baca juga: Cara Memulai Investasi Saham untuk Pemula: Panduan Lengkap
2. Mulai dengan Instrumen Risiko Rendah
Buat pemula yang baru mau mulai investasi, penting banget memilih cara investasi di instrumen yang risikonya rendah. Reksa dana pasar uang bisa jadi pilihan pertama. Instrumen ini cocok buat yang punya modal kecil. Risikonya minim, tapi tetap menghasilkan keuntungan.
Selain itu, deposito juga menarik untuk dicoba. Jenis investasi ini sangat aman karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan. Bunga yang dihasilkan juga cukup stabil, meskipun nggak besar.
Kalau mau alternatif lain, obligasi ritel dari pemerintah bisa jadi solusi. Keuntungannya lebih tinggi dari deposito dan risikonya tetap rendah. Modal awalnya pun terjangkau, biasanya mulai dari Rp1 juta. Jadi, nggak perlu takut buat coba.
3. Diversifikasi
Setelah nyaman dengan investasi berisiko rendah, coba mulai diversifikasi ke instrumen lain seperti saham atau ETF. Keduanya punya potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Sekarang, beli saham atau ETF nggak sulit. Banyak aplikasi investasi yang memungkinkan pembelian mulai dari Rp100 ribu. Cocok banget buat yang modalnya terbatas.
Mau relatif aman, ada saham blue-chip, yaitu saham perusahaan besar yang sudah stabil. Biasanya, perusahaan seperti ini rutin membagikan dividen. Dividen ini bisa jadi sumber pendapatan pasif jangka panjang.
Kalau ingin risiko lebih terkontrol, ETF juga pilihan menarik. ETF memungkinkan kamu berinvestasi pada kumpulan saham sekaligus, jadi lebih terdiversifikasi. Intinya, mulai saja dulu, tapi tetap pilih dengan hati-hati.
4. Manfaatkan Robo Advisor
Kalau bingung memilih instrumen investasi yang pas, coba manfaatkan robo advisor. Teknologi ini bisa membantu mengatur portofolio secara otomatis. Robo advisor biasanya bekerja dengan menganalisis profil risiko, jadi investasi yang disarankan lebih sesuai dengan kebutuhan.
Kelebihan lain robo advisor adalah kemudahannya. Banyak platform yang menyediakan layanan ini, bahkan dengan modal awal sangat terjangkau. Ada yang mulai dari Rp10 ribu saja, jadi nggak perlu ragu buat coba.
Dengan robo advisor, investasi jadi lebih praktis tanpa harus repot memilih satu per satu instrumen. Tinggal ikuti rekomendasi, dan biarkan teknologi bekerja untukmu.
5. Konsisten
Konsistensi adalah kunci sukses dalam investasi, meskipun jumlahnya kecil. Salah satu strategi yang cocok untuk ini adalah dollar cost averaging (DCA). Dengan DCA, kamu investasi secara rutin dalam jumlah tetap, tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Strategi ini membantu mengurangi risiko fluktuasi pasar.
Misalnya, setiap bulan sisihkan Rp500 ribu untuk diinvestasikan. Entah harga sedang tinggi atau rendah, kamu tetap beli. Keuntungan strategi ini adalah harga rata-rata investasi jadi lebih stabil dalam jangka panjang.
Nggak perlu takut timing yang salah, karena yang penting adalah konsistensi. Jumlah kecil yang rutin jauh lebih efektif daripada menunggu modal besar tapi nggak mulai-mulai.
6. Tekan Lifestyle Inflation
Salah satu tantangan terbesar dalam mencapai kebebasan finansial adalah lifestyle inflation. Ini terjadi ketika pengeluaran naik seiring dengan kenaikan penghasilan. Padahal, gaya hidup yang terus meningkat bisa bikin susah menyisihkan uang untuk investasi.
Cara mengatasinya cukup sederhana. Pangkas pengeluaran yang sebenarnya nggak penting. Misalnya, kurangi kebiasaan jajan di luar atau membeli barang yang hanya memuaskan keinginan sesaat. Fokuskan pengeluaran pada hal-hal yang benar-benar dibutuhkan.
Selain itu, hindari pembelian barang konsumtif yang nilainya cepat turun. Alihkan uang tersebut ke aset produktif, seperti saham, reksa dana, atau obligasi. Langkah kecil ini bisa membantu mempercepat pertumbuhan dana investasi. Dengan mengontrol gaya hidup, tujuan keuangan lebih cepat tercapai.
7. Pantau dan Rebalancing Portofolio Secara Berkala
Investasi bukan hanya soal menanam uang, tapi juga memastikan portofolio tetap sesuai dengan tujuan. Itulah kenapa penting untuk memantau dan meninjau portofolio secara berkala. Idealnya, lakukan evaluasi setidaknya setiap 6 bulan sekali. Langkah ini membantu melihat apakah investasi masih sesuai dengan rencana awal atau perlu penyesuaian.
Rebalancing juga penting dilakukan. Ini adalah proses mengembalikan proporsi aset agar sesuai dengan target. Misalnya, jika porsi saham terlalu besar karena harganya naik signifikan, kamu bisa mengurangi sedikit dan mengalokasikan ke aset yang lebih stabil.
Tujuan rebalancing ini adalah agar risiko tetap terkontrol dan tujuan FIRE bisa tercapai sesuai rencana. Langkah kecil ini memastikan perjalanan investasi tetap on track.
8. Manfaatkan Bonus dan THR untuk Top-Up Investasi
Bonus atau THR sering kali jadi momen yang ditunggu-tunggu. Tapi, penting untuk menggunakannya dengan bijak, bukan sekadar untuk konsumsi. Memang, nggak ada salahnya menikmati sedikit hasil kerja keras, tapi jangan lupa sisihkan sebagian untuk investasi.
Cobalah alokasikan minimal 50% dari bonus atau THR untuk top-up investasi. Ini bisa mempercepat perjalanan menuju target FIRE. Misalnya, jika mendapatkan bonus Rp10 juta, gunakan Rp5 juta untuk menambah portofolio investasi. Sisanya baru bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain atau keinginan pribadi.
Mengelola bonus dengan cara ini bukan hanya membuat keuangan lebih sehat, tapi juga membantu mencapai kebebasan finansial lebih cepat. Kuncinya adalah konsisten dan disiplin mengatur prioritas. Jadi, jangan biarkan uang tambahan terbuang sia-sia.
Baca juga: 8 Jenis Pekerjaan Setelah Pensiun yang Bisa Dilakukan agar Tetap Produktif
9. Amankan Dana Darurat
Sebelum mencoba investasi yang risikonya tinggi, penting untuk memastikan keuangan sudah stabil. Salah satu langkah utamanya adalah membangun dana darurat. Dana ini berfungsi sebagai cadangan untuk menghadapi situasi tak terduga. Misalnya saja—semoga enggak perlu terjadi sih—kamu harus kena PHK atau alasan kehilangan pekerjaan lainnya.
Idealnya, dana darurat yang dimiliki setara dengan 6 hingga 12 bulan pengeluaran rutin. Misalnya, jika pengeluaran bulanan Rp5 juta, maka dana darurat yang perlu disiapkan minimal Rp30 juta hingga Rp60 juta. Jumlah ini bisa disimpan di instrumen yang likuid dan aman, seperti tabungan atau reksa dana pasar uang.
Dengan dana darurat yang kuat, kamu bisa lebih tenang saat berinvestasi di instrumen berisiko tinggi. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, keuangan tetap aman tanpa perlu menjual aset investasi. Jadi, sebelum mengejar imbal hasil besar, pastikan dulu pondasi keuangan sudah kokoh.
10. Pantau Net Worth dan ROI
Melacak perkembangan keuangan itu penting, terutama kalau punya target besar seperti FIRE. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah rutin memantau net worth. Net worth adalah selisih antara aset yang dimiliki dengan total utang. Angka ini menunjukkan seberapa sehat kondisi keuangan secara keseluruhan.
Selain itu, jangan lupa cek imbal hasil investasi atau ROI (Return on Investment). ROI membantu melihat apakah investasi yang dilakukan sudah memberikan hasil sesuai target. Jika ROI ternyata kurang maksimal, evaluasi strategi dan pertimbangkan untuk menyesuaikan portofolio.
Dengan rajin memantau net worth dan ROI, perjalanan menuju kebebasan finansial jadi lebih terarah. Nggak perlu ribet, yang penting konsisten dan rutin dicek.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!