Contoh rencana finansial keluarga termasuk meliputi perencanaan pendidikan anak sebagai prioritas dalam situasi ekonomi saat ini. Adalah penting bagi calon orang tua untuk mempersiapkan kebutuhan pendidikan anak sejak awal agar terhindar dari kesulitan di kemudian hari.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya pendidikan zaman sekarang itu semakin tinggi. Tanpa membuat rencana keuangan yang matang, akhirnya banyak orang tua harus berutang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak mereka.
Lantas, apa solusinya? Padahal enggak dapat dimungkiri bukan, bahwa pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang tidak bisa diabaikan? Namun, mengapa harus terjerat utang “hanya” untuk membiayai masa sekolah?
Sebenarnya, orang tua dapat mengatasi permasalahan ini dengan merencanakan kebutuhan pendidikan anak sejak awal, sehingga nantinya tidak perlu terbebani dengan utang yang menghantui.
So, dalam artikel ini kita akan membahas cara membuat rencana keuangan untuk biaya pendidikan anak—mumpung pas artikel ini ditulis pas juga diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional—pun bulan depan adalah bulan Juni yang biasanya jadi waktu bagi orang tua untuk mulai membayar uang pangkal sekolah, uang pendaftaran ulang, endebre endebre.
Membuat Rencana Finansial untuk Biaya Pendidikan
Tentukan Lokasi Sekolah yang Sesuai
Langkah awal yang sangat penting bagi orang tua adalah menentukan lokasi di mana anak akan melanjutkan pendidikannya. Misalnya, mencari SD, SMP, dan SMA yang berada dalam jarak yang dekat dengan rumah. Hal ini penting lantaran mengingat pentingnya aksesibilitas transportasi akan memengaruhi juga besaran biaya nantinya. Semakin jauh, maka akan semakin besar pula ongkos berangkat dan pulang sekolah.
Namun, hal ini tidak sepenuhnya berlaku ketika anak akan melanjutkan pendidikannya ke universitas atau perguruan tinggi. Dalam hal ini, keputusan bergantung pada aspirasi anak dan keinginan orang tua.
Selain itu, ortu juga perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti kualitas pendidikan, akreditasi, fasilitas, serta biaya pendidikan yang ditawarkan oleh institusi tersebut. Memilih lokasi yang tepat untuk pendidikan anak akan sangat membantu dalam mencapai tujuan karier dan masa depan mereka.
Riset Biaya
Setelah menentukan lokasi tempat anak akan bersekolah, langkah berikutnya adalah mencari informasi selengkap mungkin tentang sekolah dan biayanya.
Perlu diingat ya, bahwa setiap orang tua memiliki keinginan dan pertimbangan yang berbeda dalam memilih sekolah untuk anak mereka. Jadi nggak perlu repot-repot mikirin orang lain. Fokus saja pada kebutuhan dan kemampuan kita sendiri sebagai ortu anak. Nggak usah memaksakan diri.
Ada orang tua yang lebih memilih untuk menyekolahkan anak di sekolah internasional, sementara beberapa lainnya lebih memilih sekolah negeri dengan dukungan les tambahan untuk memperkaya pengetahuan anak. Kita jadi ortu yang mana? Enggak ada pilihan yang salah atau benar sekarang, tetapi semua kembali pada kebutuhan si anak.
Ingat, kebutuhan anak bukan ortu ya.
Manfaatkan berbagai sumber informasi seperti situs web sekolah, brosur, atau mengunjungi sekolah secara langsung. Selain itu, kita juga bisa menghubungi pihak sekolah untuk menanyakan informasi mengenai beasiswa, bantuan finansial, atau program keringanan biaya yang mungkin tersedia bagi siswa yang memenuhi syarat. Dengan demikian, kita akan lebih siap dalam menghadapi berbagai kebutuhan pendidikan anak dan mengatur rencana finansial yang tepat.
Hitung Inflasi
Inflasi itu nyata. Jadi di contoh rencana finansial untuk biaya pendidikan mana pun, inflasi wajib masuk ke dalam hitungan. Karena kalau tidak, kita bisa kelabakan sendiri menghadapi kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya.
Untuk menghitungnya, kita perlu mempertimbangkan usia anak saat ini dan berapa tahun lagi sebelum si bocah akan mendaftar ke sekolah yang diinginkan.
Di Indonesia, biaya pendidikan rata-rata mengalami kenaikan sekitar 10-15% per tahun. Berikut adalah cara menghitung inflasi pendidikan:
- Tentukan biaya pendidikan saat ini: Dapatkan informasi mengenai biaya pendidikan dari sekolah yang diinginkan.
- Estimasi inflasi pendidikan: Gunakan angka inflasi rata-rata tahunan yang disebutkan di atas (10-15%) atau cari informasi inflasi pendidikan terkini.
- Hitung tahun hingga anak mendaftar ke sekolah: Misalnya, jika anak berusia 8 tahun dan akan mendaftar ke SMP dalam 4 tahun, maka hingga mulai mendaftar, inflasi akan berlaku selama 4 tahun.
- Kalkulasi biaya pendidikan dengan inflasi: Gunakan rumus berikut untuk menghitung biaya pendidikan di masa depan dengan memperhitungkan inflasi:
Biaya Pendidikan di Masa Depan = Biaya Pendidikan Saat Ini x (1 + Inflasi Pendidikan)^Jumlah Tahun Hingga Pendaftaran
Dengan menghitung biaya pendidikan yang dipengaruhi inflasi, kita akan memiliki gambaran yang lebih akurat tentang berapa biaya yang diperlukan untuk pendidikan anak di masa depan. Hal ini akan membantu kita dalam merencanakan strategi pengelolaan keuangan yang lebih baik dan mengantisipasi kenaikan biaya pendidikan.
Contoh Rencana Finansial untuk Biaya Pendidikan Anak
Mari kita lihat contoh saja.
Katakan saja, ada keluarga dengan penghasilan Rp10 juta per bulan. Saat ini anak masih berusia 3 tahun, dan ortu pengin bikin rencana finansial untuk masuk TK, SD, SMP, dan SMA. Lalu, seperti apa contoh rencana finansial biaya pendidikannya?
1. Tentukan biaya pendidikan saat ini
Katakanlah, skemanya seperti ini:
- TK: Rp7 juta/tahun
- SD: Rp15 juta/tahun
- SMP: Rp25 juta/tahun
- SMA: Rp35 juta/tahun
Angka di atas hanyalah asumsi yang memudahkan penghitungan. Sila disesuaikan dengan hasil survei dan riset masing-masing yang sudah dilakukan sebelumnya. Juga belum ada uang pangkal ya, silakan ditambahkan kalau sudah ada.
2. Estimasi inflasi pendidikan
Asumsikan inflasi pendidikan sebesar 10% per tahun.
Hitung biaya pendidikan yang telah diperhitungkan inflasi:
- TK (2 tahun lagi): Rp7 juta x (1 + 0,1)^2 = Rp8,47 juta
- SD (5 tahun lagi): Rp15 juta x (1 + 0,1)^5 = Rp24,01 juta/tahun
- SMP (11 tahun lagi): Rp25 juta x (1 + 0,1)^11 = Rp73,06 juta/tahun
- SMA (14 tahun lagi): Rp35 juta x (1 + 0,1)^14 = Rp134,55 juta/tahun
Nah, sampai di sini sudah kelihatan nih kebutuhannya. Sudah cukup shock? Semoga enggak ya. Tenang, masih banyak faktor lain yang bisa terjadi, pun kemampuan kita juga bisa saja semakin berkembang ke depannya. Jadi nggak perlu shock atau khawatir. Yang penting: tahu dulu!
3. Menyiapkan dana pendidikan anak
Sisihkan 30% dari penghasilan bulanan (Rp10 juta x 0,3 = Rp3 juta/bulan) untuk biaya pendidikan anak.
Simpan dana pendidikan tersebut dalam produk investasi, seperti reksa dana, obigasi, atau saham yang dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi daripada inflasi pendidikan. Kamu perlu memperhitungkan risikonya juga ya.
4. Strategi pengelolaan keuangan
Untuk biaya TK, mulailah menabung sejak dini. Dalam 2 tahun, kamu akan mengumpulkan dana sebesar Rp72 juta (Rp3 juta x 24 bulan). Biaya TK yang diperlukan adalah Rp8,47 juta, sehingga dengan menabung saja, seharusnya kamu akan memiliki cukup dana untuk membiayai TK anak.
Sisanya (Rp63,53 juta) dapat diinvestasikan dalam produk investasi dengan tingkat risiko yang sesuai.
Lanjutkan menabung Rp3 juta per bulan selama 5 tahun (total Rp180 juta) sebelum anak masuk SD. Biaya SD yang diperlukan adalah Rp24,01 juta/tahun x 6 tahun = Rp144,06 juta. Jadi, di atas kertas, kamu akan memiliki cukup dana untuk membiayai pendidikan SD anak.
Terus menabung Rp3 juta per bulan hingga anak masuk SMP dan SMA. Pertimbangkan opsi beasiswa atau bantuan finansial yang mungkin tersedia.
Nah, perhitungan di atas—sekali lagi—adalah di atas kertas. Tapi bukan berarti terlalu muluk-muluk.
Jangan ragu untuk merevisi rencana finansial secara berkala, mengikuti perkembangan situasi keuangan keluarga dan kondisi ekonomi.
Nah, dengan contoh rencana finansial untuk biaya pendidikan di atas, sekarang ada gambaran kan, bagaimana memperkirakan biaya sekolah anak ke depannya? Dengan merencanakan dan mengelola keuangan secara bijaksana, kita pun akan lebih siap dalam menghadapi berbagai kebutuhan pendidikan anak dan mengantisipasi kenaikan biaya pendidikan di masa depan.
Silakan ganti angka-angkanya sesuai kebutuhan, dan tak perlu kaget atau khawatir dengan hasil nominal akhir. Karena pada dasarnya, semua hal bisa terjadi termasuk kemampuan finansial kita yang meningkat ke depannya.
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!