Tahukah kamu? Menjadi ibu rumah tangga juga dianggap sebagai pekerjaan alias profesi loh, di Jepang. Hal ini karena tugas seorang ibu rumah tangga juga begitu kompleks dan butuh kemahiran tersendiri.
Jepang sendiri dikenal memiliki warga yang punya disiplin diri yang tinggi. Etos kerja mereka tak main-main, begitu juga dengan soal pengelolaan dan perencanaan keuangan. Mereka punya cara budgeting yang disebut dengan kakeibo, yang prinsipnya kemudian ditiru oleh banyak orang di dunia.
Kembali ke para ibu rumah tangga di Jepang. Selain mengurus rumah, perempuan biasanya menghitung biaya hidup keluarga, termasuk cara agar bisa menabung lebih banyak. Segala catatan terkait tabungan haruslah dikelola dengan baik, bahkan ada buku saku khusus untuk mencatat keperluan untuk dibeli di supermarket ataupun tempat belanja yang lainnya.
Prinsip hemat ini terutama dipegang teguh oleh para ibu rumah tangga di Jepang yang sangat serius dalam mengatur keuangan keluarga. Mulai dari pendapatan bulanan yang tidak begitu besar nominalnya, mereka harus selalu menghitung setiap pengeluaran dengan cermat.
Mengapa ibu rumah tangga di Jepang harus dapat menghitung kebutuhan dan bujet dengan sangat hati-hati dan teliti?
Perlu diketahui sebelumnya, di Jepang mayoritas rumah tangga merupakan keluarga kelas menengah. Dengan pendapatan dari suami yang pekerja kantoran, penghasilan per bulan cenderung hanya cukup untuk menutupi biaya hidup. Ya, 11-12 lah dengan yang terjadi di Indonesia.
Dengan demikian, otak harus berputar untuk bisa mengelola pendapatan tersebut dengan baik. Belum lagi biaya pendidikan anak-anak yang mahal. Gaji tidak terlalu tinggi dan biaya hidup tinggi akhirnya membentuk kebiasaan menghitung pengeluaran mereka dengan cermat untuk menghemat uang sebaik mungkin.
Jadi, apa rahasia para ibu rumah tangga di Jepang untuk mengelola keuangannya? Mari kita simak.
[toc]
Kiat Ibu Rumah Tangga di Jepang dalam Mengatur Keuangan Keluarga
Menarik semua gaji dari rekening untuk dikelola
Jika uang tetap berada di rekening, akan lebih sulit untuk mengontrol dan melacak pengeluarannya berdasarkan debit. Saldo yang minim juga sering membuat perhitungan anggaran menjadi kurang akurat.
Umumnya, mereka akan memisahkan uang yang ditarik tunai akan dipisahkan ke dalam wadah khusus. Uang tersebut digunakan secukupnya dan seperlunya, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, membayar tagihan, juga untuk tabungan.
Dengan begitu, gaji bulanan akan langsung digunakan untuk hal-hal yang sudah direncanakan sebelumnya. Disiplin dan komitmen yang kuat dalam hal ini sangat diperlukan.
Mungkin ada juga di antara kamu yang punya kebiasaan kurang lebih sama; lebih suka mengelola uang yang dapat digenggam, meskipun sudah ada berbagai rekening online dan digital wallet yang memudahkan. Salah? Enggak. Mana saja yang membuatmu nyaman sehingga memudahkanmu untuk mengelola uang, ya lakukan saja. Yang penting, hasilnya bisa optimal.
Pergi ke supermarket membawa daftar belanjaan
Tanpa disadari, salah satu hal yang sering membuat pendapatan cepat habis adalah pergi ke supermarket tanpa daftar belanjaan.
Itulah mengapa, ibu rumah tangga di Jepang selalu membuat daftar belanjaan sebelum pergi ke supermarket untuk menghindari pembelian barang di luar rencana.
Saat berkeliaran tanpa tujuan di supermarket, dengan adanya daftar belanja, kamu menjadi lebih mudah tergiur dengan diskon, promo, atau membeli sesuatu yang sebenarnya tidak perlu.
Di supermarket, ibu rumah tangga di Jepang langsung membeli semua barang sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan tanpa melihat yang lain. Setelah selesai, mereka langsung menuju kasir.
Membandingkan harga barang dari semua merek di supermarket
Hal lain selain membawa daftar belanjaan adalah kebiasaan survei harga sebelum membeli. Hal ini dilakukan untuk melihat opsi mana yang akan memberikan harga dan nilai terbaik.
Ini juga bisa kamu lakukan tak hanya kalau belanja di supermarket loh! Bagi yang rutin minum kopi di kafe atau kedai terkenal, kamu bisa pindah ke kedai kopi lokal yang rasanya tak kalah enak, tapi lebih murah.
Membawa botol minum pribadi
Tak hanya ibu rumah tangga, anak muda di Jepang juga kerap membawa botol minum pribadi untuk menghindari membeli minuman ringan dari minimarket.
Kamu tahu kan, bahwa pembelian air mineral itu merupakan salah satu latte factor yang paling banyak bikin dompet bocor di sebagian besar orang. Begitu juga di Jepang. Penjualan minuman kemasan di Jepang itu sangat tinggi, mengindikasikan bahwa ternyata banyak juga orang Jepang yang ‘terjebak’ pada pengeluaran ini.
So, ini juga disadari oleh sebagian penduduk Jepang, termasuk para ibu rumah tangga. Apalagi penggunaan botol minum berulang kali lebih ramah lingkungan dibandingkan botol plastik sekali pakai.
Jangan remehkan uang koin
Koin adalah salah satu aset berharga yang dicintai oleh ibu rumah tangga di Jepang. Mereka tidak pernah lupa untuk menaruh sisa uang koin di celengan yang disediakan di rumah.
Meskipun terlihat sepele, jika kamu konsisten menabung recehan, jumlah dari mengumpulkan koin selama setahun akan membuat kamu terkejut loh dengan hasilnya. Mau coba?
Kelola barang bekas dan barang tidak terpakai untuk dijual kembali
Jika kamu memiliki baju baru, kamu harus bisa melepas koleksi lama yang sudah bertahun-tahun terkumpul. Apalagi jika sudah tidak digunakan lagi.
Para ibu rumah tangga di Jepang terbiasa dengan aktivitas decluttering, yaitu aktivitas bebersih dan berbenah rumah, untuk melepas barang-barang yang sudah tak memunculkan ‘sparks of joy’. Kamu pasti sudah pernah mendengar tentang KonMari kan? Yes, soalnya sekarang metode decluttering ala Jepang ini sudah mendunia, thanks to Marie Kondo deh.
KonMari ini, selain bikin rumah jadi lebih tertata rapi sehingga meningkatkan kualitas hidup, eventually juga akan berpengaruh pada kesehatan dompet. Saat sudah selesai decluttering, maka barang-barang yang diputuskan untuk tak disimpan lagi bisa didonasikan, atau dijual kembali jika kondisinya masih cukup memadai.
Di samping rajin untuk decluttering, saat membeli biasanya mereka beli pakaian saat ada obral atau dapat membelinya dari situs web outlet dengan diskon.
Dengan demikian, mereka mempertahankan barang secara fungsional. Bukan sekadar gengsi atau materialistis.
Menabung terencana
Untuk pengeluaran masa depan, seperti liburan atau renovasi rumah, ibu rumah tangga Jepang biasanya memecah target menabung menjadi jumlah kecil yang harus dipenuhi setiap minggunya.
Dengan begitu, menabung jadi tidak terasa berat dan bisa dilanjutkan untuk keperluan lain. Trik ini wajib dicoba oleh kamu yang sering kesulitan menabung nih.
Hemat listrik dan air
Tak hanya harus menghemat uang belanja, para ibu rumah tangga Jepang juga harus bisa menghemat semua hal dalam kesehariannya. Termasuk listrik dan air.
Sebelum membuka lemari es, pikirkan apa yang dibutuhkan. Buka dan tutup lemari es dalam 3 detik untuk menghemat listrik. Air panas dari bak mandi bisa digunakan untuk membersihkan rumah. Selain itu, biasanya ibu rumah tangga jepang juga membeli mesin atau perangkat yang hemat energi.
Sebenarnya, tip dan trik hemat ala ibu rumah tangga di Jepang ini sangat sederhana, tinggal seberapa konsisten kamu menjalaninya. Jika kamu memulai trik ekonomi ini dari sekarang, maka suatu saat kamu akan menuai hasil yang belum terpikirkan sebelumnya. Ingin mencoba?
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!