Investasi saham Indonesia sering dianggap permainan para raksasa finansial. Banyak yang berpikir, tanpa modal besar, mustahil meraih untung di pasar modal.
Jangan salah. Bahkan, Presiden Prabowo Subianto juga pernah menyamakan bermain saham dengan judi bagi masyarakat kecil. Menurut beliau, yang menang hanyalah para bandar besar.
Namun, benarkah demikian? Apakah investor bermodal kecil tak punya peluang di pasar saham?
Fakta-Fakta Investasi Saham Indonesia: Benarkah Tak Ramah Investor Kecil?
Faktanya, dengan strategi yang tepat dan pemahaman mendalam, investasi saham Indonesia itu bisa diakses siapa saja, termasuk mereka dengan dana terbatas. Mari kita telusuri fakta-fakta yang mendukung hal ini.
1. Setoran Awal yang Terjangkau
Serius, cuma Rp100 ribu bisa mulai investasi saham Indonesia. Yes, ini bukan mitos, kok. Sekarang, banyak perusahaan sekuritas yang sadar banget kalau enggak semua orang punya modal gede buat mulai nyemplung ke dunia saham. Makanya, mereka pasang setoran awal yang super ramah kantong.
Dengan duit segitu, rekening efek sudah aktif, dan kamu tinggal pilih saham incaran. Simpel, kan? Mulai dari sekuritas kayak Ajaib atau Mirae Asset, banyak opsi yang bisa kamu pilih. Tinggal cari yang fee-nya pas buat gaya trading, kamu bisa langsung gas.
Baca juga: Investasi Saham Adalah Judi? Ini Kebenarannya!
2. Beli dalam Satuan Lot
Investasi saham Indonesia itu enggak perlu langsung borong ribuan lembar, kok. Sistemnya pakai satuan lot, dan satu lot itu cuma 100 lembar saham.
Nah, kalau nemu saham prospektif yang harganya kurang dari Rp1.000, berarti buat satu lot cuma butuh enggak lebih dari Rp100.000. Cocok banget kan, buat yang baru mau coba-coba, apalagi kalau dananya terbatas.
Tinggal cari saham dengan harga terjangkau tapi punya potensi cuan di masa depan. Ingat, tetap harus riset biar enggak salah pilih saham, ya.
3. Biaya Transaksi Berpengaruh
Yah, namanya juga investasi. Tetap butuh modal di awal. Hanya saja, kecil besar semua tergantung investornya. Dalam investasi saham Indonesia, juga ada biaya transaksi. Ya, kurang lebih kayak ongkos admin kalau transfer antarbank.
Setiap kali beli atau jual saham, fee ini akan dipotong dari nilai investasimu. Ya, wajarlah. Biasanya, fee beli itu sekitar 0,15%-0,19%. Tapi, fee memang jual agak lebih tinggi, sekitar 0,25%-0,29%.
Nah, ini kudu kamu perhitungkan juga ya. Meski kalau dilihat persentasenya enggak gede, tapi ya kalau sering transaksi, lumayan juga ngurangin cuan.
Makanya, penting banget pilih sekuritas yang biaya transaksinya kompetitif. Kalau fee-nya kecil, profit yang kamu dapatkan bisa lebih maksimal. Jadi, selain riset saham, jangan lupa bandingin fee antar sekuritas juga, ya. Lumayan banget buat ngirit.
4. Pakai Aplikasi
Zaman sekarang, investasi saham Indonesia sudah enggak ribet lagi kayak dulu. Berkat teknologi, semua ada di genggaman lewat aplikasi trading.
Banyak banget aplikasi yang user-friendly, mulai dari Ajaib, Stockbit, sampai MOST, yang bikin investasi terasa kayak main media sosial. Enaknya lagi, aplikasi-aplikasi ini bisa diunduh gratis, jadi enggak perlu mikir biaya tambahan buat mulai. Dengan aplikasi ini, kamu bisa pantau harga saham real-time, beli atau jual saham kapan saja.
Ribet? Mana?
5. Pakai Metode Dollar Cost Averaging
Nah, kalau kamu adalah investor modal mini, kamu bisa terapkan strategi dollar cost averaging atau DCA. Strategi ini rasanya kayak menabung rutin saja, tapi ya level up karena buat saham.
Caranya simpel banget: tiap bulan, sisihkan uang dengan nominal yang sama buat beli saham. Kamu beli saham secara rutin, enggak perlu peduli harga saham lagi naik atau turun. Nah, tapi sebelumnya kamu harus memilih sahamnya dengan cermat dulu ya. Karena, strategi ini cocoknya buat saham yang akan disimpan dalam jangka panjang.
Kenapa strategi ini menarik? Karena DCA bikin kamu enggak terlalu mikirin kapan waktu yang ‘tepat’ buat beli saham. Di saat harga saham lagi murah, kamu bisa beli lebih banyak. Pas harga naik, tetap dapat keuntungan dari pembelian sebelumnya.
Dengan cara ini, kamu bisa meminimalkan risiko gara-gara volatilitas pasar yang kadang bikin deg-degan, yang katanya bisa bikin enggak tidur itu. Bonusnya, portofolio bisa tumbuh stabil tanpa stres memikirkan fluktuasi.
6. Diversifikasi!
Diversifikasi itu ibarat pepatah lama: ‘Jangan taruh semua telur di satu keranjang.’ Dalam dunia investasi, artinya jangan cuma fokus ke satu saham atau satu sektor aja. Misalnya, kalau semua uang diinvestasikan ke saham di sektor teknologi, dan tiba-tiba sektor itu lagi lesu, ya, risiko rugi jadi tinggi. Makanya, penting banget menyebar investasi ke berbagai saham dari sektor yang berbeda, seperti perbankan, konsumsi, atau energi. Dengan begitu, kalau satu sektor lagi turun, sektor lain bisa jadi penyelamat.
Buat yang modalnya masih kecil, diversifikasi juga bisa dilakukan lewat reksa dana atau ETF. Produk ini memungkinkan kamu punya portofolio yang beragam tanpa perlu beli saham satu per satu. Praktis, lebih hemat biaya, dan risiko tetap terjaga. Jadi, diversifikasi itu bukan cuma keren di teori, tapi benar-benar bikin investasi kamu lebih aman dan cuan lebih maksimal.
7. Harus Disertai Literasi yang Cukup
Nah, ini nih. Mau investasi modal mini atau investasi modal raksasa, kalau tanpa literasi yang cukup ya enggak ada artinya. Ibarat nyetir tanpa peta, risikonya nyasar.
So, sebelum terjun, penting banget paham dasar-dasarnya dulu. Misalnya, paham apa itu analisis fundamental—mengecek kondisi keuangan perusahaan, laporan laba rugi, dan potensi bisnisnya. Atau bisa juga belajar analisis teknikal, buat baca pola grafik harga saham, biar bisa nebak tren pergerakan harga.
Selain itu, wajib juga mengikuti berita. Tapi bukan untuk stres, melainkan dunia saham itu dinamis; kebijakan pemerintah, isu global, sampai tren konsumen bisa ngefek besar ke harga saham. Dengan tahu dan paham situasi, kamu pun bisa mengantisipasi banyak hal lebih dini. Meskipun horizonmu jangka panjang, dan sudah yaqin dengan performa saham yang kamu pilih, enggak banyak juga yang perlu kamu lakukan kalau ada perubahan arah pasar.
Tapi, dengan bekal pengetahuan yang memadai, keputusan investasi jadi lebih matang, dan potensi keuntungan pun lebih besar.
Baca juga: Cara Investasi Saham dengan Menghitung Nilai Intrinsik untuk Melihat Mahal atau Murah Harganya
So, sudah tahu ya sekarang. Bahwa investasi saham Indonesia bukan cuma buat yang kantongnya tebal. Dengan modal kecil, strategi yang pas, dan konsistensi, peluang tetap terbuka lebar.
Yang penting, jangan lupa terus belajar, sabar, dan pilih saham yang sesuai dengan tujuan. Siapa bilang yang kecil enggak bisa main di pasar besar?
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!