Bicara tentang mempersiapkan pendidikan anak, maka pastinya kita akan merencanakan dan mengumpulkan dana pendidikan anak terlebih dahulu. Hal tersebut sangatlah penting karena kita sebagai orang tua mestinya bertanggung jawab atas masa depan anak kita. Pendidikan merupakan hak anak-anak yang wajib dipenuhi oleh orang tua mana pun.
Maka dari itu, tak jarang juga jika para orang tua mulai mempersiapkannya sejak dini, bahkan sudah berpikir mengirim anak untuk bersekolah di sekolah-sekolah terbaik sejak si anak masih bayi. Namun, tak sedikit juga yang kehilangan rasa percaya diri hingga tak berani bermimpi terlalu tinggi, menyekolahkan anaknya ke luar negeri misalnya. Padahal sebenarnya bisa kok, pastinya jika dana pendidikan disiapkan secara matang sejak dini.
So, dalam mempersiapkan biaya pendidikan ini, ada banyak cara yang bisa kamu coba untuk lakukan. Selain memikirkan caranya, pastinya kamu juga perlu berhati-hati dalam mempersiapkannya juga. Mengapa? Ya, karena pendidikan anak yang jadi taruhannya. Kalau salah dalam merencanakan, bisa jadi anak jadi gagal sekolah di tempat yang terbaik.
Jadi, ada beberapa hal yang harus jadi perhatian kamu. Salah satunya adalah beberapa kesalahan yang harus dihindari. Biasanya ini adalah kesalahan yang banyak terjadi pada orang lain. Kamu bisa belajar dari mereka, sehingga kamu tak perlu melakukan kesalahan yang sama.
[toc]
Ini dia 7 kesalahan dalam mempersiapkan dana pendidikan anak yang harus dihindari!
1. Tidak membuat perencanaan keuangan
Kesalahan yang harus kamu hindari pertama yaitu tidak membuat perencanaan keuangan. Padahal, tanpa perencanaan keuangan yang detail dan komprehensif, rasanya akan sulit bagi kita untuk bisa mengatur keuangan dengan baik. Akibatnya, alokasi dana pendidikan bisa saja tersabotase, dan akhirnya bisa ditebaik, kita akan kesulitan untuk membangun dana pendidikan anak.
Rencanakanlah dana pendidikan anak dengan matang. Perhitungan juga apakah ada kemungkinan baik dan buruk dalam proses mengumpulkan dana pendidikan. Carilah beberapa cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, ya.
2. Terlambat melakukan perencanaan
Mengapa hal ini jadi kesalahan? Karena kalau terlambat, bisa jadi horizon waktumu jadi sempit untuk mempersiapkan dana pendidikan.
Kamu tahu kan, bahwa dalam investasi ada dua hal besar yang harus jadi faktor penentunya: tujuan dan horizon waktu. Jika terlambat untuk memulai investasi—dengan tujuan apa pun—maka horizon waktu memendek, yang berarti waktu untuk berinvestasi juga semakin pendek, sehingga beban investasi akan semakin besar.
Ada beberapa jenjang pendidikan yang akan dilalui oleh si anak, dan pastinya biaya setiap tahun akan mengalami kenaikan. Sekadar mengingatkan sekali lagi, bahwa ada inflasi sebesar 10 – 20% setiap tahunnya untuk biaya sekolah.
So, jika kamu tidak segera melakukan perencanaan untuk biaya pendidikan anak ini, maka kamu akan kesulitan dalam mengumpulkannya.
3. Tidak memperhitungkan inflasi
Nah, ini dia nih. Jangan sampai lupa, bahwa kamu juga haru smemperhitungkan inflasi. Akibat dari inflasi, maka terjadilah kenaikan biaya pendidikan anak dari 10% hingga 20% per tahun.
Jika kamu tidak memperhitungkan inflasi, maka dana pendidikan yang sudah kamu kumpulkan bisa jadi tidak akan bisa meng-cover seluruh biaya pendidikan anak.
Jumlah biaya yang kamu peroleh harus dilebihkan dengan cara menambahkan rata-rata inflasi untuk setiap tahunnya. Maka, uang yang sudah kamu kumpulkan tidak akan kurang jika sudah saatnya kamu gunakan.
4. Cuma punya satu rekening
Kesalahan selanjutnya yang perlu kamu hindari dalam mengumpulkan dana pendidikan anak adalah hanya punya satu rekening untuk menabung dana pendidikan dan berbagai keperluan lain, seperti misalnya untuk belanja, untuk dana darurat, dan sebagainya.
Mungkin kamu berpikir, ini cara yang praktis. Tapi, sayangnya, hal ini justru akan membuat rencana keuanganmu jadi kacau. Bukan tak mungkin, dana pendidikan justru akan terpakai untuk belanja barang-barang lain, hingga akhirnya tujuan keuangan yang butuh nominal besar ini jadi tak tercapai.
Sebaiknya, pisahkan rekening dana pendidikan dengan rekening untuk kebutuhan lain. Dengan begitu, uang tabunganmu tidak akan tercampur dengan uang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5. Tidak investasi
Mungkin kamu merupakan tipe orang yang anti-investasi. Tapi, untuk dana pendidikan, hal ini mungkin harus kamu pertimbangkan ulang.
Ingat, dalam perencanaan dana pendidikan, ada faktor inflasi yang harus kamu perhitungkan juga. Kalau hanya dengan menabung saja, dana yang kamu kumpulkan pasti akan tergerus dan bisa kalah oleh inflasi.
Dengan investasi, kamu bisa mendapatkan lebih banyak profit daripada kamu hanya menabung saja.
Tentukan horizon waktu kamu mesti investasi. Dengan demikian, kamu akan bisa menghitung, seberapa besar kamu harus menabung dan berinvestasi setiap bulannya.
Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, dan adalah penting bagi kamu untuk mengenalinya, agar kemudian kamu bisa menyesuaikan dengan tujuan dan jangka waktunya. Ada saham, reksa dana, hingga obligasi negara ritel (ORI).
6. Tidak membuat anggaran
Tidak memiliki anggaran menabung dan berinvestasi di awal juga bisa menjadi penyebab dana pendidikan yang tidak tercapai.
Akibatnya, kita cuma bisa menabung di akhir bulan dengan sisa dari uang gaji yang telah digunakan. Which is akan lebih banyak nggak ada sisanya. Jadilah nggak bisa menabung ataupun berinvestasi. Nah loh.
Untuk menghindari hal tersebut, anggarkanlah uang untuk ditabung atau diinvestasikan di awal bulan. Pastikan semua pos sudah terisi dengan dana yang berasal dari penghasilanmu selama satu bulan.
7. Tidak disiplin
Last but not least nih, kesalahan terakhir yang sering dilakukan para orang tua adalah kurang disiplin dalam mengumpulkan dana pendidikan anak.
Banyak yang akhirnya mengeluh tidak bisa menabung atau berinvestasi. Akhirnya menyalahkan penghasilan yang kecil. Padahal, aslinya, hanya karena kurang disiplin saja. Alhasil, mereka tidak mempunyai dana pendidikan yang cukup untuk anak mereka.
Yuk, belajar mendisiplinkan diri sendiri. Jadikan menabung dan berinvestasi sebagai kebiasaan rutin setiap bulannya. Dan ingat, lakukan di awal ketika baru saja menerima penghasilan, bukan melakukannya dengan uang sisa belanja.
Biar seru, coba deh ajak anak untuk ikut menabung atau berinvestasi. Pastinya mereka akan ikut senang melakukannya. Dengan begitu, selain berusaha berkomitmen dengan rencana keuangan sendiri, kita juga sekalian nih mengajarkan konsep uang pada anak.
Oh iya, perlu diingat, bahwa disiplin itu tidak selalu tentang kebiasaan, disiplin juga bisa dilihat dari jumlah nominal yang ditabung. Biasakan juga untuk menabung dengan nominal yang konsisten, ya, yang sudah ditentukan sendiri sedari awal.
Kesimpulan
Nah, dengan mengetahui 7 kesalahan yang sering terjadi dalam merencanakan dana pendidikan anak di atas, maka seharusnya kita bisa lebih mengantisipasi kebutuhan pendidikan anak di masa yang akan datang.
Semoga nantinya tidak ada lagi penyesalan karena salah mengambil langkah dan kita juga bisa membekali diri dengan banyak informasi terkait dana pendidikan ini.
Semoga bermanfaat, ya!
Belajar Akuntansi Pajak
Kalau misalkan kepepet yaa, mending diambil uang pendidikannya buat modal usaha atau buat kuliah seadanya saja yaa ?