Mengejar FIRE alias kebebasan finansial sejak dini makin populer belakangan ini. Banyak yang mulai berinvestasi, terutama di saham, demi masa depan yang lebih mandiri secara ekonomi. Sayangnya, tren ini juga dibarengi dengan maraknya penipuan investasi saham di Telegram. Aplikasi yang awalnya digunakan untuk diskusi malah jadi ladang empuk para pelaku tipu-tipu.
Tanpa sadar, orang bisa terseret karena tergoda janji cuan besar dalam waktu singkat. Apalagi kalau dibungkus dengan istilah keuangan yang terdengar meyakinkan.
Tapi yang tampak rapi di luar, belum tentu aman di dalam. Ada banyak risiko tersembunyi yang wajib diwaspadai, apalagi buat yang sedang serius membangun masa depan lewat investasi.
Kenapa Telegram Jadi Ladang Subur Penipuan Investasi Saham?
Kasus penipuan investasi saham di Telegram bukan cuma muncul satu dua kali. Polanya berulang, korbannya terus bertambah.
Telegram yang awalnya jadi tempat berbagi info saham, malah dimanfaatkan untuk menyebar jebakan. Ada alasan kenapa platform ini jadi tempat favorit para penipu. Supaya lebih waspada, penting untuk tahu kenapa lingkungan Telegram bisa begitu rawan disusupi modus-modus investasi palsu.
Minim Moderasi
Telegram tidak seperti media sosial lain yang punya sistem pelaporan ketat. Siapa pun bisa bikin akun dengan nomor luar negeri dan nama palsu. Tidak ada kewajiban verifikasi wajah atau identitas asli.
Jadi, penipu bisa leluasa menyamar jadi siapa saja. Bahkan setelah tertangkap basah menipu, mereka bisa muncul lagi dengan akun baru. Ini bikin korban susah melacak pelakunya.
Grup-Grup Muncul Tanpa Verifikasi
Siapa pun bisa bikin grup atau channel bertema saham. Tidak ada proses pengecekan apakah adminnya benar-benar paham investasi. Banyak grup tampil profesional, pakai nama keren dan logo meyakinkan. Bahkan, banyak yang mencatut nama-nama populer di dunia investasi juga.
Tapi isinya? Ya gitu deh. Umumnya cuma spekulasi atau bahkan ajakan beli saham gorengan. Karena anggotanya ribuan, orang jadi mudah percaya. Padahal semua bisa direkayasa.
Fitur Channel/Forwarding Pesan Mudah Dimanipulasi
Telegram memungkinkan pesan dari satu channel di-forward ke mana-mana. Penipu sering pakai cara ini buat sebar testimoni palsu atau sinyal saham hasil rekayasa. Pesan lama bisa diedit, lalu di-forward ulang seolah-olah itu hasil analisis jitu. Orang yang baru gabung tidak tahu konteks aslinya. Akhirnya banyak yang ikut beli saham berdasarkan informasi yang menyesatkan.
Baca juga: Modus Penipuan Online Terbaru dan Viral, Bisa Merugikan sampai Ratusan Juta
Modus-Modus Penipuan Investasi Saham di Telegram
Kasus penipuan investasi saham di Telegram kebanyakan terlihat rapi dan meyakinkan. Banyak orang baru sadar tertipu setelah uang raib dan pelaku menghilang.
Modus yang dipakai juga makin beragam dan sulit dikenali kalau tidak hati-hati. Penipu pintar memainkan psikologi korban—mulai dari rasa ingin cepat kaya sampai percaya pada komunitas. Berikut beberapa pola yang sering digunakan, supaya bisa lebih waspada sebelum terlanjur ikut arus.
Rekomendasi Saham ‘Bandar’
Modus ini biasanya muncul di grup atau channel yang ramai anggotanya. Admin akan memberi sinyal beli saham tertentu, lalu bilang itu saham yang “akan naik”. Faktanya, saham yang disebut biasanya saham gorengan—likuiditas rendah dan mudah digerakkan oleh bandar.
Setelah banyak orang ikut beli, harga memang naik sebentar. Tapi tak lama kemudian, harga anjlok karena bandarnya sudah jualan. Ujung-ujungnya, yang rugi adalah para anggota yang ikut beli belakangan.
Penyamaran Sebagai Analis Profesional
Banyak akun palsu pakai nama dan foto tokoh pasar modal terkenal. Mereka bikin seolah-olah pihak yang dicatut itu sedang bagi-bagi insight gratis. Padahal tujuannya buat bangun kepercayaan, lalu jebak korban dengan sinyal palsu atau ajakan transfer uang. Karena tampilannya meyakinkan, banyak yang tidak sadar sedang ditipu.
Janji Keuntungan Instan
Penipu sering pakai janji cuan cepat, seperti 20–30% dalam hitungan hari. Kalimatnya dibuat menggoda, seolah ini peluang emas yang tak datang dua kali.
Mereka bilang sudah ada banyak yang sukses ikut program atau sinyal mereka. Testimoninya pun terlihat meyakinkan, padahal sering kali fiktif. Orang yang sedang ingin cepat kaya jadi mudah terbuai. Setelah uang dikirim, hasil yang dijanjikan tidak pernah datang.
Grup Premium Berbayar
Setelah percaya, korban ditawari masuk ke grup eksklusif yang katanya lebih akurat. Tapi untuk bisa gabung, harus transfer sejumlah uang sebagai biaya keanggotaan.
Di grup ini, korban tetap diberi sinyal-sinyal palsu atau saham gorengan. Tidak ada transparansi atau tanggung jawab kalau sinyalnya gagal. Saat banyak yang komplain, grup bisa tiba-tiba dihapus dan adminnya ngilang secara ghoib.
Penipuan Berkedok Robot Trading atau Auto Copy Trade
Penipu menawarkan jasa robot trading yang katanya bisa kasih untung otomatis. Tidak perlu belajar analisis, cukup setor dana, dan biarkan sistem bekerja. Terdengar praktis, apalagi buat yang sibuk atau pemula.
Tapi umumnya ya gitu deh, robotnya tidak transparan, bahkan enggak ada sama sekali. Dana yang disetor bisa hilang begitu saja, tanpa laporan jelas. Saat ditanya, admin cuma kasih alasan teknis atau malah ngilang juga.
Cara Mengenali dan Menghindari Penipuan Investasi Saham di Telegram
Supaya tidak jadi korban penipuan investasi saham di Telegram, penting buat tahu cara mengenali tanda-tandanya sejak awal. Berikut beberapa langkah sederhana yang bisa bantu melindungi diri dari praktik investasi bodong yang berkeliaran di Telegram.
Selalu Cek Legalitas dan Izin Entitas Keuangan (OJK/BEI)
Sebelum percaya pada ajakan investasi, cek dulu apakah pihak yang menawarkan sudah terdaftar di OJK atau BEI. Nama perusahaan bisa dicari langsung di situs resmi OJK. Kalau tidak terdaftar, artinya ilegal dan patut dicurigai.
Jangan percaya hanya karena tampilannya rapi atau pakai istilah keuangan yang terdengar keren. Banyak penipu sengaja tampil profesional supaya terlihat meyakinkan. Legalitas itu langkah pertama yang harus dicek sebelum bicara soal cuan.
Waspada Janji Profit Cepat atau Besar
Tidak ada investasi yang bisa kasih untung besar dalam waktu singkat tanpa risiko. Kalau ada yang menjanjikan cuan 20% dalam seminggu, itu sinyal bahaya. Pasar saham bergerak naik turun, dan butuh waktu untuk hasil yang masuk akal.
Janji-janji cepat kaya biasanya jadi umpan penipuan. Apalagi kalau disertai testimoni fantastis yang tidak bisa diverifikasi. Mending curiga dulu daripada menyesal.
Hindari Transfer Uang ke Rekening Pribadi atas Nama Perorangan
Kalau diminta kirim uang ke rekening pribadi, apalagi atas nama yang tidak jelas, lebih baik batalkan saja. Investasi resmi seharusnya dilakukan lewat rekening perusahaan yang terdaftar.
Penipu sering minta transfer ke rekening pribadi supaya jejaknya sulit dilacak. Setelah uang masuk, mereka bisa langsung kabur. Jangan tergoda oleh iming-iming diskon, bonus, atau akses eksklusif.
Gunakan Platform Resmi untuk Investasi (Sekuritas Legal)
Kalau mau investasi saham, daftarlah di sekuritas yang punya izin dari OJK dan BEI. Sekarang sudah banyak aplikasi resmi yang mudah diakses dan prosesnya transparan.
Lewat platform legal, dana tersimpan aman dan transaksi bisa dipertanggungjawabkan. Kamu juga bisa pantau sendiri pergerakan saham tanpa bergantung pada sinyal orang lain. Hindari platform abal-abal yang cuma kasih janji tapi tidak punya landasan hukum.
Perbanyak Belajar dari Sumber Tepercaya
Belajar saham butuh waktu, dan sumber belajarnya harus jelas. Banyak grup Telegram hanya berisi opini liar atau spekulasi. Kadang informasi di sana juga saling bertentangan dan membingungkan.
Lebih baik belajar dari buku, situs edukasi finansial, atau ikut webinar dari institusi resmi. Dengan bekal pengetahuan yang cukup, kamu bisa ambil keputusan lebih bijak dan tidak mudah dibodohi.
Baca juga: Saham Unilever Di 2022 Setelah Pandemi (Diharapkan) Berakhir
Langkah menuju kebebasan finansial seharusnya dimulai dengan keputusan yang cermat, bukan tergesa karena tergiur janji manis. Penipuan investasi saham di Telegram bisa menyeret siapa saja yang lengah, apalagi yang sedang semangat membangun masa depan lewat investasi.
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!