Menjadi seorang sandwich generation itu bisa menjadi masalah keuangan yang tak berujung untuk kaum milenial.
Hal ini muncul sedikit banyak akibat dari ketidakmampuan orang tua mereka dalam merencanakan keuangan dengan baik di masa lalu. Akhirnya, anak-anak yang harus mengambil alih tanggung jawab atau kebutuhan finansial keluarga. Ini mencakup membiayai kehidupan orang tua yang tidak lagi produktif, dan juga saudara-saudara lain.
Yah, sebenarnya tidak bermaksud menyalahkan siapa pun sih, tetapi gambaran umumnya memang begitu, dan kita harus realistis.
Dengan beban seperti ini, lantas apakah para sandwich generation ini harus memupus cita-cita untuk bisa FIRE, dan merasakan bebas finansial?
Apa Itu Sandwich Generation?
Sandwich generation sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok orang yang berada dalam tekanan karena harus merawat dan mendukung secara finansial dua generasi: generasi orang tua mereka yang sudah lanjut usia dan anak-anak mereka yang masih bergantung.
Istilah ini mengacu pada bagaimana seseorang “diselipkan” atau “disandwich” antara kewajiban untuk merawat orang tua mereka yang mungkin sudah pensiun atau memiliki kebutuhan kesehatan tertentu, sementara pada saat yang sama, mereka juga bertanggung jawab atas anak-anak mereka, baik yang masih kecil atau bahkan yang sudah dewasa tetapi masih memerlukan dukungan finansial atau lainnya.
Parahnya lagi, sudah dijepit atas bawah, si sandwich generation ini kadang juga dijepit kanan kiri, lantaran juga harus menanggung biaya hidup kakak atau adiknya, sepupu-sepupunya, yang jumlahnya sekampung.
Hal ini akhirnya menimbulkan beban finansial, emosional, dan waktu yang signifikan pada si generasi sandwich, karena mereka harus menyeimbangkan perhatian dan sumber daya antara mengasuh anak-anak dan merawat orang tua lanjut usia (plus orang lainnya). Selain itu, mereka juga harus berusaha memenuhi kebutuhan pribadi dan profesional mereka sendiri.
Generasi sandwich biasanya melibatkan orang-orang di pertengahan hingga akhir usia 30-an, 40-an, dan 50-an. Mereka menghadapi tantangan unik yang berkaitan dengan perencanaan finansial, karena mereka perlu mempertimbangkan biaya pendidikan anak, perawatan kesehatan, persiapan pensiun, dan potensi perawatan jangka panjang untuk anggota keluarga yang lebih tua
Kalau sudah begini, tak heran kalau banyak yang menganggap bahwa bebas finansial dan FIRE adalah hal yang tidak diperuntukkan bagi sandwich generation.
Cara Sandwich Generation untuk Bebas Finansial
Well, jangan putus asa sekarang. Yang terpenting, kita harus bertekad agar jangan sampai kondisi generasi roti isi ini terwariskan pada anak cucu kita. Sebab itu, yuk, putus rantai generasi sandwich dengan beberapa tip meraih kebebasan finansial berikut ini.
1. Terbuka dengan Keluarga
Memang penting untuk tampak kuat di depan keluarga, tetapi lebih penting lagi untuk berani berbicara jika kamu merasa beban finansialmu sudah terlalu berat.
Nah, kalau belum terlambat—dalam artian sekarang orang tuamu mungkin masih sehat dan bugar, kamu bisa mulai menanyakan, apakah mereka sudah punya rencana pensiun. Memang penting untuk ajak orang tua duduk bersama, dan membicarakan masalah keuangan keluarga.
Ini bukan egois, atau kamu enggak mau berbakti ya. Ini untuk kebaikan semua pihak. Apalagi kalau kamu melihat tanda-tanda bahwa orang tuamu mungkin akan kesulitan secara finansial, ayo, mulailah bicara dan bantu mereka atur keuangan mereka.
Kamu bisa mulai dengan membantu merencanakan masa pensiun mereka, yang akan menjadi langkah awal yang baik dalam pengaturan keuangan. Ini tidak hanya membantu mereka, tapi juga kamu sendiri.
Ajak orang tua berdiskusi, bicarakan berapa banyak yang mereka inginkan untuk ditabung untuk hari tua, dan di mana mereka akan tinggal nantinya. Kemudian, tanya saudara-saudaramu, seperti kakak atau adik, kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk merawat orang tua. Misalnya, bagaimana cara merawat orang tua saat mereka sakit, dan lain-lain. Yang terpenting, pastikan diskusi ini bebas dari konflik emosional, sehingga semua rencana bisa dibahas dengan lancar dan mencapai kesepakatan.
Jika dirasa perlu, libatkan orang yang lebih tua atau yang dianggap netral di dalam keluarga sebagai mediator. Atau bahkan kamu bisa mempertimbangkan untuk mendatangkan seorang perencana keuangan profesional untuk membantu diskusi. Dengan cara ini, semua aspek perencanaan keuangan bisa didiskusikan dengan terstruktur dan jelas.
2. Pantau Setiap Pengeluaran, Sekecil Apa Pun
Ingat, uang adalah hasil dari kerja keras kita. Untuk menghormati usaha yang telah kita lakukan, kita harus benar-benar memperhatikan bagaimana kita menghabiskan uang kita. Juga, penting untuk tahu dari mana saja uang itu berasal sehingga kita bisa menetapkan gaya hidup yang sesuai.
Ketika kita mendapatkan uang, hal pertama yang harus kita pikirkan adalah menyisihkannya untuk dana darurat. Ini penting banget untuk kestabilan keuangan kita, apalagi kalau kita adalah sandwich generation. Jika bisa, coba sisihkan sedikit untuk investasi, meskipun jumlahnya tidak besar.
Seseorang yang mengerti nilai sebenarnya dari uang akan selalu berusaha mengelolanya dengan bijak. Ini sangat penting, terutama jika kamu berada di generasi sandwich, di mana setiap rupiah yang keluar harus diperhitungkan. Cobalah untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilanmu untuk ditabung.
3. Alokasikan Khusus untuk Keluarga, Pisahkan dari Dana Kebutuhan Pribadi
Menyisihkan uang khusus untuk keperluan keluarga dan membedakannya dari uang untuk keperluan sendiri adalah cara cerdas mengatur keuangan, terutama buat mereka yang ada di generasi sandwich. Dengan cara ini, kamu bisa memastikan semua keperluan keluarga terpenuhi tanpa mengorbankan kebutuhan pribadimu.
Dengan membagi uang seperti ini, kamu jadi bisa lebih mudah mengontrol pengeluaran. Kamu bisa melihat dengan jelas berapa banyak uang yang dipakai untuk keluarga, dan berapa yang masih bisa kamu gunakan untuk diri sendiri. Ini mencegah kamu dari risiko memakai uang terlalu banyak untuk satu hal dan mengesampingkan yang lainnya.
Plus, dengan uang yang terbagi-bagi, kamu jadi lebih tahu kebutuhan keluarga yang sebenarnya. Kamu jadi paham berapa yang harus disisihkan setiap bulannya untuk keluarga, sehingga membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan terencana. Jadi, semuanya lebih teratur dan tidak ada yang terlewat.
4. Bikin Catatan Keuangan
Bikin catatan pengeluaran dan pemasukan uang sangat membantu loh, kamu jadi tahu uang kamu lari ke mana saja dan berapa yang masuk ke kantong. Meski sekarang banyak orang sudah tahu pentingnya hal ini, nyatanya cuma sedikit yang benar-benar melakukannya secara rutin. Ingat, nggak ada yang kecil dalam urusan uang, catat saja meskipun hanya pengeluaran seribu rupiah.
Dengan catatan ini, kamu jadi paham betul kondisi keuanganmu. Siapa tahu, ada pengeluaran yang sebenarnya bisa dipangkas, atau malah kamu menemukan cara buat menabung lebih banyak. Intinya, banyak hal positif yang bisa terjadi hanya dengan rajin-rajin mencatat pemasukan dan pengeluaranmu, enggak peduli seberapa kecil jumlahnya.
5. Terus Edukasi Diri Sendiri
Mungkin kamu sudah sering dengar soal investasi, yang jenisnya ada banyak. Tapi, tahu nggak sih, investasi yang paling berharga itu adalah belajar?
Yup, menambah ilmu bisa membuka pikiran kita untuk hal-hal baru, baik untuk diri sendiri maupun orang di sekitar kita. Terutama dalam hal keuangan, ilmu ini penting banget untuk mengerti gimana caranya ekonomi itu berjalan.
Soalnya, kan, di sekolah nggak diajarin gimana cara atur keuangan, jadi wajar deh kalau banyak orang yang bingung pas dapat gaji pertama.
Nah, kalau kamu mau merdeka secara finansial, kamu harus mau terus belajar. Jangan asal ikut-ikutan orang lain pas mau mulai investasi. Lebih baik cari tahu dan paham dulu sebelum memutuskan untuk beli produk investasi.
Kekurangan pengetahuan soal keuangan bisa berakibat buruk. Bisa-bisa kamu atau orang lain jadi rugi. Makanya, coba deh, ikutan kelas tentang keuangan atau belajar tentang investasi. Jadi, kamu enggak hanya ikut arus, tapi benar-benar tahu apa yang kamu lakukan dengan uangmu.
Miliki Tujuan Keuangan yang Jelas Sejak Awal: Bebas Finansial!
Dari semua cara di atas, satu hal terbesar yang harus kamu lakukan lebih dulu adalah bertekad, berniat, bercita-cita untuk bebas finansial. Patenkan ini sejak pertama kamu berniat memperbaiki kondisi keuangan sebagai sandwich generation.
Dengan begini, ibaratnya sudah menjadi doa. Selanjutnya kamu akan lebih mudah dalam berusaha dan berupaya.
Walaupun kamu termasuk generasi sandwich, mimpi untuk FIRE dan bebas finansial itu masih bisa diwujudkan, lho. Mungkin kita merasa sulit mencapainya karena kita tidak yakin seberapa jauh kemampuan keuangan kita. Padahal, semua bisa dihitung kok. Jadi, jangan takut untuk menghitung uang yang kamu punya.
Setelah tahu berapa yang kamu miliki, kamu jadi bisa hitung berapa yang kamu butuhkan untuk capai tujuanmu. Ini bisa jadi dorongan buat kamu untuk lebih rajin mencari dan tidak hanya mengandalkan penghasilan dari satu tempat saja.
Toh, setiap orang punya definisi sendiri tentang apa itu kebebasan finansial, dan ini mempengaruhi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Jelas, waktu yang dibutuhkan bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Kamu nggak bisa membandingkan dirimu dengan orang lain, soalnya situasi setiap orang itu unik.
Kebebasan finansial bisa diartikan sebagai saat di mana penghasilan dari investasi kamu sudah cukup untuk biayai hidup sehari-hari. Makanya, menghitung pengeluaran dan pendapatan itu penting banget dalam mengejar tujuan ini.
Jika kamu biasa mencatat pengeluaran dan pemasukan (atau cash flow), kamu akan tahu dengan jelas di mana kekuranganmu dan seberapa dekat kamu dengan kebebasan finansial yang kamu idamkan.
Jadi, langkah pertama yang harus kamu ambil adalah menilai kemampuan finansialmu, lalu buatlah rencana yang sesuai. Dengan tetap konsisten dan berkomitmen, kamu yang di generasi sandwich pun bisa meraih kebebasan finansial, kok!
Mau tahu bagaimana merencanakan FIRE dan membangun aset 300 kali gaji dengan lebih detail? Kamu harus banget punya buku ini. Kamu bisa baca dan belajar secara fleksibel, dan dapatkan insight lebih detail mengenai konsep FIRE.
Sudah bisa dibeli di toko-toko buku di kota-kota besar di Indonesia! Get your copy now!
Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!