Blog Perencanaan Keuangan

Menu
  • FIRE
    • Dana Pensiun
  • Perencanaan Keuangan
    • Kredit
      • Kredit Umum
      • KPR
      • Kartu Kredit
      • Kredit Online
    • Asuransi
    • Dana Darurat
    • Dana Pendidikan
    • Tips Hemat
  • Investasi
    • Emas
    • Business
    • Crypto
    • ORI-SukRi
    • Reksadana
    • Saham
    • P2P Lending
  • Kamus Keuangan
  • Stories
    • Keluarga
    • Buku
    • Film
    • Musik dan CD
    • Office Life
    • Di Balik Blog
    • Inspirasi
  • About Me
    • Site Map danirachmat.com
    • Contact
    • Paid Post
    • Postingan Tamu
    • Disclaimer
Home
Stories
Being a Father
Tambah Ilmu Jadi Orang Tua {Session 2 Seminar Tetralogy}
Being a Father

Tambah Ilmu Jadi Orang Tua {Session 2 Seminar Tetralogy}

dani 07/10/2012

Anak adalah titipan Allah, jangan dikembalikan dalam padaNya dalam keadaan rusak
Bu Elly Risman – Seminar Tetralogy Sesi 2

Bagi para orang tua, atau yang berminat dan berniat menjadi orang tua, bisa membuka rangkuman dan isi seminar Tetraology yang diadakan oleh Supermoms Indonesia di blognya Mba Indah, Challenging Profession untuk rangkuman sesi 1 dan Upgrading Parenting Skills untuk sesi 2.

-Udah-

Hahaha… Nggak Ding. Becanda.

Udah dari jaman pertama kali ikutan seminarnya sebenernya gw mau bikin rangkuman ini buat catatan gw pribadi, tapi nunggu dari Mba Indah yang pasti lengkap ajah entah kenapa adaaa aja yang ngalangin.

Gw dateng ke seminar sabtu pagi itu bareng ama Bul. Di undangannya ditulis jelas-jelas strictly prohibited to bring your child. Tapi kami keukeuh bawa Aaqil karena gak ada yang bisa dititipin buat jaga. Alhasil jadilah kami satu-satunya pasangan yang bawa anak masuk ke ruangan seminar. Mohon maap buat panitia waktu itu.

Kalo buat gw ama Bul yang baru sekitar 5 bulanan jadi orang tua (gosh how time flies!, gak kerasa aja udah 5 bulan), ilmu parenting kayak di materi seminar ini. Selama ini yang kami tahu baru dari perkembangan fisiknya. Gimana ngejaga supply ASI, imunisasi apa aja yang perlu, kalo sakit gimana dan apa aja yang perlu kami kuatirkan dan nggak sehingga harus ke dokter dan sebagainya dan sebagainya.  Di sini gw mungkin cuman akan nulis yang gw highlight dan gw inget. Sori tapi gw gak punya daya ingat yang bagus dan selama seminar gw ganti-gantian keluar masuk sama Bul karena gak mau Aaqil nangis sampe ganggu jalannya acara.

Tema seminar ke 2 ini intinya tentang menghindarkan anak dari kekerasan seksual.

Syukurlah untuk pertama kali diulang beberapa materi dari sesi 1 yang mana gw gak ikutan karena telat tahunya.

Daftar Isi
  1. 1. Tentang Pornografi
  2. 2. Tentang Komunikasi dengan Anak
  3. 3. Orang-orang di Sekitar Kita
  4. 4. Tentang Sentuhan
  5. 5. Peran Ayah

1. Tentang Pornografi

Jadi ya gw baru tahu kalo di otak ada yang namanya director dari pre-frontal cortex (entah ini apaaaa) yang ngatur baik penilaian baik buruk, kepatuhan, penilaian moral dan hal-hal semacamnya dari seseorang itu baru mateng di umur 25 tahun yang mana di dalemnya itu selain director dan juga ada yang namanya responder. Yang dimaksud mateng di sini adalah berfungsi sempurna dimana si director akan bisa memberikan hal proses yang semestinya setelah ada respon dari responder.  Si responder ini meskipun director sudah kasih keputusan, dia tetep akan merespon dengan kekuatan 3 kali lebih kuat dari kekuatan si director. Jadi misalkan aja gini : Gw barusan makan, trus gw lihat eksrim favorit, responder otak gw akan bilang pengen, tapi karena kenyang director akan ngirim keputusan ga makan. Tapi karena responder lebih kuat, dia akan bilang pengen itu 3 kali. Inilah yang akhirnya jadi bikin gw beli juga tuh es krim meskipun gw tahu gw kenyang.

Itu kejadiannya sama es krim. Kalo sama pornografi? Kebayang gak apa yang kejadian kalo fungsi directornya belom mateng?

Karena baru mateng di usia 25 tahun seharusnya lah anak-anak ga melihat pornografi sama sekali. Pornografi akan melakukan pelatihan nonstop terhadap responder. Dan menurut penelitian otak manusia memang merespon lebih cepat terhadap tubuh telanjang.  Gw inget pertama kali gw lihat gambar porno, kelas 2 SMA, hari jum’at mendekati sholat Jum’at. Di kelas, gw lagi bengong gak jelas karena gak ada guru. Temen-temen pada rame di barisan belakang kelas. Gw penasaran, ikutlah gw ke belakang. Gw masih inget merek majalah dan apa yang gw lihat saat itu. Reaksi pertama gw apa coba?

Kaget setengah mampus. Gw lari keluar kelas, shock, hampir muntah dan deg-degan gak karu-karuan. Sumpah gw agak lama bisa memproses ini. Bahkan sampe pulang sekolah gw masih kepikiran terus. Persis banget sama proses yang disampaikan sama Bu Elly.

Shock >> Dopamin keluar >> Senang >> Blasted >> Melihat lagi >> Merasa lebih baik

Yes, setelah itu, melihat pornografi jadi seperti yang digambarkan di atas. Gw tahu banget dulu gimana temen-temen gw mengkoleksi berpuluh-puluh keping CD dan sebagainya. Dan gw adalah peminjam aktif jaman dulu.

Sedihnya, sekarang ini, materi pornografi ternyata sudah memang ditujukan untuk anak-anak. Setan gak sih. Gw yang dulu ngeliat pertama kali jaman SMA aja jadinya kayak gini apalagi kalo sekarang anak-anak yang disasar targetnya. Berita-berita tentang kejadian yang diakibatkan sama pornografi di usia anak ini bikin gw sukses merinding. Gw nangis waktu sampe ke berita sekumpulan anak SD berhubungan seks di bawah meja resepsi pernikahan di kampung. Ya Allah, apa jadinya anak-anak itu nantiii.

Belom lagi ngebahas paedofilia yang ngincer anak-anak buat dijadiin korban. Akibat pornografi tadi, responder dengan director otak yang udah rusak tuh akan selalu mencari pemuasan. Semakin lama business as usual gak akan lagi cukup. Dan parahnya Bu Elly menyampaikan kalo ultimate sexual arousal can be satisfied by pure children body image. Astaghfirullaah hal adziiiim… Gw merinding semerinding-merindingnya. Manalah gw sempet ngupload poto Aaqil habis mandi parno abis

2. Tentang Komunikasi dengan Anak

Gw menggarsibawahi omongannya Bu Elly

Anak jangan pernah disambi

Aaqil yang masih bayi aja sering kami sambi. Alhamdulillaah kami dapet peringatan ini sejak awal. Nyambinya gimana? Sambil guyon sama Aaqil di tempat tidur kami sambil mainan HP.

Apa sih efek nyambi waktu berkomunikasi dengan anak? Anak jadi merasa mereka bukan fokus utama orang tua, yang berujung pada nyari perhatian lebih dan sebagainya-dan sebagainya. Iya kalo nyari perhatiannya ke kita, lha kalo nyari perhatiannya ke orang lain? Gak asing lagi kan kasus anak tanggung hilang diculik sama orang yang baru kenal di social media dan sebagainya setelah kenal baru beberapa hari?

Selain itu juga jangan biasakan berbohong waktu ngomong sama anak. Contoh gampangnya :

Anak : “Yah, minta beliin mobil-mobilan di toko itu dong”
Ayah : “Mobil-mobilannya habis nak, lain kali aja ya”
Anak : “Tapi kemaren temenku habis dari sana masih ada tuh Yah”
Ayah : “Iya itu mobil yang terakhir”

Yang semacem-semacem itu lah ya. Yang mana kalo kebiasaan, si anak bakalan belajar gimana berbohong justru dari orang tuanya sendiri. Tapi gak selamanya bohong itu dilarang ya, nanti gw akan sampai ke bagian yang bohong justru harus diajarkan ke anak-anak.

Kalo ngadepin permintaan anak semacam itu, sebaiknya kita ngadepin anak dengan cara berpikir logis. Ajak anak untuk berfikir logis dan kreatif. Konsep yang gw baru pertama kali denger waktu seminar itu adalah konsep Teaching Thinking. Berkomunikasi dengan anak dengan menggunakan bahasa-bahasa pertanyaan yang memacu si anak untuk berfikir dan mencari jawaban yang akhirnya akan mengembangkan kemampuan anak kita berfikir dan menganalisa.

Konsep ini sudah diajarkan di lembaga pendidikan resmi di Malaysia dan banyak negara lainnya. Sayangnya di Indonesia untuk ukuran orang-orang terpelajarnya yang ikut seminar kemaren (iyeh termasuk gw. buhaahahahaha) sebagian besar  baru denger kemaren.

Dengan konsep ini, selain membantu anak untuk selalu berpikir, kita juga bisa membuat mereka merasa dihargai. Karena mereka akan merasa pendapat mereka didengar. Meskipun nantinya tetap orang tua yang mengambil keputusan, tapi dengan mendengar pendapat mereka, mereka tahu kalo keberadaan mereka diakui. Yak pengakuan keberadaan mereka penting banget untuk membangun karakter anak. Menurut bu Elly, pengakuan ato validasi itu dilakukan dengan 3  langkah:

Penerimaan > Penghargaan > Pujian  –  (CMIIW)

Dengan memberikan pertanyaan, kita melakukan penerimaan terhadap anak kita, dan hal itu akan melatih anak untuk behadapan dengan masalah. Peran kita sebagai orang tua adalah menyediakan fasilitas agar anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, bukan memberikan fasilitas untuk menyelesaikan masalah. ngerti ga? gw agak ambigu sih

Setelah itu, kita berikan pujian penghargaan ke anak dan kemudian pujian.

Jadi akses bicara antara anak dan orang tua memang harus dibuka selebar-lebarnya. Mengutip dari bukunya Toge Aprilianto:

Komunikasi antara anak dan orang tua masa sekarang ini hendaknya tidak lagi bersifat berjenjang vertikal, tapi lebih ke komunikasi horizontal

3. Orang-orang di Sekitar Kita

Dalam membesarkan anak, tentu saja gak lepas dari orang-orang di sekitar kita. Kalo dapet ilmu baru soal parenting, better kalo kita share itu ke orang tua kita, sodara kita, orang tua temen anak kita, asisten rumah tangga (ini gw belom share ke Teteh sih), gurunya anak kita ato kalo menurut gw sih siapapun yang nantinya berhubungan sama anak kita ya.

Nah soal orang-orang yang ada di sekitar kita, dari kecil kita kudu ajarkan anak untuk membagi orang-orang berdasarka kategori sebagai berikut :

  • orang asing
  • kenalan
  • teman
  • sahabat
  • kerabat
  • muhrim

Tentang definisi masing-masing bisa dibaca di blognya Mba Indah yang Upgrading Parenting Skills untuk sesi 2 yang tadi ya. Yang mau gw garis bawahi adalah untuk orang asing, kita harus ajarkan ke anak kita dari kecil kalo it is strictly prohibited to talk to a stranger. Bukan, kita bukan mau mengajarkan anak kita jadi generasi jutek seperti yang ditanyakan sam Irfan Hakim MC kondang di acara itu. Tapi kita mau menjaga diri dan keselamatan anak kita. Lagian kalo orang asing kan gak mungkin ya nanya jalan ke anak kecil, ato nanya jam dan permen karet.

Trus dari kecil juga kita ajarkan derajat kedekatan berdasarkan urutan tadi. Apa saja yang boleh dilakukan dan tidak sama orang-orang yang masuk dalam kategori kerabat dan sebagainya karena sering kan kita dengar, pelaku kekerasan seksual terhadap anak-anak justru berasal dari orang-orang terdekat di lingkungan kita.

4. Tentang Sentuhan

Gw baru tahu tentang sentuhan di sini.

Parah abis.

Jadi ya, orang tuh seharusnya gak boleh asal peluk dan cium anak orang lain. No no no. Itu berarti tidak menghargai area dan hak milik orang lain. Mestinya kudu minta ijin dulu. Apalagi di masa yang banyak orang gila berkeliaran kayak gini.

Balik ke sentuhan, ada tiga macem sentuhan ternyata :

1. Sentuhan baik –> Dari pundak ke atas dan dari lutut ke bawah
2. Sentuhan meragukan –> Sentuhan dari bahu sampai lutut
3. Sentuhan jelek –> Sentuhan ke anggota badan yang ditutup pakaian renang cewek

Selain itu, sentuhan baik  bisa jadi meragukan kalo cara menyentuhnya juga gak baik. Ngerti maksudnya kan ya?

Sekarang kalo ketemu ama ponakan, gw kudu mikir juga gimana biar tidak melakukan sentuhan yang dikategorikan tidak baik. Sentuhan ini balik lagi dihubungkan dengan konsep kategori orang tadi ya.

5. Peran Ayah

Karena gw bapak-bapak, gw mau highlight juga yang dibilang bu Elly soal peranan Bapak.

Ga jamannya lagi sekarang pembagian peran antara bapak dan ibu di mana bapak cari duit ibu ngasuh anak. Terutama di bagian Ibu ngasuh anak. Peran bapak bener-bener kudu diperhitungkan kalo mau anak tumbuh dengan emosi yang stabil. Balik ke bagian validasi tadi, menurut Bu Elly, peranan seorang ayahlah untuk mulai pembicaraan mengenai konsep diri si anak itu. Bapak kudu bisa ngajakin ngomong anak dan ngasih pengertian bahwasannya anak adalah yang paling berharga buat orang tuanya.

Dari sini orang tua bisa mulai mengembangkan pemahaman anak mengenai konsep kepemilikian diri dan bagaimana menjaga tubuh mereka. Mengenalkan mereka baik dan buruk dan bagaimana menghindarkan anak dari kekerasan seksual.

Dari Bapaklah keberanian diajarkan.

—

Oiya satu lagi, orang tualah yang sebaiknya mengajarkan konsep beragama dan dari keluargalah nilai-nilai yang dianut seseorang itu didapatkan. Jangan mensubkan pendidikan agama dan moral ke sekolah  dan menuntut tanggung jawab hanya dari sekolah saja.

Itu garis besar yang gw dapatkan dari seminar kemaren. Gw ama Bul nyadar kalo banyak banget yang kudu kami pelajari lagi buat bisa mendidik Aaqil. Rasanya keabisan udara dan mau pingsan pas tahu betapa banyaknya yang kudu kami siapkan. nah dulu sebelum bikin gak mikir?

Bismillaah….

Share
Tweet
Email
Prev Article
Next Article

Related Articles

Sudah tau brush lettering? Salah satu artist yang gw demen …

Brush Lettering Workshop by Besinikel

#11 Masa-Masa Paling Indah di Sekolah
Mba Vera yang punya Verazka kasih kesempatan gw untuk bernostalgia …

#11 Masa-Masa Paling Indah di Sekolah

About The Author

dani

108 Comments

  1. randompeps

    Waaaah ini juga lengkap! 😆

    07/10/2012
    • Dani

      Masih banyak yang gwnya lupa Peps.. :”(

      11/10/2012
  2. Ely Meyer

    wah .. lengkap Dan , nambah ilmu nih walau aku belum punya anak,
    trims ya

    07/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mba El.. 😀 Semoga bermanfaat

      11/10/2012
  3. Alifianto DotCom

    Tambah ilmu nih, aku save ah, biar gak lupa…
    Thanks

    07/10/2012
    • Dani

      Monggo. Silahkan Mas.. 🙂

      11/10/2012
  4. bintangtimur

    Daniii…apa kabar?
    Semoga semua sehat-sehat ya, termasuk Bul dan Aaqil juga 🙂

    Saya sependapat kalau ngasuh anak itu jangan disambi, ngasuh sambil masak, ngasuh sambil nyerika, ngasuh sambil mainin handphone…duh, jadinya kan setengah-setengah. Cinta dan kasih sayang yang diberikan juga pasti nggak akan optimal.
    Memang sih buat jadi super mom atau super dad kita mesti punya waktu ekstra. Saat anak tidur, barulah kita bekerja. atau saat anak bermain dengan ayahnya, barulah ibu menyetrika…terus terang, saya paling sebel kalau ada ibu-ibu yang duduk berdua dengan anak balitanya di kafe tapi sibuk main handphone dan si anak diabaikan… 🙁

    07/10/2012
    • Dani

      Kabar baik Mba Irma..
      Amiiiinn… Maturnuwun doanya Mba Ir. Semoga njenengan juga…
      Wuih, pengalaman dari seorang Ibu yang sudah berhasil nih Mba ir.
      Saya masih baru ngerti dalam tataran teori. Belom tahu nanti prakteknya gimana. Semoga bisa konsisten Mba.

      Makasih ya Mba Ir…

      11/10/2012
  5. niee

    karena belum punya anak dan gak tahu kapan akan punya anak aku bingung jadinya bacanya. >.<

    07/10/2012
    • Dani

      Hehehe. pelan-pelan aja bacanya Niee.. 😀

      11/10/2012
  6. JNYnita

    Kalau baca yang beginian pas belom punya anak tuuuh… bikin bingung… gak disimpen tp nantinya butuh, disimpen eeeh, lupa pas butuh… ╯︿╰

    07/10/2012
    • Dani

      Balik sini lagi aja Mba Nanti. It will always be here kok.. 😀

      11/10/2012
  7. saidah

    Horraaaayy…tfs mas dani, jd tertarik mo ikutan andai aja di banjarmasin ada seminar ini…wajib ikutan kynya yah hihihi 😀
    Haddoooohh iya bener msh banyak yg perlu dipelajari utk mendidik bayi kita yah, heeeemmh baru 4 bulan jd emak2…msh banyak pe-er nya nih dlm hal mendidik anak, once again thanks yah 🙂

    07/10/2012
    • Dani

      masih banyaaak banget Mba Ida. Hayuk semangat belajar dari berbagai sumber.. 😀

      11/10/2012
  8. alaika

    Keren nih sharingnya….walau Intan dah gede, tetap aku butuh supply ilmu parenting beginian…. makasih ya Dan…..:)

    07/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mba Al.. :”)

      11/10/2012
  9. putrijeruk

    Wah bagus nih rangkumannya. Walaupun blm punya anak kn tetep bs dipraktekin ke anak2 sekitar. Semoga jd bapak ya baik ya 🙂

    07/10/2012
    • Dani

      Makasih Kri… 😀

      11/10/2012
  10. Gen Puisi

    amat sangat bermanfaat,,,,
    semoga tidak ketinggalan Session selanjut nya… 🙂

    07/10/2012
    • Dani

      Amiiin… Makasih Mba.. 🙂

      11/10/2012
  11. Novi

    ihhh kebiasaanku banget itu, main ama anak disambi ngelihat komputer/hp ahhhhh, parah bgt nih aku jadi org tua. thanks for sharing, jadi yg ga dateng ke seminar macam diriku bisa tahu juga

    07/10/2012
    • Dani

      Semoga diriku juga bisa konsisten Mba Nov, huehehe. berat sih kayaknya ya.. 😀

      11/10/2012
  12. cumakatakata

    waaaaaaaaaaah, matab mas dani….

    saya jadikan PDF aja yaa… ijin ambil….

    07/10/2012
    • Dani

      eh bagi dong Ta pdfnya.. 😀

      11/10/2012
      • cumakatakata

        loh2, ini gimana toh?
        kan mase yang punya ini, kok malah minta…. hmmm???

        11/10/2012
        • danirachmat

          Ma to the les. Males. Hehehehe. Buat jadiin pedeef. Btw namanya Kiki ya?

          11/10/2012
  13. cimut78

    yak, sukses bikin saya makin galau gimana nanti mendidik anak, “sanggupkah saya nanti?”

    07/10/2012
    • Dani

      Bismillaah.. Bisa kok.. 😀

      11/10/2012
      • cimut78

        Amien….Insya Allah BISAAA *teriak kenceng2…^___^

        12/10/2012
  14. Lidya

    terima kasih sudha mau merangkum ya 🙂 kalau aku ikutan seminarnya berarti sama2 bawa anak dong hehehe. oops bisa digetok mbak indah nih aku

    07/10/2012
    • Dani

      Hehehe. Susah juga ya Mba Lid kalo ga ada yang bisa dititipin anak.. 😛

      11/10/2012
  15. yustha tt

    Siiip!! Makasih sharingnya mz Dan…
    Jd berasa ikut seminar online nih. 🙂
    Sangat bermanfaat utk calon ibu sepertiku #meski entah kapan gelar ‘calon’ itu dilepas 😀

    07/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mba…
      Semoga cepet dikabulkan sesuai harapanya.. 😀

      11/10/2012
  16. Desi

    ternyata jadi orangtua itu ilmunya musti banyak ya Dan..supaya ga ketinggalan jaman, yang makin lama makin edan ini.
    Gue juga shock pas baca2 tentang materi seminar tetraolgi kemarenan. ternyata banyak hal yang gue ga ketahuin.
    Mudah2an kita bisa menjadi orang tua yang bisa bimbing anak kita dengan baik ya..

    08/10/2012
    • Dani

      iya Des. Kudu banyak belajar ternyata. Lagi baca buku parenting apa nih? Gw lagi baca bukunya Toge.

      11/10/2012
  17. awan

    Mas Dani, pelajaran yang sungguh menarik, semoga ini menjadi panduan buat para orang tua dan calon orang tua…

    Thanks Mas sudah di share 🙂

    #catat dulu akh :d

    08/10/2012
    • Dani

      Amin… Makasih ya Mas.. 🙂

      11/10/2012
  18. ratnadewi

    Salam kenal sebelumnya 🙂 selama ini jadi silent reader ajah..Wah Pak Dani,terima kasih banget infonya…saya termasuk yang SELALU mainin hape pas sama Zaa anak saya T_T. Jadi merasa bersalah nih…semoga kedepannya nggak lagi..smoga kita selamat dalam mendidik anak-anak amanah Allah ini ya Pak..

    07/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mba Ratna..
      Saya juga baru tahu soal nyambi itu. Padahal biasanya kan umum kita temuin ya Mbak.
      Amiiin… Semoga bisa dikembalikan ke Allah dala keadaan yang sempurna juga.. 😀

      11/10/2012
  19. sulunglahitani

    #angguk2. meskipun saya bukan orang tua, tapi saya cukup belajar banyak juga. soalnya kan saya ngajar di junior high school. nah, soal sentuhan. itu sebabnya saya lebih dekat sama anak2 cowok2. soalnya mereka kadang suka melompat ke bahu atau saya balas merangkul bahu mereka. kalau sama murid cewek, tentu saja saya menjaga sikap 😆
    Btw,saya juga baru tau ternyat msti ada pembagian orang-orang di sekitar anak gitu ya mas

    07/10/2012
    • Dani

      Iya Mas. Pembagian orang itu biar anak aman dari niat jahat orang-orang yang kita ga tahu. 😀
      Semoga bermanfaat Mas. 🙂

      11/10/2012
  20. dea

    asiiik nambah ilmu lagi nih .. 🙂

    08/10/2012
    • Dani

      Semoga bermanfaat Mba.. 🙂

      11/10/2012
  21. applausr

    Terima kasih Dan.. luar biasa sharingnya… sabtu besok gantian saya yang seminar.. :0 semoga nanti saya juga bisa sharing buat semua ya,.. salam.

    08/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mas.. Ditunggu sharingnya.. 🙂

      11/10/2012
  22. Goiq

    tks Dan sharingnya.. berguna banget…

    08/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mas.. 🙂

      11/10/2012
  23. Esti Sulistyawan

    Rangkuman materi seminarnya bisa dimengerti Mas
    Sebenarnya Kalau kita mau belajar dari ortu2 jaman ortu kita bgmn mendidik anak, sebagian besar sudah sama ya Mas, hanya sj saat ini saking banyaknya teknologi jadi kesannya yang “dulu” itu gak bagus

    08/10/2012
    • Dani

      Hehehe. Bener mba Esti, yang penting kudu bisa memilah mana yang mitos dan mana yang beneran bagus ya Mba.. 😀
      Jangan cuma pake istilah “katanya”… hehehe

      11/10/2012
  24. rahasia sukses

    Happy blogging,,salam sukses selalu gan

    08/10/2012
    • Dani

      terimakasih… 🙂

      11/10/2012
  25. gerhanacoklat

    Dan ini dimana seminarnya? topiknya penting banget ini
    aku baru tau kalo anak gak boleh disambi-sambi gitu pantesan aja dia suka bilang gini, mama udah sms annya maksudnya jangan megang hape mulu gitu 🙁

    08/10/2012
    • Dani

      Seminarnya diadain sama Supermoms indonesia Mba Jul. Aku lupa lagi venuenya dimana. Kalo berminat ntar tak message emailnya ya…

      11/10/2012
  26. gerhanacoklat

    Dan komenku masuk gak ya

    08/10/2012
    • Dani

      Maaf baru sempet check dashboard. Ternyata masuk spam kemaren..
      Sekali lagi maaf…

      11/10/2012
  27. BlogS of Hariyanto

    saya tertarik dengan istilah responder dan director,
    jadi memang responder dan director harus dilatih untuk hal-hal positif saja..agar hasil akhirnya positif juga…terimakasih pencerahannya kawan 🙂

    08/10/2012
    • Dani

      Kira0kira begitu Pak yang saya pelajari kemaren. Sama-sama ya Pak.. 🙂

      11/10/2012
  28. muhyasir

    wihh, panjang juga ulasannya… semoga saya juga cepat jadi orang tua (yang dewasa).. hehehe

    08/10/2012
    • Dani

      Amiiinnn…. 🙂

      11/10/2012
  29. Orin

    never ending learning keknya ya Dan kalo jadi ortu… *ikut deg2an walopun blom punya*

    08/10/2012
    • Dani

      Iya Rin. Tanggung jawab yang mengiringi titel sebagai orang tua ya..

      11/10/2012
  30. Arman

    bagus untuk pengingat ya…
    yang penting ntar gimana implementasinya… 🙂

    08/10/2012
    • Dani

      Implementasi memang yang terpenting Ko. Teori tanpa implementasi jadi gak berguna juga kan ya.. 🙂

      11/10/2012
  31. monda

    semoga kita semakin siap jadi orang tua yg baik…
    biar anak sudah remaja …, tetap harus lebih banyak belajarnya…, karena jadi orang tua itu kan nggak ada tamatnya

    08/10/2012
    • Dani

      amiiin… betul banget mba Monda, kudu belajar terus.. 😀

      11/10/2012
  32. Myra Anastasia

    kl sy selalu berusaha menjaga komunikasi yg baik dg anak2 sy.. Menjaga supaya mereka mau selalu terbuka dg saya.. Jd kl ada apa2 sy bs segera tau & membahas dg mereka

    08/10/2012
    • Dani

      Betul Mba Myra, keterbukaan jadi salah satu isu terpenting agar anak selalu mau bercerita ke kita.

      11/10/2012
  33. Ceritaeka

    Huuuft gak gampang ya jadi orang tua >.<

    08/10/2012
    • Dani

      ternyata iya mba Eka.. 😀

      11/10/2012
  34. mintarsih28

    menghindarkan anak dari kekerasan seks, Ini kita lakukan mulai anak masih bayi. Perlindungan ini dari keluarga dulu. Islam sangat memperhatikan hal ini Dan. Kamar ibu ayah tidak boleh diakses anak pada tiga waktu. Sesudah isyak, sebelum subuh, dan sesudah dhuhur. ajarilah anak mengetuk pintu bila ada perlu dengan kita pada tiga waktu.

    08/10/2012
    • Dani

      Makasih Bu Min buat tambahan ilmunya.. 🙂

      11/10/2012
  35. narno3

    semakin bertambah hari semakin banyak yang kita dapatkan ilmu sebagai orang tua

    08/10/2012
    • Dani

      amiin…

      11/10/2012
  36. adeli novnik

    Nice bang info nya 🙂 , nambah lagi dah inspirasi ade 🙂

    08/10/2012
    • Dani

      semoga bermanfaat Mba Ade. 🙂

      11/10/2012
      • adeli novnik

        ya bang , kan lom pnya baby hehehe #nikah ajha belum harus belajar terus , biar besok klo dah pnya g bngung hehehe

        14/10/2012
      • adeli novnik

        ya bang , kan lom pnya baby hehehe #nikah ajha belum harus belajar terus , biar besok klo dah pnya g bngung hehehe

        14/10/2012
  37. melly

    Waah..lengkap banget..
    nanti klo saya dah pnya anak bisa belajar dr tulisan ini..
    kemarin jg sy dpt hadiah buku, tentang cara menjadi org tua yg baik..hehe

    09/10/2012
    • Dani

      Makasih Mba Melly.. Direpiew dong Mba bukunya… 😀

      11/10/2012
  38. Adiitoo

    jadi, sekarang masih hobi sama yang porno2? #eh

    09/10/2012
    • Dani

      Salah pokus Dit, salah pokuuus. Hihihi

      11/10/2012
  39. ainulharits

    katanya game online untuk anak-anak itu ada game sexnya juga ya, padahal itu untuk anak-anak…

    09/10/2012
    • Dani

      Wah iya Pak. Bener itu, jangan sekali-sekali deh anak kita dikasih main game online tanpa pengawasan..

      11/10/2012
  40. Indah Kurniawaty

    Wah Dani lengkap juga kok.
    Kan emang pesen Bu Elly bahwa kita harus menyebarkan informasi ini sebanyak mungkin.
    Makasih ya, Dan…semoga dengan nulis di blog, semakin orang tua yang aware akan masalah ini…

    09/10/2012
    • Dani

      Amiiin… Semoga Mba Indah.. 😀

      11/10/2012
  41. Enny Mamito

    wah mas banyak bgt ilmu yg bs didapet ya.. thanks for share 🙂

    10/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Mba Enny… 😀

      11/10/2012
  42. julie

    koq gak adanya komenku di sini Daaan udah tiga kalii nangeeesdipojokan

    10/10/2012
    • Dani

      Wuih.. Kenapa ya Mba Jul? Di spam juga ga ada loh.. :”(

      11/10/2012
  43. Mila

    saya juga masih bersiap siap jadi ibu, yang entah kapan gitu 🙂

    pelajaran berharga nih untuk semua ibu di dunia

    10/10/2012
    • Dani

      Semoga bermanfaat Mba Mila. Buat bapaknya juga.. 😀

      11/10/2012
  44. emaknyashira

    Waah lengkap dan rangkumannya, mudah-mudahan bisa diterapkan semua ya ilmunya *buat gw juga*
    Gw kalo liat keadaan lingkungan dan pergaulan anak sekarang ngeri banget, pengennya gw keremin dirumah aja gak usah keluar gitu. Yahh mudah-mudahan dengan semakin banyaknya seminar kayak gini makin banyak yang sadar dan bisa ada perubahan lebih baik di lingkungan kita.

    10/10/2012
    • danirachmat

      Amiiin Mpok.. Semoga bisa jadi lebih baik yaa.. 😀

      11/10/2012
  45. Ceritaeka

    aku paling sedih kalau baca soal pedofil… Kasihan banget anak2 itu dan koq ya ada orang bejat begitu >.<

    10/10/2012
    • Dani

      Iya Mba, pedofil itu emang parah. Kok bisa gitu ya. Sakit jiwa kalo menurut saya sih..

      11/10/2012
  46. Kopi Susu

    pengalaman adalah guru terbaik…
    tapi buat poin satu enggak lah kayakknya ya, pengalaman sumber keterpurukan lagi 😀

    yang jelas aku pengen punya little princess
    yang unyu2 dan lucu

    jadi ayah yang baik
    hahahaha 😀 >,</

    10/10/2012
    • Dani

      Hayuk atuh… 😀

      11/10/2012
  47. kang artha

    terus terang pada point pertama saya baru nyadar, dulu saya juga muntah, bahkan langsung meriang, namun setelahnya tidak karena biasa mungkin setelah menikah ha ha,, eh btw makasih dan atas penjelasanya baru tahu penjelasannya sekarang

    10/10/2012
    • Dani

      Sama-sama Kang.. 😀

      11/10/2012
  48. risti

    “anak jangan disambi” dowenggg… gue juga diingetin sama suami jangan maenan henfon terus. dan emang, kalo kita konsen sama anak, ngga berapa lama setelah mereka puas ngobrol, mereka akan cari kegiatan lain kok. dan kita bisa maen henfon lagi hahaha. thanks ya dan postingannya. pingin dateng seminar ini tapi gak ada waktu euy

    11/10/2012
    • Dani

      Hohoho.. Diladenin dulu ya Mba Ris, mereka akan selese dengan sendirinya..
      Jadwalnya njenengan memang super banget..

      13/10/2012
  49. Ikakoentjoro

    Kalo liat tv, sekarang banyak perempuan yang setengah tenjang. Entah iklan sabun pa bukan kaya’nya sami mawo dech. Minim. Kira2 layak ditonton anak2 ga ya 🙁

    11/10/2012
    • danirachmat

      Hehehe. Tergantung nilai apa yang mau kita tanamkan sama anak kali ya Mba Ika, kami sebisa mungkin menghindari tv. 😀

      11/10/2012
  50. Dani

    Hohoho.. Diladenin dulu ya Mba Ris, mereka akan selese dengan sendirinya..
    Jadwalnya njenengan memang super banget.. 😀

    11/10/2012
  51. Wong Cilik

    terima kasih ilmunya …
    Bisa belajar meski tdk ikut seminarnya 🙂

    11/10/2012
    • danirachmat

      Semoga bermanfaat.. 🙂

      11/10/2012
  52. evi

    Duh lengkap sekali rangkumannya Mas Dani. Bu Elly ini emang jago kalau membahas soal parenting, membuat kita berpikir 🙂

    11/10/2012
    • danirachmat

      Iya Mba Evi. Cara bertuturnya juga keren si bu Elly. Jadi semangat belajar.

      12/10/2012

Leave a Reply Cancel Reply

Beli e-book Kebebasan Finansial Level 1

Podcast

Postingan Terbaru

  • Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
    Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
  • Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun Passive Income
    Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun …
  • Pentingnya Menyusun Bujet Harian untuk Memaksimalkan Tabungan FIRE
    Pentingnya Menyusun Bujet Harian untuk Memaksimalkan Tabungan …
  • Cara Mencapai Financial Independence tanpa Penghasilan Besar
    Cara Mencapai Financial Independence tanpa Penghasilan Besar
  • Apa Itu Reksa Dana dan Bagaimana Cara Kerjanya untuk Pemula
    Apa Itu Reksa Dana dan Bagaimana Cara …

Postingan Paling Populer

  • 8 Jenis Pekerjaan Setelah Pensiun yang Bisa Dilakukan agar Tetap Produktif
    8 Jenis Pekerjaan Setelah Pensiun yang Bisa …
  • Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya buat Tujuan Keuangan Kita?
    Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya …
  • Strategi Diversifikasi Investasi untuk Mencapai Tujuan FIRE
    Strategi Diversifikasi Investasi untuk Mencapai Tujuan FIRE
  • Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
    Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
  • Investasi Saham atau Emas: Mana Lebih Menguntungkan untuk FIRE?
    Investasi Saham atau Emas: Mana Lebih Menguntungkan …

Blog Perencanaan Keuangan

Copyright © 2025 Blog Perencanaan Keuangan
Design by Mamat

Ad Blocker Detected

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Refresh
Go to mobile version