Beberapa waktu yang lalu, sempat lewat sebuat tweet dari akun fess di Twitter, yang memperlihatkan seseorang yang mengalami rugi besar dalam investasi. Nggak tanggung-tanggung, ruginya mencapai -50% lebih. Setelah diperhatikan lebih lanjut, ternyata yang bersangkutan all in di warrant di salah satu aplikasi sekuritas.
Menelusuri komen pada tweet yang bersangkutan, terlihat banyak netizen yang heran, kok bisa-bisanya all in di warrant?
Apakah mungkin yang bersangkutan memang kurang paham, bahwa cara kerja warrant berbeda dengan cara kerja trading saham?
So, mungkin ada juga di antara kamu yang penasaran, apa pengertian warrant juga apa bedanya dengan saham? Yuk, kita bahas!
[toc]
Apa Itu Warrant?
Warrant, kadang ditulis sebagai waran, adalah jenis surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menawarkan hak kepemilikan saham yang tidak dapat diuangkan selama jangka waktu tertentu.
Warrant biasanya diberikan sebagai bagian dari paket pembelian saham baru atau kadang juga dipergunakan sebagai cara untuk memberikan insentif kepada karyawan perusahaan. Pemegang waran berhak untuk membeli saham perusahaan dengan harga yang ditentukan selama periode masa berlakunya, meskipun tidak diwajibkan.
Banyak yang masih belum bisa membedakan antara waran dan saham. Padahal keduanya sebenarnya produk yang berbeda.
Ini dia beda waran dan saham:
- Kepemilikan: Saham merupakan tanda kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan, sementara waran merupakan opsi untuk membeli saham pada harga dan jangka waktu yang telah ditentukan.
- Dividen: Saham memberikan hak kepada pemegang saham untuk mendapatkan dividen dari perusahaan, sementara waran tidak ada pemberian hak tersebut.
- Harga: Harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar saham, sementara harga waran ditentukan oleh harga saham underlying dan waktu jatuh tempo waran.
- Trading: Saham dan waran dapat diperdagangkan di pasar modal, tetapi waran memiliki jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan saham.
- Risiko: Memiliki saham berarti memiliki risiko kepemilikan dalam perusahaan, sementara memiliki waran hanya memberikan opsi untuk membeli saham pada harga tertentu, sehingga risikonya lebih rendah.
Apa Risiko Warrant?
Sebagai salah satu instrumen investasi dan trading, tentu saja warrant memiliki risikonya tersendiri. Dan, risiko warrant adalah salah satu yang tertinggi.
Beberapa risiko yang terkait dengan waran antara lain:
- Nilai waran dapat turun jika harga saham perusahaan turun. Jika harga saham di bawah harga yang ditentukan dalam waran, maka pemegang waran tidak dapat mengejar hak untuk membeli saham tersebut. Jadi keputusan untuk membeli dan menjual memang harus dilakukan dalam waktu yang sangat cepat.
- Waran dapat dikatakan sebagai aset tidak likuid, yang berarti bahwa pemegang waran bisa saja menemui kesulitan saat ingin menjualnya kepada pihak lain.
- Waran juga dapat dicabut oleh perusahaan, hal ini dapat menyebabkan nilainya menjadi nol.
- Pemegang waran tidak memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan. Ya, karena memang beda dengan saham.
- Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi jumlah saham yang tersedia di pasar, seperti dengan mengambil kembali saham yang beredar, yang dapat mengurangi nilai waran.
- Pemegang waran harus memperhatikan tanggal jatuh tempo dan harga exercise waran, jika tidak membeli saham yang diwaran sebelum tanggal jatuh tempo maka waran akan hangus dan tidak bernilai lagi. Sepertinya sih, ini yang terjadi pada orang yang curhat di akun fess di atas.
Keuntungan Warrant
Meski demikian, keuntungan yang ditawarkan warrant juga bisa jadi sangat tinggi. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari membeli waran, di antaranya:
- Leverage: Waran dapat digunakan sebagai alat leverage karena harganya biasanya lebih rendah dibandingkan dengan harga saham underlying. Ini berarti investor dapat membeli waran dengan modal yang lebih kecil dibandingkan dengan membeli saham underlying secara langsung.
- Potensi keuntungan: Waran dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham underlying karena harga waran ditentukan oleh harga saham underlying dan waktu jatuh tempo waran.
- Fleksibilitas: Waran dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan strategi investasi yang berbeda seperti hedging, spekulasi, atau arbitrase.
- Jangka waktu: Waran memiliki jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan dengan saham, sehingga dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari perubahan harga jangka pendek dari saham underlying.
- Diversifikasi: Waran dapat digunakan untuk diversifikasi portofolio investasi karena memiliki risiko yang berbeda dibandingkan dengan saham.
Contoh Kasus
Kasus yang diceritakan di akun fess di atas memang hanya salah satu dari sekian banyak yang pernah terjadi.
Salah satu contoh kasus kerugian yang terjadi pada waran lainnya adalah kasus Enron Corporation.
Enron Corp. adalah sebuah perusahaan energi yang berbasis di Houston, Texas, US. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 melalui merger dari dua perusahaan energi yang berbeda, yang kemudian berkembang menjadi salah satu perusahaan energi terbesar di dunia.
Tahun 2001, perusahaan ini bangkrut setelah terungkap bahwa perusahaan telah melakukan praktik keuangan yang tidak etis dan tidak transparan. Hal ini menyebabkan harga saham Enron anjlok drastis dan banyak investor yang kehilangan uang mereka, termasuk para pemegang waran.
Kebangkrutan Enron menyebabkan kerugian yang besar bagi investor, kreditor, dan karyawan perusahaan, dan menjadi salah satu kasus korporat skandal terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Ya, sebenarnya sih, kasus ini adalah contoh kasus yang sangat ekstrem dan yang sangat langka terjadi. Namun, hal ini menunjukkan bahwa pemegang waran memang kudu memperhatikan risiko yang tinggi ini mana kala hendak mulai trading waran. Salah satu langkah penting yang enggak boleh di-skip adalah memastikan dan melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh, sebelum benar-benar membuat keputusan investasi.
Bagaimana Peluang Investor Ritel dalam Warrant?
Investor ritel dapat berinvestasi pada waran, tetapi perlu diperhatikan bahwa waran sering kali diperdagangkan di pasar sekunder yang lebih terbatas dibandingkan saham perusahaan yang mendasarinya.
Hal ini dapat menyulitkan bagi investor ritel untuk membeli atau menjual waran, terutama pada saat pasar sedang kurang stabil.
Selain itu, waran dapat menjadi produk investasi yang kompleks. Untuk main warrant, seseorang butuh punya pengetahuan yang cukup mengenai mekanisme pasar modal, termasuk perhitungan harga exercise, tanggal jatuh tempo, dan risiko-risiko yang terkait dengan warrant itu sendiri.
Oleh karena itu, sebelum berinvestasi pada waran, investor ritel harus memahami risiko-risiko yang terkait dengan waran dan melakukan riset yang cukup tentang perusahaan yang mendasarinya.
Tip Terbaik Berinvestasi pada Warrant
So, kamu tertarik untuk mendapatkan keuntungan jual beli warrant? Beberapa hal berikut patut untuk dipertimbangkan dan disiapkan.
- Melakukan riset yang cukup tentang perusahaan underlying-nya. Cek secara menyeluruh laporan keuangannya, karena sangat penting untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dan prospeknya di masa depan sebelum memutuskan untuk berinvestasi pada waran.
- Pahami betul-betul mekanisme pasar modal. Nggak bisa banget kalau kamu hanya ikut-ikutan di sini. Yang ada nanti kayak yang kirim fess di atas.
- Perhatikan dan pahami risikonya. Waran memiliki risiko yang berbeda dibandingkan dengan saham biasa, seperti tidak likuid, risiko dicabut oleh perusahaan, dan risiko dari fluktuasi harga saham.
- Perhatikan tanggal jatuh tempo dan harga exercise. Pemegang waran harus memperhatikan tanggal jatuh tempo dan harga exercise waran. Kalau beli waran kedaluarsa, ya sudah pasti sih, rugi besar.
- Diversifikasikan portofolio, agar risiko dapat ditekan.
Nah, itu dia kenalan singkat kita dengan warrant. Semoga cukup memberimu wawasan ya.