Menjadi bebas finansial barangkali menjadi salah satu tujuan hidup yang penting untuk segera diwujudkan. Memang sih, bakalan perlu banyak usaha—tapi hari gini, apa sih yang gampang?
Faktanya, jika memang sudah mulai merencanakannya sejak dini, seseorang bukannya enggak mungkin kok bisa bebas finansial dengan segera. Pasalnya, waktu memang jadi faktor penentunya.
Yah, sebelum mulai ngobrolin soal jalan menuju kebebasan finansial itu, ada baiknya kita kudu paham dulu tentang makna menjadi bebas finansial. Setidaknya, dengan paham, kamu lantas bisa menyusun langkah-langkah untuk mewujudkannya sesuai dengan kondisi dan kemampuanmu.
So, yuk, simak sampai selesai.
[toc]
Apa Itu Bebas Finansial?
Definisi tentang bebas finansial ini sebenarnya enggak pernah ada teorinya dengan jelas. Bisa dibilang, ini memang subjektif. Jadi, bahkan kamu sendiri pun bisa menentukan definisinya sesuai yang kondisi yang kamu mamu, karena kamu sendirilah yang tahu batasan dan kemampuanmu.
Yang pasti, gambarannya kurang lebih adalah kondisi ketika untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan, uang sudah bukan jadi masalah lagi. Menjadi bebas finansial bisa jadi juga artinya kita bisa memutuskan untuk berhenti bekerja kapan saja, dan tetap bisa hidup cukup meski tanpa memiliki penghasilan aktif yang tetap.
Chris Hogan, seorang penulis buku dan pakar finansial yang berasal dari Amerika Serikat, menggambarkan kondisi bebas finansial yang diibaratkan ketika tiba-tiba mobil yang sering kita pakai ngadat, dan kemudian diservis. Bagaimana perasaanmu ketika mendapatkan tagihan yang segunung tersebut? Panik? Bingung? Takut enggak bisa bayar? Jika kamu membayarnya dengan segera dan lunas, apakah hal ini akan membuat pos pengeluaran lainnya terganggu? Atau, kamu santai saja mengeluarkan uang, demi mobil bisa dipakai lagi dengan nyaman?
Saat mencapai bebas finansial, semua yang terjadi mendadak dan tiba-tiba seperti ini bisa kamu lewati dengan mudah tanpa kebanyakan mikir. Bahkan bisa jadi seminggu kemudian, atau sehari kemudian, kamu sudah lupa bahwa ada pengeluaran besar sudah kamu lakukan.
Menjadi bebas finansial berarti kamu dapat memutuskan sesuatu, tanpa stres atau tertekan dengan dampak finansialnya. Pasalnya, secara finansial, semua sudah tersedia. Kamu punya kendali terhadap keuangan, bukan uang yang mengendalikanmu.
The 4% Rule
Lalu, berapa banyak uang yang harus kita punya untuk bisa mencapai bebas finansial ini?
Sebenarnya, ada beberapa cara untuk menghitung kebutuhan aset untuk bisa mencapai kebebasan finansial. Salah satunya adalah dengan The 4% Rule.
Teori The 4% Rule adalah teori untuk menghitung penarikan maksimal yang bisa kita lakukan selama periode pensiun—atau tanpa penghasilan aktif—terhadap tabungan atau aset investasi supaya modalnya enggak sampai tergerus habis.
Teori ini ditemukan oleh 3 profesor keuangan di Universitas Trinity, Amerika Serikat, sehingga sering juga disebut dengan The Trinity Study. Angka 4% didapat dengan asumsi dana investasi dikumpulkan dalam instrumen dengan imbal hasil 7% per tahun, dengan rata-rata inflasi 3%. Dengan demikian, muncullah angka 4% ini.
Cara menghitung kebutuhan bebas finansial dengan The 4% Rule adalah sebagai berikut:
Hitung pengeluaran tahunan = pengeluaran bulanan x 12.
Hitung kebutuhan = pengeluaran tahunan x (100% / 4%)
= pengeluaran tahunan x 25
Contoh:
Pengeluaran bulanan Mamat Rp10 juta. So, pengeluaran Mamat secara tahunan adalah Rp120 juta. Untuk bisa bebas finansial, ini artinya Mamat butuh dana investasi sebesar Rp120 juta x 25 = Rp3 miliar. Dengan 3 miliar ini, dan dengan instrumen berimbal hasil minimal 4% per tahun, maka hasil investasi Rp120 juta per tahun yang cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa menggerus modal pokoknya.
Kalau dari gaji Mamat yang Rp10 juta, maka artinya Mamat mesti mengumpulkan 300 kali gaji untuk bisa bebas finansial.
Kamu juga bisa mengurangi variabel 4% menjadi 3%, misalnya, demi bisa menghitung kebutuhan bebas finansial dengan lebih aman.
Nah, tentunya perhitungan di atas berlaku untuk kondisi yang ideal. Misalnya, kondisi ekonomi sangat stabil, enggak ada perang, enggak ada resesi, dan sebagainya. Kalau tidak? Ya, bisa jadi perhitunganmu akan meleset. Faktanya, faktor fluktuasi inflasi juga belum masuk ke dalam hitungan. Memang banyak sekali faktor yang memengaruhi dalam hal ini, sehingga proyeksi perhitungan seperti ini menjadi tidak akurat.
Teori The 4% Rule juga enggak memperhitungkan adanya sumber pendapatan lain selain dari penghasilan. Padahal, sekarang semakin banyak orang memiliki penghasilan dari berbagai sumber, mulai dari ada side hustle, bisnis, ataupun royalti.
Namun, ya, setidaknya ini bisa jadi patokan atau panduan dulu. Ke depannya kamu tentu akan harus banyak melakukan penyesuaian.
Strategi Mencapai Bebas Finansial
Belajar mengelola keuangan
Bakalan sulit mewujudkan bebas finansial ketika kamu masih belum tahu cara mengelola keuangan dengan benar. Apalagi kalau sekarang saja kamu masih enggak tahu, ke mana saja gaji yang sudah kamu dapatkan bulan ini.
Kalau yang seperti ini terjadi, boro-boro bebas finansial. Punya tabungan saja akan sulit buatmu.
So, pengin bebas finansial? Coba lakukan langkah pertama ini dulu, belajar mengelola keuangan dengan baik sehingga dari bulan ke bulan, arus kas kamu menjadi stabil positif.
Buat rencana komprehensif
Untuk bisa bebas finansial, baik dengan menggunakan teori The 4% Rule atau yang lainnya, faktanya enggak cuma soal ngumpulin duit doang. Ada banyak hal yang harus dilakukan.
Misalnya saja soal perlindungan terhadap aset. Jika kamu enggak punya jaring pengaman keuangan yang memadai, begitu di tengah jalan ada musibah terjadi, tabungan untuk bebas finansial pasti akan tersabotase.
Begitu juga dengan tujuan finansial. Bahwa bebas secara finansial pasti juga bukan satu-satunya tujuan hidupmu kan? Kamu barangkali masih pengin beli rumah, bisa sekolahkan anak di sekolah yang berkualitas, masih pengin ibadah ke tanah suci, dan sebagainya.
So, memiliki rencana keuangan yang komprehensif akan sangat penting. Setelah bisa mengelola keuangan dengan baik, mulai buat rencana keuangannya, dengan satu tujuan besar: kebebasan finansial. Rencana keuangan akan menjadi roadmap kamu untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Lunasi utang
Utang seharusnya sudah lunas saat kamu mulai bebas finansial. Baik itu utang konsumtif maupun utang produktif. Mengapa harus begitu?
Karena asumsinya, saat bebas finansial, kamu sudah tak mengandalkan penghasilan aktif lagi untuk hidup. Sementara, utang—jenis utang apa pun—biasanya skema cicilan pengembaliannya selalu akan berdasarkan penghasilan aktif.
Karena itu, bayar cicilan utang sesuai kesepakatan dan komitmen. Jangan sampai terlambat, karena kalau terlambat hanya akan menambah beban dengan adanya denda dan bunga yang bisa jadi berlipat.
Belajar investasi
Sudah bisa mengelola keuangan sehari-hari dengan baik, sudah memiliki proteksi dan jaring pengaman yang cukup, punya rencana keuangan yang komplet, pun sudah berkomitmen melunasi utang, so selanjutnya belajar investasi.
Semakin cepat kamu memulai investasi, semakin banyak waktu bagi kamu untuk mengembangkan asetmu. Belajar mengenali berbagai karakteristik instrumen investasi, agar kamu bisa memanfaatkannya secara optimal untuk wujudkan mimpi bebas finansial. Pasalnya, setiap instrumen memang memiliki karakteristiknya masing-masing, keuntungan yang sebanding dengan risiko. Jika kita tidak bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan, bisa jadi tidak akan optimal hasilnya.
Yes, mencapai bebas finansial barangkali akan terlihat cukup sulit. Apalagi dengan kita yang selalu bangga dengan kondisi gaji UMR, yang selalu ngeluh menjadi sobat misqueen tapi belanja online untuk dapetin barang-barang kiyowo yang nggak penting.
So, mari sejenak berhenti dan berpikir untuk masa depan. Karena siapa lagi yang peduli dengan masa depan, jika bukan kita sendiri kan?
Memang akan sulit, tetapi kalau sudah ada niat selalu akan ada jalan. Betul? Yang penting, mulai!