Baca tulisan ini dan dapatkan bekal buat mulai investasi saham dari awal banget! Hanya dengan sesederhana melihat sekeliling kalian, saham-saham perusahaan andalan akan bermunculan.
Dan kalian akan bisa langsung memilih perusahaan untuk mulai investasi saham!
Karena paling berat adalah untuk memulai investasi saham itu sendiri. Apalagi ketika seseorang buta banget tentang investasi saham sebelumnya.
The first step is always the hardest. Terutama ketika akan berinvestasi saham. Share on XSeperti biasa, Manteman bisa membaca tulisan dari awal sampai akhir, atau baca sesuai daftar isi ini ya!
[toc]
Membumikan Saham: Bagaimana Cara Membeli Saham Bagi Pemula?
Investasi saham adalah membeli kepemilikan perusahaan. Ini artinya ketika membeli saham, berarti kita membeli (sebagian) perusahaan.
Perusahaan yang mana? Perusahaan yang bagaimana? Cuss kita lanjut obrolin santai ya.
1. Melihat ke Sekeliling
Melihat sekeliling ini adalah langkah pertama dan paling awal untuk mulai investasi saham. Melihat sekeliling untuk apa?
Baca juga: Alasan Kuat Investasi Saham
Kita melihat ke sekeliling untuk lebih memperhatikan produk-produk apa yang kita pakai sehari-hari. Mulai dari bangun pagi, beraktivitas sehari-hari sampai kemudian kita tidur lagi.
Coba pikirkan beberapa hal ini:
- Sebelum tidur pasang alarm smartphone dan terbangun dengan alarm tersebut. Cek email, notifikasi media sosial mungkin adalah kegiatan awal setelah membuka mata. Kemudian seharian beraktivitas dan berkomunikasi berkat layanan provider smartphone tersebut.
- Setelah bangun dari tempat tidur, ada yang minum air putih dari dispenser. Ada juga yang minum segelas susu. Atau mungkin minum jus buah dalam kemasan.
- Kemudian mandi dan membersihkan diri menggunakan sabun, shampo dan pasta gigi. Atau malah juga menggunakan sikat gigi dari merek yang sama?
- Menuju ke tempat kerja kemudian kita menggunakan mobil yang brandnya sudah mengeluarkan berbagai model mutakhir dan terbaru. Bisa jadi mobil yang kita pakai adalah rilis terakhir sebelum terjadi pandemi.
- Di kantor ataupun di tempat kerja, peralatan kantor yang kita pergunakan bisa jadi adalah salah satu milik group usaha kongolmerasi besar.
- Atau malah kita juga bekerja di salah satu perusahaan dari sekian banyak produk yang kita pakai dalam keseharian kita tersebut.
Dan siklus ini pun berulang terus dari mulai kita membuka mata di pagi hari sampai kemudian tidur lagi di malam hari. Apakah pernah memperhatikan siapa perusahaan yang memproduksi barang-barang yang kita konsumsi tersebut?
2. Pakai Produknya Ingat Perusahaannya
Banyak sekali aspek kehidupan yang tanpa disadari bersentuhan dengan hasil produksi dan kegiatan usaha dari sebuah perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di bursa. Share on XBaca juga: Jawaban-jawaban Atas Keraguan Investasi Saham
Coba berhenti sebentar. Lihat ke kemasan produk yang kita pakai dalam kegiatan sehari-hari. Siapa produsennya?
Operator telekomunikasi seluler yang kita pakai paling tidak jauh-jauh dari PT Telekomunikasi Indonesia Tbk; PT XL Axiata Tbk atau PT Indosat Tbk. Kemudian air minum dalam kemasan yang kita konsumsi, kalau Cleo produsennya PT Sariguna Primatirta Tbk atau jus Buavita produksi PT Unilever Indonesia Tbk. Susu segar terpasteurisasi dengan kemasan tetra pack bisa jadi adalah produksi dari PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk.
Ketika sarapan Indomie maka kita akan menemukan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Minum teh Sariwangi, lagi-lagi akan berhadapan dengan PT Unilever Indonesia Tbk.
Berangkat kerja menggunakan mobil Toyota atau Daihatsu kita akan berada di dalam kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan yang menjadi bagian PT Astra International Tbk. Bahkan bisa jadi mobil yang kita pakai tersebut komponen-komponennya diproduksi oleh beberapa perusahaan yang menjadi bagian PT Astra International Tbk.
Perhatikan nama-nama perusahaan yang disebutkan di atas. Semuanya pakai tanda Tbk di akhir namanya. Ini berart perusahaan “Terbuka” yang saham/kepemilikannya bisa dimiliki oleh semua orang.
Apakah berhenti di situ keberadaan perusahaan-perusahaan terbuka ini? Nope!
Kalau untuk yang suka naik taksi kemana-mana, ada BIRD dan TAXI dua perusahaan pemilik armada taksi terbesar di Indonesia. Untuk menunjang kelancaran komunikasi ada TOWR dan TBIG yang menjadi penyedia tower telekomunikasi di negara ini.
Kalau disebutkan daftarnya tidak akan berhenti.
3. Seberapa Suka dengan Produknya?
Pertanyaan berikutnya yang harus ditanyakan ke diri sendiri adalah, dari sekian produk-produk yang kita pakai itu seberapa suka kita sama produknya? Apakah kita pengguna setia yang tidak pernah berganti produk?
Bisa jadi alasan pakai sebuah produk sesederhana karena sudah dipakai dari jaman orang tua. Sebuah alasan sederhana yang cukup kuat kan? Share on XAtau kita termasuk yang membanding-bandingkan dulu antara kualitas dan harga dan kemudian baru menentukan?
Dari sini saja sebenarnya kita sudah mulai bisa memutuskan untuk mulai investasi di saham perusahaan apa. Kalau saja produk yang kita pakai memang adalah turunan dari orang-orang tua kita sebelumnya, maka itu artinya perusahaan tersebut sudah ada sejak lama!
Kemungkinan survival perusahaan yang sudah hadir lama sebelumnya akan lebih besar dibandingkan perusahaan baru. Karena paling tidak sudah banyak pengguna setia produk perusahaan tersebut.
4. Hati-hati Pada Bias, Selera Kita Belum Tentu Benar!
Tapi, sesuka apapun akan satu produk, tetap bersikaplah kritis. Belum tentu meskipun kita sangat suka produknya tapi perusahaannya adalah penguasa pangsa pasar.
Kalau ingin memiliki saham yang relatif lebih aman, memang sebaiknya kita memilih perusahaan dengan pangsa pasar yang besar. Karena bagaimanapun penguasaan pasar dari satu produk akan menentukan keberlangsungan perusahaan.
Kalo saja misalkan kita suka banget sama satu merek sabun karena harganya yang murah dan parfumnya yang wangi, tapi kalau alasan kita hanya karena itu dan produknya memang saja baru dirilis bisa jadi alasannya kurang tepat. Harga murah bisa saja hanya sesaat karena promo.
Untuk menghindari bias seperti ini, kembali lagi ke poin sebelumnya. Jangan sampai ketika akan memilih perusahaan yang akan kita beli sahamnya, kita terpengaruh bias yang kurang berdasar. Meskipun kita sangat menyukainya, tetap tanyakan lagi apakah produk tersebut menjadi pilihan masyarakat?
Ketika akan berinvestasi saham, selalu ingat kalo duit yang kita pakai adalah modal untuk memulai usaha sendiri. Usaha yang mau kita miliki adalah melalui perusahaan yang sahamnya kita beli. Pastinya kalau ingin memiliki usaha ya pasti yang terbaik kan ya?
5. Saham Adalah Sesuatu yang Nyata
Setelah membaca semua artikel ini pasti sudah kebayang kan ya kalau investasi saham adalah investasi di sesuatu yang nyata. Bukan sesuatu yang mengawang-awang di dunia imajinasi dan hayalan tak tersentuh realita.
Ketika membicarakan investasi saham, sebenarnya kita bisa langsung melihat ke kehidupan kita sehari-hari. Ketika akan membeli saham, yang kita beli adalah perusahaan yang produknya ada dalam keseharian dan selalu kita pergunakan.
Jadi, mulai sekarang untuk mulai investasi saham jangan lagi membayangkan sesuatu yang sulit. Jangan lagi membayangkan sesuatu yang tidak tersentuh oleh kita orang awam.
Mulai membeli saham untuk investasi adalah mulai membeli perusahaan yang memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, ketakutan yang mungkin timbul ketika akan investasi saham bisa ditepis.
Selama ini ketakutan untuk mulai berinvestas saham bisa jadi dikarenakan ketidaktahuan bagaimana saham dalam kehidupan. Jadi seolah-olah saham hanyalah kata-kata ajaib yang hanya dipahami segelintir orang saja.
Padahal, kehidupan kita sangat akrab dengan dunia usaha dimana perusahaan dapat dibeli sahamnya. Perusahaan-perusahaan yang sahamnya dijual adalah perusahaan-perusahaan yang produknya kita pakai sehari-hari.
Penutup: Saham itu Keseharian Kita
Dengan memahami bahwasannya saham yang diperdagangkan ada dalam keseharian kita, kenapa kita harus takut ikut memiliki perusahaannya? Kenapa kita ragu-ragu ikut punya perusahaan pembuatnya?
Setiap hari ketika kita membeli dan menggunakan produk yang diproduksi oleh sebuah perusahaan yang sahamnya bebas dijual, itu berarti setiap hari kita berkontribusi pada keuntungan perusahaan.
Ketika sebuah perusahaan menghasilkan keuntungan, yang mendapatkan bagian keuntungan tersebut tentu saja adalah para pemegang sahamnya. Jadi, kalau kita setiap hari menyumbang keuntungan untuk mereka, kenapa kita tidak sekalian ikut menikmatinya? Mari jadi pemegang sahamnya!
Tulisan-tulisan terbaru lainnya di blog ini:
- Belajar Investasi P2P Lending untuk Diversifikasi Portofolio FIREBelajar investasi P2P lending makin sering dibahas oleh para pejuang FIRE. Buat yang lagi menyusun strategi keuangan jangka panjang, instrumen ini sering dilirik karena menawarkan imbal hasil menarik, meskipun dengan risiko yang juga perlu dipahami. Tapi sebelum terjun, penting banget buat tahu dasar-dasarnya dan bagaimana peran P2P lending dalam portofolio. Investasi itu bukan soal ikut
- Tips Memilih Obligasi yang Menguntungkan untuk Investasi FIREMau hidup tenang tanpa kerja di usia muda memang terdengar menyenangkan. Tapi untuk mewujudkannya, perlu strategi keuangan yang matang sejak awal. Salah satunya lewat investasi yang bisa memberi penghasilan rutin tanpa harus jual aset terus-terusan. Di sinilah pentingnya paham cara memilih obligasi yang bisa mendukung rencana pensiun dini secara stabil dan berkelanjutan. Faktanya, enggak semua
- Apa Itu Saham dan Mengapa Penting dalam Perjalanan Menuju FIREBanyak orang mulai tertarik investasi karena ingin hidup lebih tenang di masa depan. Salah satu hal yang sering muncul di awal pencarian adalah pertanyaan: apa itu saham? Kedengarannya mungkin rumit, tapi sebenarnya sekuritas itu punya konsep yang sederhana. Pahami dulu dasarnya sebelum lanjut ke strategi atau manfaatnya, apalagi kalau tujuannya adalah pensiun dini lewat jalur
- Tip Memilih Reksa Dana Terbaik untuk Investasi Awal dalam Perjalanan FIREMemulai perjalanan menuju FIRE memang butuh persiapan matang, termasuk soal investasi. Salah satu langkah penting adalah memilih reksa dana yang tepat sebagai fondasi awal. Banyak pilihan yang tersedia di luar sana, tapi tidak semuanya cocok untuk tujuan jangka panjang seperti FIRE. Supaya tidak salah langkah, penting memahami beberapa hal dasar sebelum menentukan pilihan. Memilih Reksa
- Langkah Awal Merencanakan Dana Pensiun untuk Karyawan SwastaMerencanakan masa pensiun bukan cuma urusan orang yang sudah mendekati usia tua. Justru semakin awal dipikirkan, semakin tenang menjalani hidup ke depan. Bagi karyawan swasta, dana pensiun sering kali jadi hal yang terlupakan, padahal kebutuhan hidup setelah pensiun tetap harus terpenuhi. Ada yang mengira nanti bisa santai-santai saja, padahal kalau tidak disiapkan dari sekarang, bisa-bisa
Monggo komen ya kalau ada yang mau didiskusikan. Gak usah malu-malu! Atau bisa juga kontak gue ke halo@danirachmat.com.
Atau colek gue di Instagram @danirachmat dan juga twitter @danirachmat!