Gue berambisi menyelesaikan review keuangan tahun 2023 kemarin sebelum bisa bikin resolusi 2024 kami. Yah, meskipun resolusi cuma semangat bikinnya tapi gak pernah ada realisasinya, termasuk resolusi keuangan ini.
Buat gue, review keuangan tahun 2023 ini penting banget. Kenapa? Karena ternyata tahun ini gue gak bikin review bulanan seperti yang gue lakukan di tahun 2022 setelah bikin review keuangan setahun selama 2022 lalu. Dan ya, ternyata, setelah rutin dibikin, ternyata makin banyak yang kudu dibikin catatannya.
Kamu sudah punya resolusi keuangan buat 2024?
Review Uang Kas & RDPU untuk Awal Bikin Resolusi 2024
Habit Keuangan dan Uang Kas Positif
Gue sudah (berusaha) ngatur duit dan bikin review dari sejak beberapa tahun lalu. Kenapa? Ya karena masih punya status sebagai #pengabdigajian dan belum financial freedom yang bisa gak kerja tapi duit ngalir terus. Masih belum mencapai 300x gaji cuy.
Dan hasil dari ngatur duit dan review selama bertahun-tahun ini adalah habit soal pakai duit. Jadi, setiap keluarin duit dari rekening, otak ini udah langsung kepikiran: oke, udah habis segini buat ini dan itu, jadi ya lumayan punya kontrol buat gak ngawur beli ini itu sampe kehabisan duit dan berujung utang.
Habit yang kebangun dari melakukan hal yang sama bertahun-tahun inilah yang berguna banget untuk menjaga cashflow tetap positif. Cashflow positif apa sih maksudnya? Gaji yang gue dapat tiap bulan gak kurang buat bayar pengeluaran dan tetep bisa investasi terus.
Review Segala Aspek Keuangan Minimal Setahun Sekali
Demi melanjutkan kebiasaan baik yang udah terbangun selama bertahun-tahun ini, gue kudu, wajib harus bikin review tahun ini. Kan minimal setahun sekali yes. Dari situ baru bisa bikin resolusi 2024.
Jadi ya, gue (dengan sangat terpaksa) harus bikin reviewnya. Dan ya ternyata, apa yang dimulai dari cuma dari catat pengeluaran lawan income tiap bulan, sekarang ternyata kompleks banget. Kayak kompleknya SCBD yang kalo gak apal-apal banget pasti kesasar.
Dulu (ga pake banget) dimulai dengan aset yang cuma uang kas, reksa dana dan utang kartu kredit, sekarang jadi banyak banget yang kudu dicatetin. Jadi ya semalam kemaren waktu habis cuma buat ngereview bagian uang tunai.
Emang ada apa lagi selain uang tunai?
BUANYAK! Ada investasi di obligasi, reksa dana pendapatan tetap, saham, ETF dan utang! Semoga sih pas sampai bagian utang gak ada yang mengejutkan ya. So far sih ga punya utang selain utang kartu kredit buat nyicil segala macam barang. Ihik.
Apa hasil dari review bagian pertama, uang tunai dan aset yang setara dengan itu?
Uang Tunai dan Reksa Dana Pasar Uang
Dari hasil review awal kemarin, uang tunai dan aset-aset yang setara dengan uang tunai, turun 51%!
Untuk bahan review kami, yang masuk ke dalam aset uang tunai dan yang setara tuh beberapa aset ini:
- Uang tunai yang ada di dompet, laci mobil buat parkir dan yang berceceran di depan TV
- Duit gaji yang ada di tabungan
- Deposito
- Aset reksa dana pasar uang yang sekarang penjualannya bisa dilakukan instant dan akhirnya banyak gue pakai buat nyimpen duit yang dipake buat naik ojek online.
Kalo ditotal di akhir tahun 2023 ini dan dibandingkan dengan nilai uang tunai yang ada di tahun 2022, duit cash gue turun 51%! Banyak banget kan turunnya? Separoh lebih! Jadi, aset yang bener-bener instant bisa dipakai benar-benar kami tekan.
Ya kan karena aset dalam bentuk uang tunai tuh returnnya kecil kan? Ato malah ga ada sama sekali. Jadi ya sayang kalo misalkan banyak-banyak disimpan di sana.
Bank yang Dipakai untuk Menyimpan Uang Tunai
Sampai akhir tahun ini, gue tetap aktif menggunakan beberapa bank yang gue pakai tahun lalu. Tapi dengan sangat menyesal satu info rekening bank digital gue di Jenius ditutup. Kenapa? Karena jarang dipakai transaksi. Gue baru tahu rekening di Jenius ditutup bulan November lalu pas gue datang ke Menara BTPN dan tanya kenapa kok ga bisa login lagi. Hiks.
Penutupan ini terjadi ya karena memang gak semua bank gue kasih saldo aktif. Baru akan ditop-up kalau ada keperluan pakai. Jadi yasudah gapapa, paham kok kalo rekening gue ditutup.
Nah, bank-bank yang masih aktif gue pakai adalah:
- BCA, tentu saja ini adalah rekening transaksi utama tapi saldo yang emang kosong aja. Baru diisi kalo mau ada transaksi
- Jago, bank digital ini jadi tempat utama gue nyimpen duit selama tahun 2023. Karena itu gue nyampe ke Platinum dan dapat gratis 150x free transfer. Gak susah kok, asalkan rata2 dana mengendap Rp 20 jutaan.
- Digibank by DBS, ini gue pakai buat rekening beli-beli obligasi di secondary market dan obligasi ritel sejak awal. Karena dulu sebelum ada yang bisa, Digibank udah duluan bisa beli obligasi cuma dengan Rp 1 juta. Jadi, kupon yang ngegulung terus gue pakai buat nambah investasi di obligasi lagi (kalo perlu reksa dana juga).
- Livin’ by Mandiri, ya ofkors karena gue juga aktif pake e-money buat wira-wiri di tol dan KRL kan. Makanya, surprisingly Livin’ aktif gue pakai meskipun rekening gue waktu ODP Mandiri dulu udah ditutup dan terpaksa buka baru lagi. Ihik.
Nah, dari berbagai macam bank yang ada itu, kemaren akhirnya gue putuskan buat mengaktifkan rekening SEA Bank, yang meskipun bahkan lebih lama gak dipakai dibanding Jenius, rekeningnya gak dimatiin. Cuma perlu reaktivasi ulang. Dipakai buat apa rekening SEA Banknya?
Karena bunganya lebih gede dibanding Digibank, akhirnya gue pindahin kupon yang masih nganggur di digibank ke SEA Bank. Nantinya, kalo udah ngumpul, akan gue pindahin lagi ke Digibank buat beli obligasi pemerintah.
Reksa Dana Pasar Uang yang Wow Kinerjanya! Jadi Salah Satu Resolusi 2024 untuk Dibeli!
Nah, selain tabungan, gue juga pakai beberapa reksa dana pasar uang kan ya buat nyimpen duit yang dipakai buat kebutuhan sehari-hari. Dan hasil dari ngereview setahun sekali ini, gue bisa tahu berapa persen perkembangan dari reksadana-reksadana yang gue pakai.
perkembangan ini dilihat dari NAB tiap reksa dana waktu review dibuat. Ini beberapa daftarnya:
- Syariah Syailendra OVO Bareksa Likuid berkembang 4,55% selama setahun terakhir, dibeli lewat OVO Invest.
- Batavia Danakas Maksima berkembang 3,7% selama setahun terakhir, dibeli lewat Livin’ investasi.
- Seruni Pasar Uang II berkembang 8,43% selama setahun terakhir, dibeli lewat Livin’ investasi.
- Mandiri Investa Pasar Uang berkembang 3,43% selama setahun terakhir, dibeli lewat Livin’ investasi.
- Sucorinvest Money Market Fund 1 berkembang 3,53% selama setahun terakhir, dibeli lewat Bibit.
- Manulife Dana Kas Syariah berkembang 3,46% selama setahun terakhir, dibeli lewat Bibit.
Untuk reksa dana yang dibeli lewat OVI Invest, bisa dicairkan instant. Sementara reksa dana yang lain, pencairan mengikuti kalender bursa dan bisa sampai 7 hari.
Kalo lihat dari kinerja beberapa reksa dana pasar uang yang gue beli, kayaknya gue bakalan lebih aktif beli Seruni Pasar Uang II karena returnnya bisa lebih gede. Tapi ya kan kinerja masa lalu gak jaminan buat hasil ke depan ya. Cuma ya pertimbangan tambahannya nambah satu lagi, apakah pencairan bisa dilakukan instan?
Aset Optimal VS Dana Darurat
Dari hasil review bagian cash aja udah kelihatan kalo aset uang tunai gue turun 51% dibanding tahun lalu. Paling gak sih gue bisa bilang kalo aset gue lebih optimal tahun ini karena investasi lebih banyak.
Cuma kan ya gak tahu hasilnya bener gitu apa gak, karena reviewnya belom nyampe ke bagian investasinya. Hahahaha. Masih ngarep mimpi indah sekarang karena belom ada datanya. Hahahaha. Doain ya nanti hasil reviewnya beneran bisa sesuai sama impian ini.
Dan yang terakhir, meskipun nilai uang tunainya turun, semoga sih dana darurat kami masih bagus sesuai dengan standar. Karena nilai cash turun kan bisa ngaruh ke turunnya dana darurat ya.
Kamu gimana? Berapa banyang uang cash yang kamu punya? Gimana kalo dibandingin tahun lalu? Coba itung dulu sebelum bikin resolusi 2024 kamu!