Bagaimana rasanya Ramadan ditengah pandemi Corona ini? Lancar kan puasanya?
Pasti beda banget kan ya rasanya Ramadan tahun ini dan tahun lalu. Pandemi Corona ini benar-benar membuat segala sendi kehidupan berubah kalo gak boleh dibilang porak poranda. Termasuk pelaksanaan Ramadan tahun ini.
Di berita-berita masih banyak kabar kalo banyak masyarakat yang protes, demo dan tidak terima kalo pelaksanaan ibadahnya tahun ini dibatasi. Pemerintah dan MUI sudah menghimbau masyarakat agar ibadah Ramadan tahun ini dilaksanakan di rumah. Sejalan dengan social distancing untuk membatasi penyebaran virus COVID19.
Lantas, apa saja yang berbeda kalau dari sisi keuangan antara Ramadan tahun lalu dan Ramadan ditengah pandemi Corona ini? Cuss baca dari awal sampe akhir ato baca sesuai dengan sub topik bahasan daftar isi ini ya!
Ramadan Ditengah Pandemi Corona, Apa yang Berbeda?
- Budget Transportasi Lebih Kecil
- Buka Bersama Keluarga Menghemat Biaya
- Jam Kerja Lebih Pendek
- Waktu Transaksi Perbankan Lebih Singkat
- Budget Mudik Bisa Dialokasikan untuk Biaya Lain
- Antisipasi Berkurangnya atau Tidak Adanya THR
- Hapuskan Harapan Uang Angpau Lebaran
Kesimpulan: Ramadan yang Syahdu untuk Bisa Bertemu Lain Waktu
Ramadan Ditengah Pandemi Corona, Apa yang Berbeda?
1. Budget Transportasi Lebih Kecil
Bener ga? Budget transportasi lebih kecil ketika Ramadan ditengah pandemi Corona ini? Paling gak ini yang gue rasakan.
Karena adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar dimana-mana, jadinya lebih digalakkan kerja dari rumah. Artinya, dalam sebulan gak setiap hari harus berangkat ke kantor. Kerja dilakukan dari rumah.
Meskipun banyak diantara kita ada yang sampai dirumahkan atau diminta cuti tanpa dibayar. Hal ini juga berarti berkurangnya pemasukan. Tapi, untuk yang masih tetap bekerja dan aktif dengan aktivitas kerjanya di rumah, paling tidak pengeluaran transportasinya lebih kecil.
Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Ketika Dirumahkan Karena Corona?
Buat sebagian besar dari kita, budget transportasi ini adalah bagian biaya rutin harian/bulanan yang dikeluarkan ketika harus commuting ke tempat kerja. Untuk yang naik kendaraan umum, pasti ada biaya rutin bus/kereta dan juga ojek dari stasiun/terminal ke kantor dan sebaliknya. Pun untuk yang mengendarai kendaraan pribadi.
Biaya bahan bakar, tol dan juga ongkos parkir otomatis akan terpotong selama bekerja dari rumah. Pengeluaran untuk biaya transportasi pun seharusnya lebih kecil. Share on XApalagi ketika bulan Ramadan yang identik dengan macet dikala waktu-waktu berbuka puasa. Saat dimana orang beramai-ramai commuting dari tempat kerja menuju rumah dan atau tempat-tempat berbuka. Ramadan tahun inipun berbeda.
Buka bareng pun tidak disarankan. Jadi tidak ada alasan kan buat kalian yang masih harus ke kantor buat gak cepet-cepet pulang. Apalagi buat yang sedang #DiRumahSaja.
Mayan kan, penghematan ongkos transportasi ini bisa dialokasikan untuk kebutuhan yang lainnya.
2. Buka Bersama Keluarga Menghemat Biaya
Kalo dari pengalaman gue, bulan Ramadan justru paling banyak keluar duit dari pengeluaran-pengeluaran buka bersama. Mulai dari teman SMA, SMP, Kuliah, geng ngeblog dan entahlah lingkaran pergaulan apalagi. Kalo buka bersama tim kantor kan pasti dibayarin kan yes. Ihik.
Bayangin aja, kalo buka bersama diadakan di restoran baik yang berdiri sendiri maupun yang ada di mall berapa biayanya. Karena semuanya dilayani dan rasa makanan pasti enak, biaya yang harus dikeluarkan pun seringnya ajaib.
Biaya makan dan minum di satu acara buka bersama bisa sampai Rp 50.000 atau bahkan Rp 100.000 sekali makan. Atau malah lebih? Gak ada yang murah kan? Share on XDalam satu bulan bisa ada berapa acara buka bersama? Gak mungkin cuma satu kali. Apalagi kalo punya lingkaran pergaulan beraneka rupa dan beraneka warna. Bisa-bisa dalam sebulan ada 10 kali acara buka bersama.
Bca juga: Puasa dan Pengaruhanya ke Keuangan Keluarga
Ini belum di hari-hari biasa yang kita tetap perlu beli buka untuk selama dalam perjalanan pulang ke rumah. Sementara di rumah juga ada pengeluaran yang masih harus tetap dibayar untuk keperluan sahur dan buka orang rumah sehari-hari.
Dengan adanya kewajiban di rumah saja, otomatis budget buka jadi cuma satu. Masak sekali untuk seluruh keluarga. Selain itu, dengan menu sahur dan buka disiapkan semuanya kebersihan dan kesehatannya jadi lebih terjamin bukan?
Paling tidak, di tengah pandemi ini, ada satu hal yang bisa memberikan efek positif untuk kita dan keluarga.
3. Jam Kerja Lebih Pendek
Di banyak industri, terdapat pemotongan hari kerja. Bahkan beberapa berita sudah menginformasikan adanya penghentian produksi dan perumahan karyawan.
Untuk beberapa industri penting yang masih diperbolehkan untuk terus beroperasi pun, jam kerja dipotong menjadi jauh lebih pendek. Efek dari pemotongan jam kerja ini punya efek beragam ke setiap orang. Share on XUntuk orang-orang yang memang sudah tidak mendapatkan uang lembur, pemotongan jam kerja ini akan bisa menguntungkan. Karena bisa pulang lebih cepat dan tidak harus membeli uang untuk buka puasa dan makan malam. Selain itu juga bisa menghemat uang parkir kendaraan apabila belum berlangganan parkir.
Baca juga: 4 Hal Penting yang Diperlukan untuk Kerja di Bank
Akan tetapi, untuk orang-orang yang masih mendapatkan lembur di industri esensial ini, pemotongan jam kerja bisa juga berarti berkurangnya pemasukan. Jam kerja lembur yang tadinya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan (tentunya bila ada pekerjaan yang harus dilemburkan), dengan pandemi corona ini jadi lebih singkat.
Kalau ini yang terjadi, jam kerja yang lebih pendek bisa dimanfaatkan untuk mulai mengeksplorasi pilihan-pilihan untuk bisa menambah penghasilan. Memulai side project yang bisa mendatangkan keuntungan.
Mulai dengan mereview kondisi keuangan keluarga, berkebun dan atau memulai project memasak yang sebelum adanya pandemi Corona belum bisa dilakukan. Kan kata orang, when life gives you lemod, make lemonade!
4. Waktu Transaksi Perbankan Lebih Singkat
Untuk teman-teman yang aktif bertransaksi keuangan di perbankan, terutama yang aktif menggunakan fasilitas transfer antar bank, perhatikan perubahan batasan waktu transaksi perbankan. Pada Ramadan-ramadan sebelumnya, Bank Indonesia mempercepat batasan waktu transaksi untuk menyesuaikan dengan jam buka. Tahun ini penyesuaian dilakukan bahkan dengan sedikit lebih ekstrim.
Dikarenakan pandemi Corona dan upaya pembatasan aktivitas di segala bidang, waktu untuk transaksi transfer antar bank melalui SKN dan RTGS pun dipotong menjadi jauh lebih cepat. Antisipasi pemotongan jam transaksi ini harus dilakukan… Share on XKetika BI sendiri melakukan pembatasan waktu transaksi, maka bank-bank anggota kliring pun juga akan melakukan penyesuaian waktu transaksi. Tidak ada masalah kalau misalkan transaksi yang kita lakukan adalah transaksi transfer online antar bank.
Baca juga: Pengalaman Investasi Ketika Baru Mulai Kerja
SKN dan RTGS ini transaksinya nominal? Umumnya transaksi SKN dari nominal berapapun sampai sekitar Rp 100 juta atau sampai Rp 500 juta. Untuk transaksi di atas Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta kita bisa memilih menggunakan RTGS. Sementara kalau sudah di atas Rp 500 juta pasti akan menggunakan RTGS.
Siapa saja yang membutuhkan transaksi ini? Terutama teman-teman yang punya bisnis. Untuk pembayaran supplier atau vendor yang sudah menjalankan pekerjaan. Memerhatikan batasan waktu transaksi ini penting untuk menghindari denda keterlambatan pembayaran.
5. Budget Mudik Bisa Dialokasikan untuk Biaya Lain
Akhirnya pemerintah pun mengeluarkan larangan mudik kan? Meskipun ada polemik antara mudik dan pulang kampung beberapa waktu lalu, tapi kenyataannyaa kendaraan-kendaraan yang mengangkut pemudik dari kawasan Jakarta dan sekitarnya diminta putar balik kembali.
Penerbangan dibatalkan, perjalan kereta api ditiadakan dan mudik menggunakan angkutan bus dan mobil diminta putar balik kembali. Artinya, Ramadan ditengah pandemi corona inipun sudah bisa dipastikan tanpa mudik seperti tahun-tahun sebelumnya.
Baca juga: Catatan Mudik (Kangen Jalanan Jakarta)
Gue sendiri yang sudah terlanjur beli tiket pesawat untuk sekeluarga akhirnya dengan suka rela membatalkan rencana perjalanan kami. Pembatalan tiket dan refund pun kami lakukan. Sedih, tapi demi kebaikan semua orang kan?
Untuk teman-teman ingin mudik, meskipun sedih sebaiknya diterima saja dengan berbesar hati. Kalau belum beli tiketnya, duit yang ada bisa dialokasikan untuk hal-hal yang lain. Share on XSaran gue, karena ini kondisi sementara, duit yang seharusnya dialokasikan untuk tiket mudik jangan langsung dibelanjakan habis. Belikan instrumen investasi yang relatif aman dan nilainya kecil kemungkinan untuk berkurang.
Duit budget tiket mudik ini bisa dibelikan reksa dana pendapatan tetap atau ditempatkan di deposito. Tujuannya apa? Biar nominal duitnya tidak berkurang, syukur-syukur bisa nambah sedikit. Dengan demikian dananya tetap ada ketika nanti pandemi ini sudah mereda dan kemudian bisa bepergian lagi.
Reksa dana pasar uang yang sudah kalian beli atau penempatan deposito dengan menggunakan uang alokasi mudik tahun ini bisa dicairkan untuk dibelikan tiket perjalanan pulang lain waktu. Ditambah lagi, dana lancar ini bisa membantu untuk menambah dana darurat yang semoga saja tidak akan pernah kalian pakai di situasi pandemi ini.
6. Antisipasi Berkurangnya atau Tidak Adanya THR
Dengan melambatnya kondisi ekonomi secara umum dikarenakan pandemi Corona, bisa jadi untuk sebagian orang tidak akan ada THR di Ramadan kali ini. Karena itu, alokasi-alokasi pengeluaran yang sebelumnya sudah dibuat kudu direview lagi.
Hitung lagi apa-apa saja kebutuhan Ramadan dan lebaran tahun ini yang biasanya dibayar dari THR. Prioritaskan untuk kebutuhan-kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda. Share on XTHR ini biasanya kan diplot untuk biaya mudik dan teman-temannya kayak uang angpau lebaran sodara dan ponakan ya. Ato malah bisa jadi juga budget “perhiasan” buat dibawa pulang kampung. Kalo cuma untuk anggaran itu sih mungkin gak perlu terlalu pusing karena toh mudik juga gak ada dan tiket yang sudah terlanjur dibeli bisa dibatalkan.
Kadang ada yang menganggarkan menggunakan uang THR untuk biaya uang pangkal sekolah anak atau untuk jaga-jaga pembayaran utang. Kalo ini yang terjadi bisa repot memang.
Baca juga: Cara Mendapatkan Keringanan Cicilan Utang Karena Corona (blog Bahas Utang)
Duit yang mau dipake buat bayar utang kudu dicari gantinya. Alokasi-alokasi untuk hal lain yang saat ini jadi lebih kecil kayak transport dan uang makan di atas, bisa diganti menjadi alokasi untuk pembayaran utang kalau misalkan memang uang THR jadi lebih kecil atau malah tidak ada sama sekali disaat Ramadan ditengah pandemi Corona ini.
7. Hapuskan Harapan Uang Angpau Lebaran
Satu hal lagi yang sering gue temuin. Banyak orang tua mengharapkan angpau lebaran anaknya untuk bisa dipake buat bayar sekolah dan pengeluaran keluarga lainnya. Apakah dirimu salah satu diantaranya?
Kalo iya, coba revisi proyeksi anggaran pengeluarannya. As much as I feel sorry for you for not getting the additional money, kepikiran juga kan kondisi yang mau kasih angpau? Mereka juga lagi susah karena pandemi ini Masbro, Mbaksis.
Apalagi gak ada mudik kan. Piye coba ngasihnya kan?
Baca juga: Prioritas Pengeluaran Selama Pandemi Corona
Jadi, bayaran uang sekolah anak, bayar utang dan rencana pengeluaran lainnya dari uang angpau anak ini coba dinegosiasikan ke pihak-pihak terkait. Apakah bakalan bisa ada keringanan ato nggak. Share on XPaling gak dari jauh-jauh hari udah ketahuan mau gimana-gimananya.
Kayak sekolahnya anak gue yang bulan April ini udah kasih diskon 10% untuk uang sekolahnya dan uang extra kurikulernya pun dipotong lumayan banyak. Meskipun belom ketahuan untuk bulan depan kalo misalkan PSBB dan #DiRumahAjanya diperpanjang lagi yes.
Kalo misalkan nih kondisi manteman agak sedikit lebih baik dibandingkan dengan kondisi keluarga yang lain dan bisa kasih angpau, bisa dipertimbangkan via transfer antar bank sih. Meskipun gak bisa mudik dan gak bisa kasih angpau uang baru ke ponakan dan sodara lainnya, tapi paling gak berbagi rejekinya masih akan jalan.
Buat mereka yang membutuhkan, ini akan sangat berarti.
Kesimpulan: Ramadan yang Syahdu untuk Bisa Bertemu Lain Waktu
Memang beda banget kan Ramadan ditengah pandemi Corona tahun ini. Gak kayak tahun-tahun sebelumnya yang kesyahduan bulan penuh berkah ini bisa dijalankan bersama-sama orang-orang terkasih. Kita harus menahan diri bahkan untuk beribadah di masjid dan bersilaturahmi dengan saudara dan orang tercinta.
Karena menjaga keselamatan diri dan orang-orang terkasih memang wajib hukumnya kan? Jadi kita tahan diri untuk #DiRumahaAja di bulan Ramadan ditengah pandemi Corona ini. Share on XKita manfaatkan kondisi-kondisi yang terjadi karena pandemi Corona di bulan Ramadan tahun ini sebaik-baiknya. Ambil saja sisi baiknya, disyukuri dengan sepenuh hati. Kalau ada negatifnya, gak usah dirasa-rasa.
Postingan-postingan paling baru blog ini:
- Berapa Gaji Ideal untuk Biaya Hidup di Jakarta dengan Nyaman?Kalau ditanya berapa gaji ideal agar bisa jadi biaya hidup di Jakarta yang nyaman, kamu akan jawab berapa? 10 juta? 100 juta? Biaya hidup di Jakarta sering menjadi perhatian, apalagi dengan UMR yang sekarang sebesar Rp5.067.381. Banyak yang bilang, UMR segitu enggak cukup buat hidup di Jakarta. Ini cukup krusial sih, terutama bagi pendatang yang
- Memahami Berbagai Jenis Produk Dana Pensiun: Mana yang Tepat untuk Kamu?Ada yang masih bingung dalam perencanaan pensiun? Well, membuat perencanaan pensiun ini memang butuh pemahaman sih. Terutamanya, untuk memilih produk dana pensiun yang paling pas. Pasalnya, ada banyak jenis produk pensiun dan karakteristiknya juga berbeda-beda. Jadi bingung kan, mana yang terbaik? Nah, sebagai langkah awal, ya ada baiknya untuk berkenalan dulu dengan masing-masing jenis produk
- Strategi Menabung untuk FIRE bagi Pekerja dengan Gaji Rata-RataMencapai kebebasan finansial di usia muda bukan hanya mimpi, bahkan bagi pekerja dengan gaji rata-rata. Apalagi kalau kamu punya strategi menabung yang tepat. Tabungan dapat berkembang menjadi aset besar yang cukup, bisa jadi modal untuk hidup nyaman tanpa bergantung pada penghasilan aktif. Ya, FIRE memang bisa kok diusahakan, berapa pun gaji kamu sekarang. Hanya saja,
- Solusi Tidak Bisa Bayar Pinjol: Bernegosiasi dengan Pihak Pinjaman OnlineAda yang lagi galau karena gagal bayar pinjol? Kesulitan membayar pinjaman online itu pasti bikin stres! Banyak yang enggak tahu harus memulai dari mana untuk mencari solusi tidak bisa bayar pinjaman online. Kondisi ini sering kali diperburuk oleh bunga yang terus bertambah dan ancaman penagihan yang agresif. Yah, kalau sudah begini, sudah bukan waktunya lagi
- PPN Naik Jadi 12%, Apa Pengaruhnya untuk Keuangan Pribadi dan FIRE?Pemerintah telah menetapkan kebijakan baru terkait kenaikan PPN 12% yang akan diterapkan pada 2025 nanti. Konon, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan penerimaan negara untuk mendukung pembangunan dan menjaga stabilitas anggaran. So, gimana nih, tanggapan kamu? Kenaikan PPN 12% ini sih sudah pasti akan ngefek ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari kita. Terutama, dampaknya yang
Semoga dengan begini, pahala ibadah dan rejeki kita akan semakin bertambah dan berkah.
Kalo ada yang mau ditambahin ato disampaikan, monggo ya di kolom komen. Ato bisa juga colek instagram gue di @danirachmat ato twitter gue dengan username yang sama @danirachmat.