Ok, postingan review buku Inteligensi Embun Pagi tulisan Dee Lestari ini sudah ketunda lama banget. Sebelum gw migrasi kemaren sudah sempat ketulis 600 kata postingan, tapi kemudian gw lupa export dan hilanglah itu draft! Jadi mau nulis ulang malesnya minta ampyun. Tapi ada untungnya juga sih ilang, karena gw rasa tulisan itu kepengaruh review yang gw baca sebelumnya. Jadi, review kali buku Inteligensi Embun Pagi gw yang ini rasanya akan lebih objektif. Dan ini adalah review buku pertama tahun ini yang gw tulis sendiri setelah sebelumnya ada guest post tentang buku Bumi Manusia tulisan Nik.
Seperti biasa: SPOILER ALERT IS ON!
Blurb Buku Inteligensi Embun Pagi
Inteligensi Embun Pagi by Dee Lestari(Disalin dari sinopsis di halaman belakang buku) Setelah mendapatkan petunjuk dari upacara Ayahuasca di Lembah Suci Urubamba, Gio berangkat ke Indonesia. Di Jakarta, dia menemui Dimas dan Reuben. Bersama mereka berusaha menelusuri identitas orang di balik Supernova.
Di Bandung, pertemuan Bodhi dan Elektra mulai memicu ingatan mereka berdua tentang tempat bernama Asko. Sedangkan Zarah, yang pulang ke Desa Batu Luhur setelah sekian lama melanglangbuana, kembali berhadapan dengan misteri hilangnya Firas, ayahnya.
Sementara itu, dalam perjalanan pesawat dari New York menuju Jakarta, teman seperjalanan Alfa yang bernama Kell mengungkapkan sesuatu yang tidak terduga. Dari berbagai lokasi yang berbeda, keterhubungan antara mereka perlahan terkuak. Identitas dan misi mereka akhirnya semakin jelas. Hidup mereka takkan pernah lagi sama.
Review Buku Inteligensi Embun Pagi
Maafkan gw kalo misalkan penilaian gw gak bisa memuaskan kalian atau gak sependapat dengan apa yang teman-teman punya di pikiran ya. 😀
Nonono, bukaaan kok, gw bukan mau bilang di review buku Inteligensi Embun Pagi ini kalo bukunya jelek. Sama sekali nggak. Menurut gw bukunya bagus, cuman gak seperti yang gw harapkan akan bagaimana serial fenomenal Supernova ini berakhir. Dibuka dengan Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh 15 tahun lalu, gw mengharapkan closure yang jauh lebih menimbulkan badai serotonin di otak gw. Kenapa bisa begitu?
Terlalu banyak pemeran dan rangkaian cerita
Dee’s signatureGw kenal semua karakter yang ditulis di buku ini. Jadi gak masalah sebenernya buat gw baca buku Inteligensi Embun Pagi ini. Gw tumbuh dewasa bareng karakter-karakternya, mulai dari Ruben, Dimas, Diva, Etra, Bodhi, Zara, Alfa, Gio. You name it.
Tapi menurut gw, kehadiran (hampir) semua tokoh di masa lalu gw untuk kemudian mengambil peran di buku ini agak sedikit dipaksakan. Hahaha. Maaf ya Mbak Dee… I love Pak Kas very-very-very much, tapi gak semuanya kayaknya perlu disebutkan.
Penyebutan dan penghadiran kembali tokoh-tokoh dari masa lalu seolah mau bilang kalo setiap sosok yang hadir dalam hidup gw itu penting. Terutama dalam peranannya dengan kesadaran gw sebagai manusia. Jadi jangan sekalipun menganggap remeh orang yang hadir di dalam cerita yang gw tahu.
Tapi sayangnya beberapa tokoh yang gw rasa penting dalam cerita (dan dalam hidup gw) malah sama sekali gak dihadirkan. Yes, Diva dan Rana sama sekali gak ada di cerita ini. Seolah kehadiran mereka yang dulu memporak-porandakan dunia gw 15 tahun yang lalu dihilangkan karena gugusnya gagal dalam misinya.
Well, itu saya pahaaam kok semuanya hak prerogatifnya Mbak Dee… tapi-tapi-tapi beberapa tokoh yang dihadirkan dalam cerita kok ya gak jelas lagi juntrungannya. Bahkan sampe di akhir cerita. Biarlah yang baca cari sendiri tokoh mana itu.
Selain itu, rangkaian kejar-kejaran dalam cerita ini memang seru, memang enak banget diikutin, tapi-tapi-tapi saking cepetnya peralihan dari satu adegan ke adegan lain, satu tokoh ke tokoh lain sempat bikin gw (agak) kehilangan minat sebelum sampe bagian munculnya Toni. Sampe hampir separuh buku ya kalo gak salah itu?
Seolah-olah, Mbak Dee emang sengaja menuntun gw untuk merasa seperti itu untuk kemudian dihadapkan pada kejutan-kejutan baru yang bisa membangkitkan minat baca gw lagi. Well, the first half of the book was felt like a chase themed action book. Halah ribet deh gw.
Kisah Cinta yang Kurang Terasa Tertutupi Humor Segar Tak Terkira
Kalo soal kisah cinta dalam sebuah cerita, buku Inteligensi Embun Pagi ini gw rasa kurang dalam mengeksplorasi kisah cinta yang tumbuh di antara tokoh-tokohnya. Hubungan antara Gio dan Zara mestinya bisa jauh lebih romantis dari sekedar ketertarikan dua peretas yang saling berhubungan. But well, cerita yang satu ini masih dalam taraf yang bisa gw terima dan gw nikmatin. Apa yang dilakukan Gio dan bagaimana interaksinya dia, ibunya, Zara dan yang berkaitan sama kisah cintanya memang cukup manis tapi gak sampe bikin terkesan banget.
Justru yang menurut gw plain banget dan kurang dieksplorasi adalah hubungan antara Dimas dan Ruben yang begitu fenomenalnya di masa 15 tahun yang lalu diangkat sama Mbak Dee sebagai tokoh sentral pembuat cerita KPBJ. Entahlah apa karena Mbak Dee gak mau melibatkan karya (dan dirinya) lebih dalam dalam pertentangan hubungan sejenis atau karena yang lain, gw ngerasa kehadiran Ruben dan Dimas kurang kerasa kuat. Apa ya memang hubungan cinta yang sudah berlangsung lama itu kemudian jadi sekedar bromance? Karena itu sih nuansa yang gw dapet.
Inteligensi Embun PagiUntungnya, kisah cinta yang menurut gw kurang ini tertutupi dengan humor segar yang bertaburan di sepanjang buku. Meskipun berat dengan banyaknya tokoh dan pergantian cerita yang lumayan cepet, humor-humor yang disisipkan melalui dialog antara tokohnya serta celetukan-celetukan spontan di sana sini bikin gw menikmati ngebaca keseluruhan cerita. Satu bagian paling epik adalah teriakan Pak Kas di satu momen yang bikin gw ngakak spontan:
“ASUUUU!”
Aselik, di situ gw angkat topi buat Mbak Dee. Belio semakin mantab jadi salah satu penulis favorit gw. 😀
Action Book with (A Bit) Philosophical Twist
Setelah berbagai macam karakter buku antara Supernova: Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh (KPBJ), gw sendiri mengharapkan buku terakhir yang menutupnya akan penuh dengan perjalanan filosofis. Akan mampu membuat gw untuk kembali memikirkan hidup secara lebih mendalam.
Dan sedikit banyak buku Inteligensi Embun Pagi ini berhasil.
Kalo efek di buku KPBJ ini adalah gw jadi ngerasa ada di dalam jaring-jaring sang Supernova, buku Inteligensi Embun Pagi ini berhasil ngebikin gw mikirin tentang perilaku baik dan karma gw. 😀
Beneran deh, di buku pertamanya, gw ngerasa kayak Ruben dan Dimas yang merasa mereka hanyalah bagian dari sebuah permainan/jaring-jaring yang sudah dirancang oleh sebuah tokoh penuh daya dan kuasa. Efek baca buku KPBJ ini gak hilang bahkan setelah 15 tahun gw baca bukunya. Dan dengan penjelasan gugus penggugah kesadaran untuk terlepas dari siklus kelahiran kembali di buku Inteligensi Embun Pagi ini, gw jadi kepikiran tentang tingkah laku gw selama ini. Selepas baca buku ini, gw sempet tanya-tanya dan ngobrol ama temen gw yang pemeluk Budha dan ceritain konsep cerita di buku ini dan kamipun ngobrol panjang lebar.
Gw suka bagaimana Mbak Dee mengambil konsep tentang siklus kehidupan, reinkarnasi dan segala macamnya untuk kemudian dirangkai jadi satu dalam buku yang mengambil rentang sampai 15 tahun penulisan.
Closure dan Karya Fenomenal
Dengan segala kelebihan dan kekurangan buku Inteligensi Embun Pagi ini, gw berterimakasih banget sama Mbak Dee sudah menghadirkan cerita yang jadi closure buat gw. Penutupan akhir cerita yang dibuat seolah penutup ini adalah awal dari cerita yang baru menurut gw bagus. Gw gak ditinggalkan dengan satu kesimpulan mutlak yang mengebiri kebebasan gw sebagai pembacanya untuk berkelana di dunia Supernova.
Apakah ini akan menjadi awal dari saga yang baru? Gak tahu gw, tapi buat gw buku ini sudah benar-benar jadi penutup Supernova. Sudah menjadi titik pamungkas dari keseluruhan seri yang sudah gw ikutin dari 15 tahun yang lalu dan dunia Supernova akan terus berlanjut di kepala gw. Semoga Mbak Dee tidak tergoda untuk bikin lanjutan ceritanya yang mengambil setting setelah buku Inteligensi Embun Pagi karena itu bakalan jadi antiklimaks buat gw pribadi.
The closure is there and I embrace it.
Dan buku Inteligensi Embun Pagi ini menggenapkan satu rangkaian penuh akan kehadiran sebuah karya fenomenal yang sungguh-sungguh menggambarkan keluasan dunia dalam pikiran, ketajaman analisa dan kedalaman eksplorasi yang dimiliki oleh seorang Dee Lestari. I love the book and I love the whole series. Yah, meskipun paling suka sama buku KPBJ sih yang sayangnya kemudian “agak” dihancurkan oleh filmnya 😀
=======
Jadi buat yang tertarik buat baca buku Inteligensi Embun Pagi ini, gw sarankan secepatnya baca. Terutama buat penggemar serial Supernova dan sudah menunggu-nunggu buku yang menjadi pamungkas keseluruhan rangkaian yang sudah berjalan selama 15 tahun ini.
Yours truly
@danirachmat
fee
Pertamax rupanya. IEP mmg terasa dipadatkan. Kalau Gio mmg peretas gerbang yg penting knp ga dibikin bukunya sendiri ya? Aneh..Tp so far gw suka kisah terakhir ini krn lbh sreg baca yg seru2 lucu ketimbang bunga2 filosofis yg akhirnya ga ketemu2 jg jwbnnya. Lol. Hidup Wimala bersaudara!
dani
Iya Fee. Sama perasaan gw juga. Twrmasuk soal bersodara favorit gw ituh. Bahahahaha.
alrisblog
Saya belum baca bukunya. Jadi belum komentar soal buku itu 🙂
dani
Huehehehehe… Gakpapa Maas. Maturnuwun yaaaaa
eda
kayanya kalo mau baca buku ini, musti refresh lagi buku2 sebelumnya.. udah lupa kaka, jalan ceritanyaa…
dani
Emang sih Da banyak referensi ke tokoh-tokoh di buku-buku yang sebelumnya. Jadi mayan menggali ingatan kemaren 😀
Wien
Belum bacaaaaa, bukunya masih teronggok cantik di samping bed… Makanya post ini tak baca sekilas saja, wakakakaka…
dani
Ahahahahaha.. Makasih ya Wiiiien… 😀
Anne Adzkia
Jadi merasa manusia kudet krn gak baca buku ini dr awal dulu. Kenapa ya? Kok tanganku gak bergerak ngambil buku ini tiap ke toko buku. Padahal dalam sebulan aku bisa banyak beli buku. Skrg baru pgn baca. Jangan2 krn review ini nih >o<
dani
Ahahaha. Makasih Mbak Anne…. 😛
Dulu belom tergerak baca karena belom tamat aja kali Mbak. Ada temen saya yang gitu juga. Belom minat baca karena masih bersambung. Jadi dia gak mau baca dulu. Nunggu sekalian beres.. 😀
Dian Rustya
Dari serangkaian buku supernova, aku cuma baca 1 (lupa judulnya), itu pun yg terbit tengah2, dan bukunya ga habis dibaca sampai sekarang.
Kayaknya cuma aku yang adem ayem saat yang lain menghebohkan buku ini. Kadang jadi bertanya2 sendiri, jangan2 ada yang salah Tutup muka
dani
Bahahaha. Kagak Mbak Dian, gak ada yang salah. Emang beda selera ama genre buku aja 😀
dwi sari
kapan itu aku sampe kepo, mba Dee ini lulusan apa ya. Tulisan2nya detil banget soal proses2 kimiawi semacam badai seratonin dan kawan2nya, hahahaha kosa kata yang unik.
dani
Hihihihi… Iya Mbak Dwi… emang bahasanya unik banget ya 😀
Ika Koentjoro
Aku nggak gitu suka novelnya Dee. Susah dipahami.
dani
Bahasanya filosofis gitu ya Mbak Ika. Huehehehe..
Inayah
Nyari kaitan sama keuangan. Okesip emang ngga ada hehe..kirain bakal diselipin aja gitu tau tau
dani
Kalo review buku gak saya paksain lah. Meskipun gatel banget pengen komenin soal keuangannya para kaum imortal itu. Hahahaha.
TitinTrisnawati
Ksatria, putri dan bintang jatuh itu ada di buku ini yaa mas dani, pernah dengerin versi dongeng ygdibawain sama fiersa besari tapi nggak tau sama apa nggak ceritanya…hehehe
dani
nggak Mbak, Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh itu ada di buku pertamanya yang terbit 15 tahun yang lalu. Huehehe 😀
Dean Lugisto
Saya total baca 2 kali buat mencari Diva dan gak ketemu juntrungannya. Yang lebih gila lagi, Gio seakan lepas tangan dan bebas hambatan beralih ke Zarah, seneng sih, tapi alesannya kurang kuat aja, masak iya dicari keliling dunia lantas terima takdir Diva menguap ditelan atmosfir Asko? Gagal klimaks, atau saya yang bodoh luar biasa gak ngerti akhir untuk Diva hahahahaha
dani
Sama kok Om Dean. Saya juga dapat kesan yang sama. BANGET! 😀
ismyama
Huaa.. Spoiler
jampang
Wah… Bakalan bingung yah kalau blm baca seri2 sebelumnya
dani
Sepertinya begitu Bang. 😀
berkahkhair
belum baca, jadi tak begitu ngerti alur ceritanya.
berkahkhair
dani
Hihihihi… Gakpapa Mbaaaak. Makasih yaaa 🙂
Neng Nunung
dan saya langsung ngurut dada, belum baca :'(
dani
Kenapa belom baca Mbaaak?
evrinasp
setebal itu udah selesai dani? hebattt euyyy, kebayang perjuangannya meniti lembar demi lembar, tapi kalo menikmati malah bakal ketagihan
dani
Biasa Ev. Lebih sering baca bukunya dibanding ngelakuin kegiatan lainnya. Bihihihik.
Maya
Gue setuju banyak yang kurang di eksplore tapi mudah2an selesai sampe disitu aja ya mas. Biar endingnya jadi milik pembaca aja 🙂
dani
Iyaaaa Maaay. Kalo sampe ada kelanjutannya bakalan jadi antiklimaks banget buat gw. Huehehehe.
Arman
Dan kok posting baru lu gak muncul di feedly ya… Tau gak kenapa?
dani
Waduh, kenapa ya Ko Arman? 🙁
evisrirezeki
Saya masih patah hati setiap kali mengingat buku IEP ini :”(
dani
walah, patah hati kenapa Teh Evi?
Azmi Clay
Seru nih kayaknya, coba nanti cari dlu bukunya
Nurman
Wah sayang nih om gak baca dari awal jadi cudet nih saya.
denaldd
Sudah dapat IEP bertandatangan 3 minggu lalu dengan kekuatan nitip Chocky huahaha. Tapi sampai sekarang masih anteng belum dibaca, soalnya Gelombang aja belum selesai2 bacanya haha. Aku khatam baca review IEP sana sini :))) baru kali ini reviewnya agak beda Dan dari sudut pandangmu.
dani
Wah iya ya Den? Pada memuja-muji kah review di sana-sini? Kuakui Dee adalah penulis hebat cuman ya penulis hebat kan kadang juga punya karya yang penerimaannya beda antara satu pembaca dan pembaca lainnya kan? 😀
ismyama
Pertama kali baca karyanya dee adalah KPBJ dan langsung jatuh hati. Lanjut Madre dan Partikel yang membuatku habis dalam semalam buat nyelesaiin bacanya. Taapi mulai gelombang dan Intelegensi Embun Pagi (yang udah bikin saya syok duluan lihat ketebalannya), mulai agak tersendat-sendat nih mengumpulkan niat untuk meneruskan membaca. Apalagi setelah pada ngereview dan banyak yang kecewa. Jadi kurang semangat =(
Ranny
saya kok lospoku. ITu WP review plugin kah? alamakjaaanggggggg makin semangat bikin review
Ish pediiittt bintang plotnya hihihhi *digiles
Tapi overall sih saya suka buku ini, bacanya sehari dan baca lagi hahahhaha 😀
Teteup deh saya mah The Chen-Doll team! 😀
Gio | Disgiovery
Menurutmu apa semua buku2 Dee ini akan difilmkan? Siapa yang paling cocok memerankan Gio? 😉
pertanyaan anti mainstream
dani
Eaaaaa. Pas baca buku ini diriku selalu teringat-ingat dirimu Mas. Hahahaha. Orang pertama bernama Gio yang kukenal. Kalo siapa yang memerankan sih agak susah ya. Dirimu ajalah. ?
Orin
Soal Rueben-Dimas itu Dan, mungkin kebijakan penerbit ya, konon katanya BP nggak ngebolehin adegan kissing atau pembunuhan brutal, sempet tau dari seorang penulis, “sekaleng bir” di naskahnya mesti diganti jadi “softdrink” lho hehehe.
Nefertite Fatriyanti
Novel-novel pemahaman tinggi, enak dibacanya ya. Bagiku yang sudah lama berhenti baca novel, membaca novel ini membutuhkan waktu lebih hehehe
Reviewnya keren
Mukhofas Al-Fikri
baru pertama review bukuintelgensia embun pagi..
kini aku mah jarang baca novel mas….
pengen meluangkan waktu baut baca lagi tapi motivasi malas selalu ada 😀
ambiguialahhidupku
Walaupun Novel KPBJ terkesan “agak” dihancurkan oleh filmnya (JUJUR MENGAKUI ITU SEPARUH BENAR), namun bagi saya personal, untuk karakter Reuben dan Dimas, Arifin Putra dan Hamish Daud keren sekali memerankan kedua tokoh super filosofis, saintifik, dan intelektual itu. Baik Arifin maupun Hamish menurut saya cukup sukses membawakan diskusi-dikusi akbar Reuben-Dimas. SAYANGNYA, SUNIL SORAYA SEDIKIT SEKALI MENEMPELKAN DIALOG REUBEN, DIMAS, BAHKAN DIVA. YANG DIPERBANYAK MALAH KISAH ANTARA FERRE-RANA-ARWIN. PADAHAL YANG MEMBUAT KPBJ BERBEDA DARI BUKU FIKSI ILMIAH LAINNYA ADALAH BERKAT KONTRIBUSI REUBEN-DIMAS-DIVA. Huh, itu saja sih yang saya kecewakan dari adaptasi layar lebarnya.
Eka Nuraini
Halo, kak
Permisi, salam kenal, nama saya Eka Nur’Aini
mahasiswa semester 8 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang angkatan tahun 2014.
semester ini saya mengambil mata kuliah skripsi dimana bahan kajian saya adalah resepsi pembaca terhadap novel Intelegensi Embun Pagi karya Dewi Lestari.
saya memohon ijin menggunakan ulasan anda untuk dijadikan data dalam skripsi saya, selain itu saya juga meminta tolong kepada saudara semoga berkenan mengisi data berikut sebagai bahan tambahan untuk skripsi saya.
Nama (memohon semoga dapat diisi dengan nama asli, walaupun sekedar nama panggilannya):
usia:
jenis kelamin
pendidikan terakhir:
pekerjaan:
pengalaman buku bacaan (novel atau buku sastra):
asal daerah:
pesan ini saya buat dengan sejujurnya dan semoga niat baik ini juga dapat ditanggapi dengan baik. saya mohon maaf jika mengganggu dan ada yang salah, serta berterima kasih atas perhatiannya
dani
Silahkan Mbak. Untuk informasinya sudah saya kirimkan via email ya 🙂