Lagi musim krisis kayak gini masih bagus gak sih buat investasi? Apa instrumen yang bagus untuk investasi di masa pandemi?
Karena situasi dan kondisi ekonomi yang kayak gini, untuk sebagian orang membuat investasi turun prioritas jadi yang kesekian. Dibandingkan kebutuhan hidup yang lain yang lebih mendesak, investasi terlihat bisa ditunda. Terutama untuk yang mengalami pengurangan atau bahkan penghentian gaji!
Baca juga: Ide Untuk Dilakukan Ketika Dirumahkan Karena Pandemi Corona
Tapi, untuk yang masih tetap bisa memperoleh penghasilan, saat ini justru memberikan banyak kesempatan untuk berinvestasi. Apalagi ditambah dengan kemudahan investasi di masa sekarang ini.
Seperti biasa, manteman bisa baca tulisan ini dari awal langsung sampai akhir. Atau bisa juga berdasarkan topik yang ada di table of content di bawah ini.
[toc]
Investasi di Masa Pandemi Corona
1. Haruskah Cairkan Dana Darurat untuk Investasi?
Percakapan gue beberapa waktu lalu sama teman di twitter lumayan bikin ngakak. Suaminya semangat banget investasi karena harga-harga saham pada turun dengan mencairkan dana darurat. Istrinya ngamuk-ngamuk.
Pertanyaan yang muncul di kondisi seperti sekarang adalah, apakah keputusan yang bijak mencairkan dana darurat untuk beli saham?
Jawabannya sederhana. Kembalikan saja ke fungsi dan darurat itu untuk apa. Semua pasti sudah tahu jawabannya kan?
Baca juga: Haruskah Mencairkan Dana Darurat Karena Pandemi Corona?
Dana darurat dikumpulkan untuk kondisi-kondisi darurat. Idealnya dana darurat tidak dicairkan untuk berinvestasi yang hasilnya tidak pasti. Share on XArgumen berikutnya adalah: “Tapi kondisi market saat ini benar-benar istimewa loh! Turunnya harga saham bisa sampe 30% lebih! Kalo gak beli sekarang, kapan lagi?”
1.a. Ketidakpastian Investasi VS Biaya Hidup
Gini deh, pertanyaan yang harus elo jawab kalo misalkan memang ngeyel mau beli saham/investasi pake dana darurat: Amit-amit nih ya kalo tiba-tiba kejadian dipecat, income stop sama sekali besok. Trus untuk pengeluaran sehari-hari apakah masih ada duitnya?
Harapannya, dana darurat itu dipake buat lifeline kalo kondisi yang kayak gitu kejadian. Kalo misalkan pada yakin bakalan masih bisa dan ada duit buat pengeluaran sehari-hari ya monggo. Toh duit dan masa depan kalian kan. Yang bakalan nanggung nanti kalo ada apa-apa ya elo pade. Dan nanti yang menikmati hasil investasinya juga kalian.
Tapi saran gue tetep sisakan cushion, bantalan untuk jaga-jaga kondisi darurat tadi. Yah minimal 3 bulan pengeluaran bulanan lah.
2. Sebaiknya Berapa Porsi Investasi Dari Gaji/Penghasilan?
Baik masa pandemi Corona ataupun tidak, selama masih dapat gaji mestinya tetep harus kudu rutin investasi. Pertanyaannya kan berapa sih yang harus disisihkan untuk investasi?
Idealnya, 10% dari penghasilan bulanan disisihkan untuk investasi. Jumlah itu bisa dibelikan instrumen apapun yang paling sesuai dengan profil risiko masing-masing. Share on XApakah didepositokan, dibelikan ORI dan teman-temannya, reksa dana atau saham. Asalkan rutin dilakukan setiap bulan dibelikan apapun tidak masalah. Keywordnya selain rutin untuk investasi adalah yang paling pas dengan profil risiko masing-masing.
Baca juga: Cek Menggunakan Quiz Sederhana dan Memahami Profil Risiko
Bukan ikut-ikutan temen. Bukan karena katanya. Bukan karena lagi cuan tinggi dan semua orang cuan, jadi gue juga kudu harus wajib merasakan cuannya. Bhihihihik.
Apakah cuma 10% saja yang diperbolehkan? Nambah lagi apa gak boleh?
Oh boleh banget! Bahkan kalo lu menerapkan prinsip hidup frugal – hemat dan menyisihkan 50% dari gaji buat investasi ya gak masalah! Selama hidup tidak kemudian jadi menderita.
Inget, kebahagiaan kalian yang utama sambil tetap memperhatikan batasan-batasan dalam menyiapkan masa depan. Meskipun masa krisis, investasi di masa pandemi ini jangan sampai terlupa.
3. Apakah Sebaiknya Membeli Emas yang (Katanya) Anti Gagal?
Untuk sebagian masyarakat Indonesia, investasi emas masih berada dalam mitos sebagai investasi yang selalu naik nilainya. Karena itulah, orang-orang ini selalu menganggap kalau emas adalah investasi yang tidak pernah gagal.
Ini tidak sepenuhnya salah. Karena emas memiliki nilai intrinsik sebagai logam mulia yang membuatnya masih sebagai salah satu safe haven selain dollar.
Baca juga: 7 Pelajaran Investasi Emas yang Harus Diketahui
Dengan kondisi pandemi Corona, emas pun menjadi salah satu komoditas yang dicari. Harga emas naik lumayan tinggi sejak dimulainya pandemi ini beberapa bulan lalu. Lantas, masih layakkah membeli emas untuk investasi di masa pandemi ini?
Gue sendiri dapat pertanyaan, apakah sekarang saat yang tepat untuk membeli emas? Gue yakin latar belakang pertanyaan itu adalah karena kondisi harga emas saat ini sudah naik setinggi ini. Kenaikan ini memberikan harapan bahwa di masa depan pasti akan naik lebih tinggi. Apalagi menurut orang yang bertanya, harga emas selalu naik.
Jawaban untuk pertanyaan itu adalah, saat ini sudah tidak preferable. Kalau masuk di harga saat ini, bisa jadi kita harus menunggu agak lama untuk bisa mendapatkan keuntungan. Apalagi harga jual kembali emas pasti lebih rendah dari harga belinya.
Ingat selalu bahwasannya investasi prinsipnya adalah beli di harga murah, jual di harga mahal. Atau kalaupun harus beli di harga mahal, jual lebih mahal lagi. Apakah kalian bisa melakukannya dengan investasi di masa pandemi ini?
4. Bagaimana Dengan Investasi Saham?
Ya, bagaimana dengan investasi saham? Apakah bagus dijadikan pilihan investasi di masa pandemi? Mari kita lihat bagaimana perkembangan IHSG sejak awal tahun.
Beberapa saat yang lalu IHSG sampai ke posisi Rp 3,937 dari posisi sebelumnya di sekitar angka Rp 6,200-an. Ini berarti turun sekitar 36,5%. Untuk beberapa saham yang ada di Bursa Efek Indonesia penurunan harga sahamnya bahkan ada yang lebih dalam dari itu.
Untuk PT Telekomunikasi Indonesia misalkan, perkembangan harga sahamnya kayak gini:
Tanggal 24 Maret 2020 harga satu lembar saham TLKM diperdagangkan di harga Rp 2,620. Bagaimana dengan sebulan sebelumnya? Tanggal 24 Februari 2020 harga sahamnya masih di angka Rp 3,640. Turun 28% hanya dalam waktu sebulan!
Dan kita ambil lagi contoh BBRI seperti berikut:
Di tanggal 25 Februari 2020, harga saham BBRI masih di angka Rp 4,500 per lembar saham untuk kemudian drop satu bulan kemudian ke angka Rp 2,440. Penurunan sebesar 45% ini terjadi hanya dalam jangka waktu sebulan!
Dan semua orang tahu baik TLKM maupun BBRI adalah perusahaan-perusahaan paling topnya Indonesia. TLKM kita sama-sama tahu adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Sementara BBRI, adalah salah satu mega banknya Indonesia.
Baca juga: Emak-emak Belanja Saham!
4.a. Diskon & Sale Barang Bagus di Bursa Efek Indonesia
Bayangkan perusahaan-perusahaan bagus dijual dengan harga diskon! Meskipun untuk melihat diskon harga ini harus dilihat indikator fundamentalnya lagi. Tapi harga di market saat ini bukanlah harga wajarnya!
Kenapa bisa begitu? Karena investor asing yang selama ini menguasai market Indonesia sedang rame-rame cabut dan meninggalkan pasar dalam negeri kita. Dalam kondisi seperti ini, investor asing tentu saja akan memilih pasar yang mereka anggap lebih aman.
Mereka memilih lari ke pasar yang lebih mapan seperti di Amerika untuk investasi di masa pandemi. Apalagi dengan Dollar sebagai safe haven currency. Ini artinya apa?
Kita sebagai investor individu yang memang berniat untuk investasi jangka panjang, memiliki kesempatan bagus untuk masuk. Dengan kondisi market yang masih belum kembali ke harga asalnya, saham-saham perusahaan terbaik bisa dipertimbangkan untuk mulai dikoleksi.
Tapi yang harus diingat, pilih dengan baik fundamental perusahaan yang akan dibeli untuk investasi jangka panjang. Dan, jangan menggunakan uang yang akan terpakai dalam waktu dekat. pakailah uang dingin!
Kalau akhirnya memutuskan ingin membuka rekening sekuritas, cek daftar sekuritas yang terdaftar di OJK terlebih dahulu ya! Baru setelah itu pilihlah dengan pertimbangan matang!
5. Apakah Menguntungkan Membeli Surat Utang Pemerintah/Obligasi Ritel?
Salah satu pilihan yang aman untuk investasi di masa pandemi ini adalah surat utang pemerintah. Untuk investor individu tentu saja kita bisa membeli surat utang pemerintah yang memang dikhususkan untuk investor ritel.
Seperti apa sih bentuknya? Kalau disebutkan ORI, Sukuk Ritel, Sukuk Tabungan dan SBR pasti sudah pernah dengar kan?
Baca juga: Saat yang Tepat untuk Investasi Reksa Dana Pendapatan Tetap
Surat utang ini dikeluarkan oleh pemerintah melalui Dirjen Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan. Di tahun 2019 yang lalu, pemerintah menjual surat utang negara ritel secara rutin hampir setiap bulan. Sementara tahun ini, pemerintah akan mengeluarkan obligasi ritel di beberapa bulan yang sudah dijadwalkan.
Dari sisi keamanan, instrumen surat utang pemerintah/obligasi ritel ini adalah instrumen investasi yang paling aman. Keamanan ini karena produk ini langsung dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
Apabila dalam waktu dekat selama masa pandemi ini belum ada rencana pemerintah untuk menjual surat utang untuk pasar ritel, kita bisa selalu membeli reksa dana pendapatan tetap (RDPT). Komponen utama reksa dana ini adalah berdasarkan surat utang/obligasi.
Sebelum membeli RDPT, pastikan dulu bahwasannya komponen utama penyusunnya adalah obligasi-obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dimana melihatnya? Bisa coba diulik fund fact sheetnya. Karena tidak menutup kemungkinan RDPT ini disusun juga obligasi swasta yang dimasa seperti sekarang kurang tepat untuk dijadikan instrumen investasi di masa pandemi.
6. Seberapa Berisiko Menjadi Investor di Pinjaman Online?
Sebenarnya ada satu lagi instrumen investasi yang bisa dijadikan sebagai pilihan investasi di masa pandemi ini. Jenis investasi ini dimungkinkan semenjak berkembangnya pasar financial technology lending.
Kita bisa menjadi investor di perusahaan peer to peer lending. Uang kita dipinjamkan kepada peminjam melalui perusahaan financial technology peer to peer lending yang kita pilih. Kitapun akan mendapatkan keuntungan berupa bunga yang dibayarkan oleh peminjam atas pinjaman uang yang diterima melalui platform tersebut.
Baca juga: Menjadi Investor di P2P Lending
Dalam situasi normal, investasi di platform simpan-pinjam online ini bisa dijadikan pilihan karena return yang diberikan relatif lebih besar apabila dibandingkan dengan simpanan di bank. Pun ketika dibandingkan dengan surat utang negara ritel maupun reksa dana pasar uang. Akan tetapi, investasi jenis ini memiliki risiko yang lebih tinggi.
Tidak ada jaminan dari manapun untuk uang yang kita pinjamkan melalui perusahan peer to peer lending. Pinjaman pun diberikan kepada debitur peminjam yang sudah diseleksi berdasarkan analisa dari perusahaan platform peer-to-peer lending yang kita pilih.
Di masa pandemi ketika hampir semua sektor usaha terhantam krisis yang cukup berat ini, investasi sebagai kreditur di perusahaan pinjaman online memiliki risiko yang meningkat. Perusahaan-perusahaan maupun perorangan yang menerima pinjaman bisa jadi terdampak oleh pandemi COVID 19 ini.
Besar kemungkinan para peminjam di platform-platform pinjaman tersebut akan mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjamannya. Apabila itu yang terjadi, maka kita sebagai pemberi pinjaman hanya bisa menunggu uang kita dikembalikan oleh para peminjamnya.
Untuk investasi di masa pandemi ini, menjadi pemberi pinjaman online masih bisa dipertimbangkan asalkan benar-benar teliti untuk melihat bagaimana skema pemberian pinjamannya. Apabila sudah pasti tahu bagaimana sistem pengembalian pinjamannya dan masih merasa nyaman, platform ini bisa dijadikan pilihan investasi di masa pandemi ini.
7. Ketika Ingin Menyimpan Cash, Sebaiknya Menggunakan Instrumen Apa?
Adududuh, kok ngeri ya baca semua pilihan-pilihan investasi di masa pandemi di atas? Ada alternatif lain gak sih? Gue pengen nyimpen di uang tunai aja! Simpen di bawah bantal!
Ya, kalau memang itu yang mau dipilih sih silahkan aja. Cuma, sayang aja rasanya duit yang sudah dicari susah payah gak berkembang sama sekali. Aman sih gak bakalan hilang kemana-mana kalo di bawah bantal. Tapi kalo dihadepin sama inflasi ya duitnya mati.
Baca juga: Memilih Antara Deposito, Obligasi Ritel Negara dan Reksa Dana Pasar Uang
Daripada taroh bawah bantal, mendingan duitnya ditempatkan di instrumen-instrumen yang relatif aman. Paling sederhana sih bisa ditaroh di deposito yang sudah pasti dijamin pemerintah dan bisa diambil sewaktu-waktu.
Kalo kayak surat utang pemerintah tadi kan memang untuk jangka waktu menengah, sampai 2 tahun. Ketika perlu sewaktu-waktu gak akan bisa langsung dipakai. Meskipun memang returnnya sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan deposito.
Sementara itu, ada instrumen lain yang lebih menguntungkan dan lebih fleksibel antara deposito dan obligasi negara ritel itu. Yes, you guess it right. Reksa dana pasar uang.
Instrumen investasi ini memiliki komponen pembentuk dari instrumen-instrumen pasar uang seperti deposito dan obligasi yang jatuh tempo kurang dari setahun. Dengan begitu, RDPU ini bisa menghasilkan return yang lebih tinggi.
Tentang fleksibilitasnya, RDPU ini bisa dicairkan sewaktu-waktu. Tanpa harus menunggu sekian periode tertentu seperti deposito dan juga obligasi ritel negara.
8. Apakah Layak Mengeluarkan Modal Usaha di Saat Seperti Sekarang?
Kalau memiliki uang lebih dan ingin menggunakannya untuk usaha, apakah bisa dan termasuk dalam investasi di masa pandemi ini?
Bisa! Selama usaha yang dilakukan sudah memiliki market dan menghasilkan stream income sebagai tambahan pemasukan.
Baca juga: Reinvestasi, Rahasia Orang Kaya Semakin Kaya
Akan tetapi, apabila usaha yang dimaksud adalah jenis usaha baru yang belum tahu bagaimana menjalankannya akan memiliki risiko yang lebih besar. Meskipun apabila berhasil, usahanya akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jenis-jenis investasi lainnya.
Jadi, tidak ada salahnya menggunakan uang yang ada untuk modal usaha. Modal usaha ini akan berpotensi untuk menjadi tambahan sumber income. Jadi, modal usaha bisa menjadi alternatif pilihan investasi di masa pandemi ini.
Penutup: Jangan Lupa Prioritas Pengeluaran dan Manajemen Keuangan Pribadi
Setelah membaca alternatif-alternatif investasi di masa pandemi di atas, pasti sudah dapat gambaran kan sebaiknya tetap investasi atau tidak? Yes, jawabannya adalah kalau memang ada uang yang bisa dialokasikan, sebaiknya tetap investasi di masa pandemi ini!
Dengan kondisi krisis ekonomi yang saat ini sedang terjadi yang diawali dari krisis kesehatan, beberapa kesempatan investasi malah terbuka. Bukannya terlarang untuk berinvestasi.
Tapi satu yang patut diingat adalah, untuk investasi di masa pandemi ini pakailah uang yang memang sudah dialokasikan untuk investasi. Jangan menggunakan uang dari budget-budget lainnya, lebih-lebih dana darurat.
Karena ketidakpastian di masa krisis ini jauh lebih besar, berjaga-jaga atas segala kemungkinan adalah langkah yang bijak. Akan tetapi, tetap menyisihkan sebagian penghasilan untuk berinvestasi harus tetap dilakukan karena kesempatan yang terbuka di masa krisis ini untuk masuk ke instrumen investasi yang harganya sedang murah.
Postingan-potingan paling baru:
- Strategi Menabung untuk FIRE bagi Pekerja dengan Gaji Rata-RataMencapai kebebasan finansial di usia muda bukan hanya mimpi, bahkan bagi pekerja dengan gaji rata-rata. Apalagi kalau kamu punya strategi menabung yang tepat. Tabungan dapat berkembang menjadi aset besar yang cukup, bisa jadi modal untuk hidup nyaman tanpa bergantung pada penghasilan aktif. Ya, FIRE memang bisa kok diusahakan, berapa pun gaji kamu sekarang. Hanya saja,
- Solusi Tidak Bisa Bayar Pinjol: Bernegosiasi dengan Pihak Pinjaman OnlineAda yang lagi galau karena gagal bayar pinjol? Kesulitan membayar pinjaman online itu pasti bikin stres! Banyak yang enggak tahu harus memulai dari mana untuk mencari solusi tidak bisa bayar pinjaman online. Kondisi ini sering kali diperburuk oleh bunga yang terus bertambah dan ancaman penagihan yang agresif. Yah, kalau sudah begini, sudah bukan waktunya lagi
- PPN Naik Jadi 12%, Apa Pengaruhnya untuk Keuangan Pribadi dan FIRE?Pemerintah telah menetapkan kebijakan baru terkait kenaikan PPN 12% yang akan diterapkan pada 2025 nanti. Konon, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan penerimaan negara untuk mendukung pembangunan dan menjaga stabilitas anggaran. So, gimana nih, tanggapan kamu? Kenaikan PPN 12% ini sih sudah pasti akan ngefek ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari kita. Terutama, dampaknya yang
- Gaya Hidup Frugal Living: Seberapa Efektif untuk Mencapai FIRE?Konon, salah satu gaya hidup yang cocok untuk diterapkan kalau kamu kepengin FIRE adalah frugal living. Kenapa? Ya, itu sih yang mau kita bahas di artikel ini. FIRE itu kalau dipikir-pikir memang tuntutannya besar. Ya, gimana enggak besar. Kan kamu mau pensiun dini. Mau bebas finansial. Nantinya, kamu akan hidup cukup panjang di masa pensiun.
- Tip Menabung Sederhana dan Efisien untuk FIRE yang Bisa Kamu CobaMencapai kebebasan finansial dan bisa pensiun lebih awal atau FIRE butuh strategi yang tepat. Salah satu kunci utamanya adalah tip menabung yang sederhana dan efisien. Dengan cara menabung yang terarah, proses menuju kebebasan finansial bisa menjadi lebih mudah dan terjangkau untuk diwujudkan. Banyak orang berusaha menabung, tetapi sering kali merasa kesulitan menjaga konsistensi atau menentukan
Bagaimana menurut teman-teman? Kalau ada yang mau ditambahkan boleh langsung disebutkan di kolom komentar ya! Atau kalau ada yang mau didiskusikan lebih panjang bisa juga kirim email ke gue di halo@danirachmat.com.
Ato bisa juga kalian colek gue di twitter @danirachmat atau instagram @danirachmat juga. 😀
Amro Lani
tipsnya sangat berharga … maksih bg
dani
Terima kasih 🙂