Gue punya satu pertanyaan hypothetical: kalo kalian dapat duit bonus gede, say bisa beli 10 lot saham UNVR yang lagi turun 5 persen. Tapi kalian juga punya utang kartu kredit dengan nominal yang sama. Duitnya dipake buat bayar kartu kredit dulu atau beli sahamnya dulu?
Jarang-jarang saham UNVR turun 5 persen kan ya.
Pertanyaan ini pernah gue terima. Dan, meskipun jawabannya sebenarnya cukup obvious, gue tergelitik untuk bikin tulisannya. Biar komprehensif dan gak kentang gitu.
4 Alasan Harus Bayar Kartu Kredit Dahulu Sebelum Investasi Saham!
- Ketidakpastian Investasi vs Kepastian Utang
- Bunga Utang itu Mahal
- Investasi Bisa Dilakukan Kapan Saja
- Keajaiban Dunia yang Bekerja Dua Arah
Kesimpulan: Prioritaskan Bayar Kartu Kredit!
4 Alasan Harus Bayar Kartu Kredit Dulu Sebelum Investasi Saham!
Ketidakpastian Investasi vs Kepastian Hutang
Sudah sering dengar kan kalau tidak ada jaminan dalam dunia investasi? Makanya kalo sampe ada yang menjanjikan keuntungan hasil investasi, kita harus langsung curiga.
Tidak pernah ada ceritanya investasi “pasti” bisa menghasilkan return sekian persen dalam sekian periode. Dalam dunia investasi, ketika membicarakan kinerja, yang dibahas adalah data masa lalu.
Past performance dari sebuah instrumen investasilah yang kita jadikan panduan. Pilihan investasi kita seharusnya didasarkan bagaimana kinerja instrumen itu di masa lalu.
Sementara untuk pinjaman, biaya yang harus dibayar sudah merupakan kepastian. Apalagi bunga kartu kredit yang pasti akan ditagihkan kalau kita lewat bayar kartu kredit dari periode cetak tagihan.
Baca juga tulisan Apa yang Harus Diketahu Sebelum Buka Kartu Kredit.
Karena sifatnya biaya (administrasi, bunga dan biaya lainnya) dari kartu kredit yang sudah pasti, harus lebih didahulukan. Dibandingkan dengan membeli saham dan investasi yang keuntungannya belum tentu sesuai kinerja historisnya.
Diskon Harga Saham Tidak Menjustify Mahalnya Biaya Bunga
Yes, jangan buru-buru tergoda diskon harga saham idaman. Karena selain sudah pasti harus dibayar, bunga dan biaya kartu kredit itu mahal! Bahkan lebih mahal dari diskon harga saham kalian.
Berapa sih diskonnya harga saham pas market lagi jelek-jeleknya? 10%? 15%?
Sebelum terburu nafsu beli membabi buta saham yang kita pengen, kudu kenal dulu sebenernya emang. Kenalnya kek gimana?
Bisa baca tulisan gue tentang kenalan saham lewat Price to Earning Ratio (PER), Price to Book Value Ratio (PBV) dan Rasio Return to Equity (ROE).
Mari kita ambil contoh 15% lah yang mana ini sudah gede banget. Biaya bunga kartu kredit berapa? Kalo misalkan telat bayar, ada denda keterlambatan pembayaran. Selain itu bunga kartu kredit ada di kisaran 20% per tahun atau lebih.
Balik lagi ke harga saham yang lagi diskon, memang benar kalian bisa beli lebih murah dibanding harga rata-rata sebelumnya. Tapi apakah harga yang lebih murah itu akan bisa balik lagi ke harga normalnya dalam waktu dekat?
Jangan sampe ada utang kartu kredit yang memang harus dibayar, tapi duit malah dibelikan saham. Eh pas tagihan kartu kredit datang dan jatuh tempo, harga sahamnya masih nyangkut.
Yang ada bakalan kena biaya keterlambatan, biaya bunga dan entah biaya apalagi. Soal biaya ini kan ditentukan sama masing-masing penerbit kartu kredit.
Karena itu, kalo ada duit, wajib harus kudu hukumnya bayar kartu kredit lebih dahulu dibandingkan beli saham!
Investasi Rutin Bisa Dilakukan Kapan Saja
Yes, investasi bisa dilakukan kapan saja, gak ada batasan waktu jatuh temponya. Meskipun memang waktu adalah teman terbaik investor, tapi kalo gak sempat paling cuma rugi di kesempatan aja. Lost of opportunity.
Baca juga tulisan 6 Inspirasi Kata-kata Bijak Warren Buffett.
Sementara kalo utang, ada jangka waktu tertentu yang harus ditaati. Failed to comply with the deadline, there’s cost to bear.
Balik ke poin sebelumnya, diskon di harga saham belum tentu bisa menjustify biaya kartu kreditnya. Apakah benar waktu kita beli saham itu waktu terbaik? Ataukah itu hanya awal dari penurunan beruntun?
Kalo memang kita investor biasa, rutin membeli bisa jadi strategi terbaik. Yang lebih penting, gak punya utang konsumtif yang biaya denda dan bunganya bisa menghanguskan keuntungan investasi.
Rutin membeli setiap bulan, bisa membuat harga rata-rata pembelian investasi kita lebih rendah dari harga yang ada di market. Tanpa tahu harga saham sedang naik atau sedang turun, kita terus beli.
Pasti akan ada saat-saat harga saham yang kita beli di saat yang rendah. Atau paling tidak lebih rendah dibandingkan saat-saat yang lain. Dengan begini, rata-rata harga pembelian akhir kita akan lebih murah.
Compounding Interest Bekerja Dua Arah
Satu hal terakhir yang kudu diingat, keajaiban dunia ke 8 ini bekerja dua arah. Bunga majemuk atawa compunding interest ini berlaku baik untuk investasi dan untuk utang.
Memang semakin cepat diinvestasikan, compunding interest akan bekerja lebih cepat untuk (duit) kita. Tapi kalo kita telat bayar kartu kredit, efeknya compounding interest ini bisa ngerih sekalih. LoL.
Baca juga tulisan tentang Keajaiban Dunia Ke 8 yang Bisa Menjadi Sekutu Kita.
Sudah pernah dengar kan cerita gimana utang kartu kredit yang tiba-tiba menggunung? Atau cerita pilu seseorang yang tak pernah lepas dari bayar utang kartu kredit?
Semua ini adalah hasil pekerjaan compounding interest. Bunga kartu kredit yang tidak dibayar akan masuk ke dalam pokok utang dan dibungakan kembali.
Dan kalo ada denda tentu sahaja akan menambah pokok utang juga. Dan sistem kartu kredit tentu saja akan menempatkan tagihan-tagihan tambahan ini di urutan terakhir kalo pembayaran hanya sebagian.
Baca deh bagaimana ilustrasi pembayaran transaksi retail buat kartu kredit Citibank ini. *bukan postingan berbayar
Makdarit, prioritaskan buat bayar kartu kredit lunas dan tuntas. Baru setelah beres bayar kartu kreditnya, mulai investasi. 😀
Kesimpulan: Prioritaskan Bayar Kartu Kredit Baru Kemudian Beli Saham
Dari semua alasan-alasan di atas, sudah yakin, pasti mantabh kan buat bayar kartu kredit dulu? Lunasin utang konsumtif dan baru setelah itu beli saham.
Jangan sampe sok-sokan mau punya investasi ternyata utangnya gak diberesin. Eh ujungnya malah kejebak dalam kubangan utang. Giliran saham mau dijual malah kurang.
Kesempatan investasi saham akan datang setiap saat, sementara utang kartu kredit harus lunas di saat dia harus lunas. Jangan kayak nasabah gue dulu, dia pinjem kredit ke bank dengan jaminan deposito, dan dia depositokan lagi duit hasil kreditnya.
Padahal bunga utang dari menjaminkan depositonya 2% di atas bunga deposito. Alasannya dia: biar duitnya banyak, jadi bayar dulu 2% juga gapapa. Well, masuk akal sih, tapi ya ngapain bayarin duit buat bank kalo bisa nyari yang lebih menguntungkan.
Baca juga tulisan Kerja di Bank dan Kejadian Ajaibnya.
Sabda Awal
ga pernah ngalami dilema karena ga punya kartu kredit, wahhaha *sombong
but, it is true mas, investasi ga pasti meskipun harga saham lagi diskon, nah bungan utang itu pasti dan nyata, kalau seandainya saya ada diposisi itu pasti akan mendahulukan bayar utang cc
dani
Setuju Masss! Toss!