Blog Perencanaan Keuangan

Menu
  • FIRE
    • Dana Pensiun
  • Perencanaan Keuangan
    • Kredit
      • Kredit Umum
      • KPR
      • Kartu Kredit
      • Kredit Online
    • Asuransi
    • Dana Darurat
    • Dana Pendidikan
    • Tips Hemat
  • Investasi
    • Emas
    • Business
    • Crypto
    • ORI-SukRi
    • Reksadana
    • Saham
    • P2P Lending
  • Kamus Keuangan
  • Stories
    • Keluarga
    • Buku
    • Film
    • Musik dan CD
    • Office Life
    • Di Balik Blog
    • Inspirasi
  • About Me
    • Site Map danirachmat.com
    • Contact
    • Paid Post
    • Postingan Tamu
    • Disclaimer
Home
Perencanaan Keuangan
5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif
Perencanaan Keuangan

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

dani 12/11/2019

Ada yang cari cara mengatur keuangan keluarga yang masih negatif? Besar pasak daripada tiang?

Yuks sini duduk bareng akiks. Kita sambat dan curhat bersaama. Bahahahahaha. Karena apalh artinya gaji gede kalo tiap bulan masih tekor terus kan?

Baca juga Sambat Keuangan: Aku Ketipu Asuransi! Benarkah?

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

  1. Mencatat Semua Pemasukan dan Pengeluaran
  2. Menghapus Pengeluaran yang Didasari Keinginan
  3. Mulai Masak Makanan Sendiri
  4. Menambah Penghasilan
  5. Investasi Langsung Di Awal

Kesimpulan: Prioritaskan Kebutuhan Dibanding Menuruti Keinginan

Gue sengaja ambil gambaran besarnya. Gak sampe detail per langkah. Di setiap poinnya gue bakalan kasih link ke postingan yang nyambung sama topiknya.

Jadi, manteman bisa langsung baca tulisan dengan buka linknya. Semoga bisa menjawab pertanyaan yang kalian punya.

Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif
Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif
Daftar Isi
  1. 5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif
    1. Mencatat Semua Pemasukan dan Pengeluaran
    2. Menghapus Pengeluaran yang Didasari Keinginan
    3. Mulai Masak Makanan Sendiri
    4. Menambah Penghasilan
    5. Investasi Langsung Di Awal
  2. Kesimpulan: Prioritaskan Kebutuhan Dibanding Menuruti Keinginan

5 Ide untuk Mengatur Keuangan Keluarga yang Masih Negatif

Mencatat Semua Pemasukan dan Pengeluaran

Belom melakukan ini? Tapi kalin bertanya-tanya kenapa kok duit habis mulu sebelum akhir bulan? Tekor dan bokek tanpa tahu apa saja yang kalian beli?

Kek gue dong! Hahahahaha.

But seriously, mencatat pemasukan dan pengeluaran ini bermanfaat banget sebagai Lang kah awal mengatur keuangan keluarga yang masih negatif. Mengenali dulu permasalahannya apa adalah langkah pertama menuju keuangan sehat.

Yakan kalo gak tahu bocornya dimana, gimana bisa nambal ya?

Baca juga tulisan Dasar Manajemen Keuangan Pribadi

Dicatet pake apa? Bebas! Pake apa aja bisa. Mau aplikasi note bawaan smartphone, Excel, aplikasi macam Money Lover atau cara apapun yang kalian suka.

Kalau mau, manteman bisa download tool buat check kesehatan keuangan yang ada di blog ini dan kemudian tambahkan sheet sendiri untk mencatat keuangannya.

Apalagi jaman sekarang, menurut artikel Kata Data, perbankan sudah beralih ke digital banking. Manteman bisa juga pake Jenius untuk pencatatan keuangan.

Setiap akhir bulan/periode, bakalan ketahuan tuh apa saja pemasukan dan pengeluaran manteman. Berangkat dari situ teman-teman bisa melakukan langkah kedua untuk mengatur keuangan keluarga yang masih negatif.

Menghapus Pengeluaran yang Didasari Keinginan

Dari semua pemasukan dan pengeluaran yang sudah dicatat sebelumnya, bisa dilihatkah kenapa kok pengeluaran jauh lebih besar? Sudah?

Masih banyak gak pengeluaran yang sebenarnya gak dibutuhkan? Cuma karena ingin?

Beli Starbucks ketika ada promo buy one get one itu keinginan. Kebutuhan ngopi bisa dipenuhi dengan menyeduh kopi sendiri setelah beli kopi hitam kiloan dari toko kopi. Beli sepatu Onitsuka Tiger warna kesekian ketika sepatu Onitsuka Tiger tiga tahun lalu masih bagus dan nyaman dipakai itu hanya keinginan.

Termasuk beli makanan di kantin kantor yang harganya minimal Rp. 25 ribu per porsi ketika bisa masak sendiri yang hanya “butuh” Rp. 100 ribu untuk seminggu.

Baca juga tulisan Tips Ngopi Hemat di Starbucks.

Ada satu carayang mungkin terdengar klise untuk memisahkan mana keinginan dan kebutuhan. Mungkin kalian juga sudah melakukannya:

Tahan pembelian untuk 3 hari, seminggu, sebulan, atau selama yang dibutuhkan. Kalo lupa dan hasrat membeli ilang, berarti memang cuma keinginan. Tweetkan ini

Mulai Masak Makanan Sendiri

Gue termasuk orang yang skeptis tentang masak makanan sendiri ini. Yeah! Meskipun sudah dituliskan sebagai salah satu contoh di atas, tapi sebelum gue nulis ini, gue termasuk penganut:
“yaelah cuma dua puluh lima rebu ini makan tiap siang”.

Tapi setelah gue mulai bungkus makanan, berasa banget!

Baca juga tulisan Makan Hemat Tetap Gaya!

Duit Rp. 300.000,- yang awalnya cuma bisa dipake makan 12 hari belom termasuk weekend, sekarang bisa dipake untuk bertahan 3 minggu, termasuk weekend! Memang jadi ribet, tapi paling gak, jadi hemat luar biasa.

Meal prep itu penting. Menyiapkan kebutuhan makan selama seminggu termasuk dikala weekend.

Kegiatan memasak inipun bisa langsung membantu kalian mencoret beberapa items dari daftar yang kalian catet di awal tulisan ini.

Selain lebih hemat, ada manfaat lain yang gue dapatkan. Gue jadi lebih sehat. Yes. Lebih-sehat!

Kok bisa? Meskipun porsi makan gak berkurang, tapi berat badan gue jadi lebih terkontrol. Karena masakan yang disiapkan di rumah kita tahu kualitas bahannya. Termasuk minyak yang dipergunakan untuk menggoreng.

Tidak ada bahan tambahan apapun yang tidak kita inginkan. Rasa-rasa yang ada di makanan berasal dari bahan yang kita siapkan.

Menambah Penghasilan

Sudah melakukan semua yang di atas tapi tetap misqueen minus keuangannya? Mungkin ini saatnya kalian menambah penghasilan.

Ya kan memang kadang pengeluaran itu jauh lebih besar dibandingkan dengan pemasukan. Dan sayangnya pengeluaran-pengeluaran itu memang diperlukan.

Sudah gak ada lagi yang bisa dicoret dari daftar pengeluaran. Kayak uang sekolah anak, beli listrik untuk kebutuhan rumah tangga. Beli gas buat masak dan segudang kebutuhan pokok lainnya.

Solusinya ya mau gak mau kalian harus nambah penghasilan. Gak bisa enak-enakan terima nasib dan berharap suatu saat dunia akan berubah dan tiba-tiba jadi kaya raya.

Baca juga tulisan 7 Ide untuk Mencari Penghasilan Tambahan.

Pelajari keahlian baru. Cari lowongan pekerjaan yang bisa jadi pekerjaan kedua di media massa atau bursa pencarian kerja. Mulai monetize hobby. Pergi keluar sana.

Kalau menambah pekerjaan dirasa terlalu berat sementara penghasilan masih kurang, mungkin ini saatnya kalian memertimbangkan mencari pekerjaan baru.

Penghasilan kurang tapi gak mungkin nambah pekerjaan? Perbaiki CV dan mulai cari pekerjaan baru dengan penghasilan yang lebih tinggi.Jangan menyerah! Twitkan ini!

Investasi Langsung Di Awal

Sudah berhasil mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan mencari penghasilan tambahan? Sudah berhasil mengurangi pengeluaran tapi ngepas banget dan tetap gak bisa nabung/investasi/nyimpen duit untuk disisihkan buat kebutuhan masa depan?

Mungkin cara dan prioritas kalian yang masih belom bener.

Investasi kudu dilakukan di awal. Sebelum kepake buat segala macem, buat skema pembelian investasi otomatis dari pemasukan yang diterima Twitkan ini!

Pergunakan fitur auto debet otomatis yang dimiliki oleh bank yang kita pakai. Pasang instruksi transfer otomatis dari rekening tersebut ke Rekening Dana Investor (RDI) kita di perusahaan sekuritas. Atau kalo tidak, manfaatkan dan pasang fitur pembelian otomatis reksadana di agen penjual reksadana kepercayaan kita.

Baca juga tulisan Investasi Reksadana Online di IPOTFUND dengan Fitur Instant Switching

Pasang reminder di smartphone yang mengingatkan kita untuk mentransfer melakukan pembelian reksadana kalau fitur pembelian otomatis tidak ada. Pasang remindernya di awal ketika kita menerima penghasilan.

Trus seberapa besar uang yang harus disisihkan? Kecil kok, minimal cuma 10% dari penghasilan yang kalian dapatkan setiap bulan!

Kesimpulan: Prioritaskan Kebutuhan Dibanding Menuruti Keinginan

Gimana, berat gak? Berat banget!

Yatapi gimana ya bokk, kan yang bertanggung jawab untuk keuangan kita itu ya kita sendiri. Bukan orang lain.

Yamasa kita gak punya duit mau minta orang lain? Mau pinjem orang lain terus?

Kalo keuangannya negatif, besar pasak daripada tiang, ya mau gak mau harus diurusin. Bukannya dibiarkan dan menyerah dengan kenyataan. Ujung-ujungnya malah nyalahin orang lain yang gak mau kasih pinjem duit.

Karena ya mantemanku sayang, kita bisa jadi yang paling menderita soal duit menurut kita, tapi orang lain mungkin menghadapi masalah yang lebih berat dibanding kita. Jadi, jangan mengharapkan orang lain.

Prioritas kebutuhan memang harus dilakukan. Gak bisa semua-mua asal beli asal bayar. Memisahkan kebutuhan dan keinginan adalah koentji!

Kalo masih bingung soal keuangan, belajar! Jangan menyerah karena ketidaktahuan!

Baca juga tulisan 10 Alamat Website Keuangan untuk Pinter Atur Duit.

Share
Tweet
Email
Prev Article
Next Article

Related Articles

5 Alasan Pentingnya Membuat Perencanaan Keuangan
Sebagian dari kamu mungkin masih belum paham, apa pentingnya sebuah …

5 Alasan Pentingnya Membuat Perencanaan Keuangan

Harga Diskon Malah Bikin Boros! Hati-hati!
Harga diskon tidak selalu membuat belanja lebih hemat. Malah seringnya …

Harga Diskon Malah Bikin Boros! Hati-hati!

About The Author

dani

11 Comments

  1. Digital Printing

    Wah saya sering banget lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan mas.. Terima kasih informasinya dan salam sukses mas dani..

    15/11/2019
    • dani

      Sama-sama Mas

      20/11/2019
    • dani

      Semoga bisa segera positif selalu cashflownya

      20/11/2019
  2. Ajeng

    Wah kena banget nih mas Dani, perkara “starbucks” dan sejenisnya. Thank you sudah berbagi ya.

    23/11/2019
    • dani

      Masamaaaaa 🙂

      24/11/2019
  3. Dian Partawijaya

    pas banget dengan kondisi saya saat ini. terimakasih sudah menginspirasi

    26/11/2019
    • dani

      Sama-sama 🙂

      03/12/2019
  4. Iim Rohimah

    saya pun.. masih besar pasak daripada tiang. Ibu Rumah Tangga yang malah ga punya pemasukan, tapi pengeluaran banyak alias minta suami. pengen banget bisa punya tiang sendiri & bisa bantu suami… biar ngerasain perjuangan cari uang gimana.. wkwk jadi curhat dan maap kalau ga nyambung

    30/12/2019
    • dani

      Bisa loh dengan mulai bisnis atau cari penghasilan tambahan yang bisa dilakukan dari rumah. buka warung atau olshop misalkan 😀

      31/12/2019
  5. teknispedia.com

    biar keuangan tetap aman saat setelah berkeluarga gimana ya bang?

    05/06/2023
    • dani

      mulai diatur dengan baik 🙂

      27/12/2023

Leave a Reply Cancel Reply

Beli e-book Kebebasan Finansial Level 1

Podcast

Postingan Terbaru

  • Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
    Panduan Diversifikasi Portofolio Saham untuk Meminimalkan Risiko
  • Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun Passive Income
    Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun …
  • Pentingnya Menyusun Bujet Harian untuk Memaksimalkan Tabungan FIRE
    Pentingnya Menyusun Bujet Harian untuk Memaksimalkan Tabungan …
  • Cara Mencapai Financial Independence tanpa Penghasilan Besar
    Cara Mencapai Financial Independence tanpa Penghasilan Besar
  • Apa Itu Reksa Dana dan Bagaimana Cara Kerjanya untuk Pemula
    Apa Itu Reksa Dana dan Bagaimana Cara …

Postingan Paling Populer

  • 8 Jenis Pekerjaan Setelah Pensiun yang Bisa Dilakukan agar Tetap Produktif
    8 Jenis Pekerjaan Setelah Pensiun yang Bisa …
  • Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya buat Tujuan Keuangan Kita?
    Money Dysmorphia: Apa Itu dan Apa Dampaknya …
  • Strategi Diversifikasi Investasi untuk Mencapai Tujuan FIRE
    Strategi Diversifikasi Investasi untuk Mencapai Tujuan FIRE
  • Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun Passive Income
    Apa Itu Trading dan Potensinya dalam Membangun …
  • Investasi Saham atau Emas: Mana Lebih Menguntungkan untuk FIRE?
    Investasi Saham atau Emas: Mana Lebih Menguntungkan …

Blog Perencanaan Keuangan

Copyright © 2025 Blog Perencanaan Keuangan
Design by Mamat

Ad Blocker Detected

Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Refresh
Go to mobile version