Kategori
Fragment

Menyingsing Fajar

Kabut seolah enggan meninggalkan selimut malamnya dan embun mulai membasahi dedaunan ketika deru mesin memecah keheningan susunan pemukiman yang baru mulai dihuni. Matahari pun belum terlalu bersemangat menghangatkan hari.

Terlihat sorot lampu hangat dari jendela-jendela rumah yang sedikit tersingkap dari tirai yang membungkusnya. Angin sejuk dinihari seolah berlari mengiringi putaran roda yang terpacu menjelang rezeki.

Wajah-wajah para personil keamanan yang berjaga sepanjang malam tersenyum ramah mengiringi gerbang yang terbuka dengan iringan doa agar berhati-hati. Lampu penerang gelapnya malam belumlah padam ketika angka-angka kilometer mulai bertambah pada penghitung jarak. Angin yang sebelumnya terasa berlari mengiringi dua roda yang berpacu, semakin terasa menghalangi kepergian dengan dingin dan larinya yang tidak sehati.

Truk-truk bertonase besar perlahan-lahan menuju tempat persembunyian demi tidak mengganggu pemandangan indah pemukuman siang harinya. Angkutan umum dan para pengemudinya mulai percaya diri untuk menunjukkan keberadaan dengan harapan raupan rupiah yang melimpah. Ibu-ibu bersahaja sudah bergerak lincah dengan sapu di tangan mereka. Ada keajaiban di wajah-wajah mereka. Keajaiban hari baru yang penuh kesederhanaan.

Ternyata aku tak sendiri menikmati rangkaian keindahan pagi ini.

Jakarta This Morning

2 tanggapan untuk “Menyingsing Fajar”

Pagi yang kita sambut dengan gembira, biasanya akan mewarnai hari-hari kita menjadi bermakna…
Pagi Daniiii, selamat beraktivitas ya!
😀

Selamat siang Mba Bint! Maaf baru reply. 🙂 Semoga selalu mendapatkan hari yang luar biasa indah! 🙂

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Exit mobile version