Kategori
Investasi ORI-SukRi

Mengenal Obligasi Korporasi: Alternatif Instrumen Investasi untuk Imbal Lebih

Di artikel yang kemarin, kita sudah tuntas membahas mengenai salah satu jenis investasi obligasi, yaitu obligasi pemerintah. Pas banget soalnya, dengan peluncuran ORI020 di awal Oktober ini. Nah, sekarang kita lanjut ya, ke serba-serbi jenis obligasi yang lain, yaitu obligasi korporasi.

[toc]

Apa Itu Obligasi Korporasi?

Obligasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah urat utang berjangka (waktu) lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan.

Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), obligasi korporasi atau obligasi perusahaan adalah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan, baik swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), ataupun Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang dilengkapi dengan tenor jangka menengah hingga panjang dan dapat dipindahtangankan.

Surat utang sendiri merupakan surat bukti satu pihak meminjam sejumlah dana pada pihak lain, dan berjanji akan mengembalikannya sesuai kesepakatan. Termasuk di dalamnya ada kesepakatan jangka waktu, bunga, dan denda jika ada.

Yes, obligasi korporasi merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa banget kamu manfaatkan untuk mendapatkan keuntungan yang lumayan. Lalu bagaimana risikonya? Apakah seminim obligasi pemerintah?

Mari kita lanjut, untuk tahu serba-serbi obligasi korporasi.

Kembali ke atas

Alasan Terbitnya Obligasi Korporasi

Mengapa sebuah perusahaan atau korporasi merasa harus untuk menerbitkan surat utang? Alasan terbesarnya adalah untuk mendapatkan pembiayaan atau penambahan modal yang merupakan salah satu hal terpenting dalam bisnis korporasi.

Memang ada cara yang lain untuk mendapatkan pembiayaan ini, seperti penerbitan saham, melakukan pinjaman bank, atau bisa juga mempertimbangkan jalur kredit yang lain. Namun, pendanaan melalui surat utang kadang menjadi opsi yang paling baik, bahkan dinilai lebih baik daripada utang pada bank.

Kenapa begitu? Pasalnya, pada pembiayaan dengan pinjaman bank, korporasi diwajibkan untuk membayar bunga berikut pokok utang. Sedangkan, dalam pembiayaan dengan obligasi, umumnya korporasi hanya diwajibkan untuk membayar bunganya setiap bulan, sedangkan pokok utang dikembalikan pada akhir periode. Dinilai, hal ini akan lebih ringan bagi pihak penerbit surat utang tersebut.

Pembiayaan dengan saham juga dinilai berbeban terlalu tinggi. Selain itu, investor obligasi “hanya” berhak mendapatkan bunga, tapi tak punya hak suara seperti layaknya saham.

Kembali ke atas

Keuntungan Obligasi Korporasi

Kupon atau bunga

Pendapatan tetap dari kupon atau bunga  merupakan salah satu keuntungan paling utama yang bisa kita dapatkan dari obligasi korporasi, sesuai jangka waktu yang sudah disepakati bersama.

Tingkat bunga—biasanya—lebih tinggi daripada deposito, dan diberikan secara rutin, misalnya sebulan sekali, pada kita.

Capital gain

Jika kita dapat menjual surat utang itu di pasar sekunder, maka kita akan mendapatkan capital gain, jika harga jual yang bisa kita dapatkan lebih tinggi daripada modal yang harus dikeluarkan di awal. Pastinya hukum ekonomi berlaku, kalau semakin banyak yang meminati, maka harga obligasi tersebut juga semakin tinggi.

Modal bertahan

Berbeda dengan investasi saham, yang kalau terjadi kebangkrutan pada perusahaan emiten, maka kita sebagai investor berada di antrean paling belakang untuk menerima hak kita. Bisa jadi, modal justru ikut hilang.

Di surat utang, hal ini tidak berlaku. Peraturan menetapkan, bahwa ketika terjadi kebangkrutan pada perusahaan, pemegang surat utang justru menjadi antrean paling depan untuk mendapatkan haknya.

Selain keuntungan yang sudah disebutkan di atas, dengan investasi pada obligasi korporasi, maka kita juga telah melakukan diversifikasi portofolio investasi kita.

Kembali ke atas

Risiko Investasi Obligasi Korporasi

Gagal bayar

Ini merupakan risiko yang paling mungkin terjadi pada obligasi perusahaan, dan inilah juga perbedaan terbesarnya dengan obligasi pemerintah.

Ketika kamu berinvestasi ORI, maka danamu akan dijamin oleh pemerintah. Siapa yang berani meragukan kemampuan bayar negara sendiri? So, bisa dibilang, risiko gagal bayar ini sangat rendah untuk ORI, dan juga bentuk surat utang negara yang lain.

Berbeda dengan obligasi perusahaan, tidak dijamin oleh pemerintah, dan setiap bisnis juga punya potensi kerugian bukan?

Tingkat suku bunga

Atau yang sering disebut juga dengan istilah interest rate risk, yang disebabkan oleh pergerakan harga obligasi yang berbanding terbalik dengan tingkat suku bunga. Ketika tingkat suku bunga rendah, maka harga obligasi akan naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga naik, maka harga obligasi turun.

Hal ini terjadi karena ketika suku bunga tinggi, maka investor cenderung akan lebih tertarik untuk menyimpan uang di bank yang keuntungannya lebih tinggi.

Perusahaan bangkrut

Meski kamu berada di antrean paling depan, ketika perusahaan bangkrut sejumlah pengalaman tak menyenangkan juga kan mengikuti. Salah satunya adalah penyelesaian utang bisa memakan waktu yang sangat lama.

Kembali ke atas

Tip Investasi Obligasi Korporasi

Risiko yang ada pada investasi obligasi korporasi memang terhitung lebih tinggi daripada obligasi ritel pemerintah, karena yang menjamin bukan lagi pemerintah negara, melainkan si perusahaan penerbit surat utang yang bersangkutan.

Namun, bukan berarti potensi keuntungannya bisa diabaikan. Kamu boleh saja mengharapkan keuntungan optimal pada instrumen investasi ini, tetapi kamu harus melakukannya dengan benar.

Apa saja yang perlu diperhatikan? Di antaranya:

  • Pilih perusahaan yang bergerak di sektor-sektor yang menjanjikan. Baca berita, dan update terus wawasanmu biar tahu, sektor mana yang lagi boom.
  • Perhatikan dan pilih rating perusahaan yang tinggi. Rating atau peringkat ini diberikan untuk memberikan informasi, pihak mana saja yang reliable dan memiliki reputasi baik dalam membayar utang dan kewajibannya. Lembaga yang bertugas memberikan peringkat ini di Indonesia adalah PEFINDO.
  • Lakukan diversifikasi dengan benar, karena obligasi perusahaan tetaplah berisiko tinggi meski kamu sudah memilih rating yang tinggi.
  • Jangan tergiur bunga yang tinggi, apalagi jauh sekali melebihi tingkat bunga acuan. Curigalah pada sesuatu yang too good to be true.
  • Segera jual surat utang jika kamu sudah melihat potensi rugi. Kamu nggak harus pegang surat utang itu sampai jatuh tempo kok.

Nah, demikianlah serba-serbi investasi obligasi korporasi yang wajib kamu ketahui dulu. Bagaimana? Tertarik untuk menggali potensi keuntungan investasi instrumen satu ini?

Jangan lupa untuk lakukan PR kamu ya: analisis dan review berkala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version