Kategori
Uncategorized

Rumah Impian

Halaman rumah impian

Request #3. Gw diminta menuliskan soal rumah impian gw.  Lumayan gampang.

Gw dibesarkan di keluarga kecil sederhana nan bahagia. Terdiri dari Bapak-Ibu-gw dan adik cewek. Gw tumbuh dan dibesarkan di rumah kos tiga kamar. Ruagan pertama dipakai sebagai ruang tamu yang dimodifikasi jadi ruang tamu-tidur, bukan ruang buat tamu tidur tapi ruang tamu yang ada tempat tidurnya. :D.   Ruangan kedua untuk menempatkan almari dan peralatan makan-memasak meskipun untuk aktivitas memasak dilakukan di luar dan ruangan ketiga dipakai sebagai master bedroom, ruang tidur Bapak-Ibu gw. Waktu gw kecil di rumah itu ada teras yang lumayan luas yang mengelilingi bagian depan dan samping rumah dan dengan alasan ekonomi, setelah mendapatkan ijin teras itu disulap jadi toko Mungil Jaya.

Berawal dari situ, konsep gw tentang rumah terbentuk. Yang namanya rumah dalam bayangan gw selalu terisi dengan benda-benda yang punya kenangan yang dikumpulkan dari waktu ke waktu. Since we lived in the very same place where my parents was having their business, our three rooms place was cramped with any kind of stuffs. Mulai dari mainan waktu gw dan adik gw kecil, buku-buku pelajaran, mesin jahit, kain-kain yang dijahit ama Ibu gw, baju-baju dan peralatan dapur. Kecil tapi menyenangkan. Suasana yang terbangun jadi bener-bener deket. Mungkin karena ruangan yang kecil itu mau ga mau kami harus ketemu setiap saat. Di pertemuan yang intens itu Ibu gw suka nanya ke anaknya, gimana tadi disekolah, belajar apa. Bapak gw bisa ngawasin gw ama adik yang kalo main selalu rebutan. Dan gw ama adik gw jadi bisa langsung melakukan pengamatan dari apa yang diajarkan ama Bapak Ibu gw lewat tindakan nyata mereka. They told us to speak politely to others, they did it to each others and to others, dan banyak hal lainnya.

Selama masa sekolah dan kuliah, gw suka ngamatin rumah-rumah di majalah dan di tivi. Beraneka ragam desain rumah dan interior yang bisa dibuat. Dulu gw membayangkan kalo rumah impian gw adalah rumah yang minimalis dengan begitu sedikit barang dan selalu terjaga kebersihannya. I did want one of those neat white spotless house with less furniture. Ruang yang begitu luas di rumah impian gw memungkinkan bisa melakukan banyak hal tanpa harus tersandung barang-barang yang berserakan. Koprol misalkan? (kan dirumah gw sendiri. Ya gak papa kan? :D)

Berlawanan dengan keinginan gw. Di setiap tempat gw tinggal. Baik itu Jakarta akhir 2005-awal 2007. Lampung tahun 2007-2009 dan balik lagi ke Jakarta tahun 2009 sampai sekarang, gw ga pernah berhasil menciptakan tempat tinggal gw dengan bayangan yang gw inginkan. Hampir disetiap tempat gw tinggal gw selalu milih tempat dengan desain minimalis yang memungkinkan gw untuk bisa mewujudkan hunian minimalis. But what happened? Yang ada tanpa gw sadari, gw membentuk tempat gw tinggal persis sama dengan rumah gw yang dulu. Cramped little space with stuffs everywhere. Berbeda dengan rumah kecil gw yang dulu, kosan-kosan gw selalu penuh dengan buku, majalah, men’s grooming stuff (hey gw narsis kan? jadi pembersih muka, pore pack, lotion, wewangian dan  hair spiker gel musti ada di tempat gw). Gw selalu berusaha buat ngurangin jumlah tuh barang but somehow I managed to stock them up even more.

Gw ga bilang kosan gw berantakan karena bebersih adalah salah satu hal yang gw suka. Bahkan gw pernah bersih-bersih kamar sampe jam 3 pagi hanya buat ngatur arah lemari dan tivi (kalo kasur keberatan geser2 sendiri). Jadi pas dapet tantangan ini gw jadi mikir rumah impian gw sebenernya kayak apa ya? Wel, bahasan panjang lebar tadi buat ngegambarin yang ada di dalem. Jadi bisa gw simpulkan, rumah impian gw dalemnya dengan desain sederhana, old fashioned design gitu. Yah ngga perlu sampe ada perapian juga sih. Dengan berbagai memorabilia di sana-sini, sofa-sofa nyaman tempat gw, istri gw (buat yang ngasih tantangan, it’s gonna be you! :D) dan anak-anak gw menghabiskan waktu bercerita satu sama lain, buku-buku dan segala macam bacaan di tempat yang lain, trus koleksi CD dan kaset berdua di pojok yang satu biar anak-anak gw bisa belajar soal lagu sejak mereka kecil (mengingat pengetahuan gw tentang lagu yang parah). Trus kalo bisa ada ruang home theatre gitu buat nyimpen koleksi film biar nantinya bisa diliat lagi dan bikin anak-anak gw ntar ngerti film dan ga akan nonton film produksi dalam negeri (ato luar negri) yang ga mutu kecuali untuk kepentingan studi banding. Pokoknya yang bisa ngebangun suasana hangat tanpa ada satupun yang takut ngotorin ruangan minimalis putih yang spotless.

Kalo dari luar? gw cinta sama alam. Sebenernya kalo bisa milih tinggal dimana, gw mau tinggal di gunung yang di kanan kirinya ada padang rumput dan pohon gede dan sungai di sana sini. Tapi manalah mungkin kalo masih mau kerja di Jakarta. 😛 Mungkin bisa bikin semacem rumah peristirahatan kali ya? (kahayalan tingkat tinggi). Gw inget-inget lupa kalimatnya Tom Cruise pas ditanya sama Nicole Kidman di film Far and Away (th 1992) soal rumah impiannya. Tom bilang (kalo ga salah) : “Di manapun dengan halaman rumput luas, bukit kecil disini dan sungai disana.”. Mereka lagi ikutan perebutan pembagian tanah gratis di Amerika. Karena hal itu ga mungkin, rumah impian gw cukup sederhana kalo dilihat dari luar. Ga terlalu besar kayak rumah-rumah berlantai 3 ato 4 dengan 7 kamar tidur bergaya Victoria, cukup rumah kecil dengan ruangan yang cukup dan terlihat bersih dan rapi dari luar. Dengan satu atau dua pohon besar dan sedikit halaman (kalo emang ga bisa) yang bisa dipake buat main Engklek dan Gobak Sodor. Ya gw mau anak-anak gw tahu mainan itu (dan ini kayaknya dibahas di postingan yang lain aja deh.

Rumah impian gw intinya adalah rumah dimana anak dan istri gw (ato istri dan anak gw) bisa merasakan kehangatan dan keindahan kayak yang gw rasakan waktu gw kecil apapaun kondisinya.  dreaming about having a house

6 tanggapan untuk “Rumah Impian”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version