Kategori
Film Review

Paling Muda dan Menghibur, Spiderman: Homecoming

“There is a room full of reporters waiting for you behind that wall, real ones not bloggers!”, said Tony Starks to Peter Parker.

Hahaha! What a line! LoL!

Gegara satu baris itu jadi pengen nulis review film Spider-Man: Homecoming ini. I found the line hilarious!

Rating: PG-13 (Parental Guidance – 13)
Genre: Action, Adventure, Sci-Fi
Director: Jon Watts
Duration: 2 hours 13 minutes
Star: Tom Holland (Peter Parker), Michael Keaton (Vulture), Marisa Tomei (May Parker), Robert Downey Jr. (Tony Stark), Jacob Batalon (Ned), Jon Favreau (Happy), Gwyneth Paltrow (Pepper Pots)
Critics Review: 8.0/10 IMDB; 73/100 metacritics; 92% Rottentomatoes

Review Film Spider-Man: Homecoming

Semua gambar di postingan ini diambil dari website resmi www.spidermanhomecoming.com; Dan sebelum lanjut, gue perlu ingatkan kalo rating film ini PG-13. Jadi sebaiknya gak ngajak anak di bawah 13 tahun nonton ya.

Silahkan baca dulu tulisan mengenai sistem rating di bioskop dan choose wisely film yang mau ditonton bareng anak.

Dan tentu saja, spoiler alert! read at your own risk! Enjoy!

Review Film Spider-Man: Homecoming; Muda dan Menghibur!

The Blurp

Film ini bersetting waktu tepat setelah kejadian di Captain America: Civil Wars. Picking up dari ending di film Civil Wars, tentu saja nyeritain lebih jauh tentang Spider-Man yang masih anak-anak.

 

Peter Parker yang kembali ke kehidupan SMA-nya ngerasa harus ngebuktiin ke Tony Stark kalo dia emang punya sesuatu. Dia harus membuktikan kalo dia layak masuk ke The Avengers dengan berbekal kostum laba-laba buatan Tony Stark.

Sayangnya, kehidupan di Queens, New York gak selalu penuh dengan super-villain. Malah cenderung membosankan.

Paling gak sampe Peter Parker nemuin perampokan mesin ATM yang make senjata dan alat-alat yang gak mungkin bisa dibikin dengan teknologi manusia biasa. Kejadian yang kemudian bikin dia harus berhadapan sama Vulture dan kehilangan kostum laba-laba super canggihnya.

Kenapa Nonton Film Ini (dan Sampe Bikin Review)?

Sebelum film ini, film superhero terakhir yang gue tonton di bioskop adalah si Dr. Strangenya Mr. Cumberbatch. Waktu itu gue sama sekali gak terkesan. Just another Marvel’s superhore movie setelah sebelumnya cukup bosen dengan film-film superhero yang lain. 

Baca juga pendapat gue tentang superhero Deadpool.

Sampe-sampe gue males banget nonton pas Civil War tayang. Etapi kemudian pas nonton Civil War libur lebaran kemaren, I was struck in awe! Cerita dan pembangunan karkternya keren ya ternyata. Dan ada si Spider-Man yang beda banget sama Spidey versi Maguire dan  Garfield.

Spider-Man di Civil War kek kehilangan semua kewibawaannya. Cerewet, sloppy dan anak-anak banget. A whole new side of Spiderman. Semakin ke sini Spidey ini keknya dibawa semakin muda ya?

Maguire kalo menurut gue yang paling “dewasa”. Dengan segala beban hidupnya yang bikin dia bijaksana dan kebijaksanaannya berasa film-film Spider-Man yang dia bawakan berat banget. Yekan?

Review film Spider-Man: Homecoming: Scene yang mengingatkan ke versi Toby Maguire yang menghentikan kereta

Trus ada si Garfield yang ngebawain versi Spider-Man yang lebih muda. Lebih care-less sama dunia. Karakternya lebih lovey-dovey sepanjang hari sama si Gwen yang diperanin Stone. Chemistry mereka kuat banget, saking kuatnya gue sampe males nonton lagi versinya Garfield setelah Gwen dibikin meninggal dramatis. Ada lagi gak sih versi setelahnya? Haha.

Eh trus jadi anak-anak cerewet di Civil War, apalagi Aunt May-nya kece. Jadi dah penasaran pengen tahu gimana jadinya. Trus ada kalimat di atas, jadi dah bikin review lagi setelah berbulan-bulan gue gak ngereview film! Hahaha.

Bagusnya Apa sih Film Spider-Man: Homecoming ini?

Karakter Spider-Man yang Apa Adanya dan Lebih Manusiawi

Parker di sini menurut gue yang paling masuk akal. Paling mendekati anak-anak seumurannya Parker yang seharusnya. Di semua cerita film Spider-Man dia masih SMA kan ya? Parker di film Spider-Man: Homecoming ini yang paling bisa dipercaya kalo dia anak SMA. So far.

[five_sixth_last] [/five_sixth_last]

Okelah dia punya kekuatan kek laba-laba bisa nempel di dinding, super sensitive danger-senses dan kekuatan fisik yang berlipat-lipat, tapi ternyata untuk bisa ngelakuin aksinya dia masih dibantu alat-alat dari Stark yang emang sudah dikenalkan di Civil Wars.

He’s not that all super. Along the way he still need help from other super characters. Bahkan dari teman-teman sekolahnya.

Review film Spider-Man: Homecoming: Peter Parker and Ned

Interaksi dia sama temen-temen SMAnya nunjukin banget gimana psikologi anak-anak umur 15 tahun yang dapet kekuatan segede itu.

Gak ada lagi “With great powers come great responsibilities” legendaris itu yang kalo dipikir bakalan bikin depresi sih, well gue sih depresi kalo jadi anak umur 15 tahun diomongin gitu.

Anak umur 15 tahunan gitu emang pantesnya dipesenin:

“Jangan lakuin apa yang gue lakuin, apalagi yang gak gue lakuin biar lo gak menyesal”

Anak umur 15 tahun ngadepin masalah apa sih kalo gak punya super power? Benci-bencian sama temen, gak populer, naksir temen, ngerakit lego, ikutan cerdas cermat. Yegak?

Jadi Spider-Man yang gak punya tanggung jawab menyelamatkan dunia dan gak pacaran mulu ini definitely a fresh start. Hahaha. Meskipun film-film Spidey yang sebelumnya juga bagus, film ini beda.

Baca juga tulisan tentang alasan pergi nonton di bioskop.

Pembangunan Karakter Musuh yang Kuat

Vulture the super villain (Review Film Spider-Man: Homecoming)

Vulture, as you may already know from the movie trailer/poster, adalah musuh di film ini. Diperankan Keaton, karakternya terbangun kuat!

Marvel Universe yang sudah mengenal Captain America, Iron Man, Thor dan pahlawan Avengers lain di film ini beserta musuh-musuhnya yang sebagian alien membuat pengenalan karakter Vulture bisa dilakukan dengan kuat.

Vulture yang dibentuk dari kekecewan Adrian Toomes (Keaton) terhadap perlakuan pemerintah yang sewenang-wenang gak peduli sama nasib “wong cilik” bikin bisa relate. Gak ada motif grandeur untuk menguasai dunia atau terlalu kecewa sama sistem yang ada sampe harus hancur semua.

Motif sederhana untuk keluarga ternyata cukup efektif untuk bikin orang jadi jahat. Ini mengingatkan gue sama karakternya Walter White di seri Breaking Bad.

Mau bilang Vulture jahat 100% juga gak bisa. Keren dah pokoknya!

Aunt May yang Cantik dan Enerjik!

[one_half] [/one_half]Bahahaha! Aunt May-nya cakeeep!

Udah gue bilang ya di atas?

Ga ada onti-onti setengah baya yang larut dalam kesedihan karena kehilangan suaminya di sini. Yang ada onti gaul yang sudah move-on dan fokus menjalani hidup. Well, dia kudu jadi panutan buat anak cowok umur 15 tahun kan?

Asli deh, rombakan paling kerasa selain di Parker ya di tantenya ini. Bahkan Parker manggilnya May, ga pake aunty lagi.

Beberapa interaksinya May sama Stark di Civil War jugalah yang bikin gue penasaran. Stark yang udah cinta mati ama Pepper Pots sampe genit di depannya May cobak kan?

Enough said for May lah. Kudu nonton sendiri deh. Hahaha!

Trus Jeleknya?

Yah, ada beberapa weak spot sih di film ini. Salah satunya karakternya Happy yang menurut gue penting gak penting adanya. Apalagi di pas bagian klimaks filmnya.

Gue jauh lebih suka lihat Favreau jadi chef sih. Bihihihik.

Selain itu, agak kelaman sih filmnya karena adanya beberapa bagian film yang menurut gue bisa dipangkas. Tapi gak usah gue sebutin aja ya biar kalian yang mau nonton bisa punya pendapat sendiri (:P). Karena agak kelamaan, jadi bikin kebelet dan gak nyaman nonton sampe akhir.

Padahal gue dah ke toilet sebelumnya. Hahahaha. Penting abis ini.

Kesimpulan: Layakka beli Tiket Buat Nonton Film ini?

Well, sebagai review film Spider-Man: Homecoming yang bertanggung jawab, gue akan kasih kesimpulan layak ato nggak beli tiket film ini.

Dengan mempertimbangkan sudut pandang baru melihat Spider-Man, akting, alat-alat canggih, special effect, humor dan tentu saja May, film ini gue rekomendasikan buat ditonton!

Tapi please skip beli minum karena bakalan bikin kalian kebelet atau popcorn karena gak bakalan ngantuk. Well, popcorn gue masih separoh lebih sih. Duitnya better dibeliin pulsa ato juga ditabung buat beli reksadana. #eaaaa

Buat yang pasangan, kalo mau nonton dalam waktu dekat, better pesen dulu tiket di depan biar kebagian tempat duduk. Ato kalo gak, nonton sendiri-sendiri biar bisa nyempil dapet tempat duduk di belakang. Karena kalo maksain nonton go-show bisa-bisa kalian bakalan dapet bangku depan.

Baca juga tulisan tentang serunya nonton film sendiri.

Ini nih gue kasih trailernya ya:

 

14 tanggapan untuk “Paling Muda dan Menghibur, Spiderman: Homecoming”

Hihihi. Saya awalnya juga sama sekali gak tertarik nonton Mbak. Pas kemaren lihat Civil War dan tahu gimana si Spider-Man yang barunya langsung penasaran. Worth your money and time kok. Dijamin. ?

Balas

Aku penasaran sama Spider-Man: Homecoming habis nonton post credit Civil War. Karakter yang seperti mas dani bilang itu emang paling sesuai sama comic aslinya, cerewet dan nakal, engga alim kaya Maguire. Ini salah satu film Marvel selain Thor yang mesti saya tonton. Apalagi reviewnya mas dani ini bikin tambah penasaran. Tapi sebenarnya yang paling aku tungguin itu post creditnya. Misalnya di tengah film agak ngantuk gapapa yang penting bisa lihat post credit, hehe. Sayangnya mas dani bilangnya ini gak bikin ngantuk yeah. 😀

Hahaha blogger dibawa-bawa.

Aku cuma pernah nonton Spiderman yang versi Tobey, paling sama yang ini pas di Avengers kemarin. Abis udah terbentuk pola pikir kalo Spidey ya Tobey. Males liatnya yang pecicilan hehehe.

Lanjutan soal bloggernya apa Dan? Lebih kepo soal itu. hehehehe.

Belum nonton smp skrg. Memang lbh fresh sih. Sempet ntn BTS nya kmrn itu. N ini memang lagi tahapan Marvel hingga bikin Marvel Universe. Termasuk yg XMen juga.

Kayaknya nggak ada lagi deh Spiderman versi Garfield pasca Gwen tewas. Adanya dia jadi tentara di PD II …Iya Spiderman yang ini cocok ditonton sambil makan popcorn…kocak ringan…makasih reviewnya mas Dani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version