Kategori
Being a Father Rants

Rating Film di Bioskop Indonesia Cuma Persyaratan Administratif Aja?

Siapa yang suka bete kalo lagi lihat film dengan rating dewasa, tetiba ada orang tua yang ngajakin anaknya yang masih piyik nonton? Postingan ini berisi kegalauan gw soal rating di bioskop Indonesia

Baiklah, mari kita sudahi vakum posting dengan keresahan gw mengenai rating film di bioskop Indonesia yang seolah cuma persyaratan administrarif doang. Hahaha. *Lama gak update sekalinya update langsung merepet-repet gak jelas. 😛

Gw pernah nulis tentang orang tua yang ngajakin anaknya nonton film malem-malem dan bukan film anak-anak karena saking gemes ngelihat banyak orang tua ngajakin anaknya nonton film Robocop di jam midnight! Cuman waktu itu cuma postingan singkat banget dan gak ada data.

Menonton sesuai rating film

Kali  ini gw mau niat ngajakin kita semua mikirin soal rating film sebelum ngajakin anak ato adek ato ponakan nonton bioskop. Kenapa pasal? Karena semalem waktu gw ngabur, ada at least 3 keluarga ngajak anak mereka yang bahkan (mungkin) belom mimpi basah buat nonton Deadpool (yang akan segera gw tulis reviewnya) dan satu bapak (yang untungnya gendong anaknya keluar studio) pas gw nonton A Copy of My Mind (iya, review juga menyusul, kalo jadi, hari ini bakalan terbit 4 tulisan dari gw). Hahaha.

Gw gemesh warbiyasak!

Perhatikan Rating Film di Bioskop Indonesia Gak Sih Sebelum Nonton?

Rating film menurut MPAA

Sudah akrab kan sama label di atas? Pembagian rating film menurut MPAA (Motion Pictures Association of America).  Secara umum guidancenya kayak begini:

G: General Audiences, semua umur diperbolehkan. Seharusnya gak ada materi yang sensitif untuk anak dan orang tua. Contoh dari film dengan rating G ini The Lion King (dan setelah gw cek gw gak belom pernah bikin review film bergenre G :P)

PG: Parental Guidance Suggested, mungkin terkandung beberapa materi yang tidak cocok untuk anak-anak dan pendampingan orang tua diperlukan karena materi tersebut mungkin tidak diinginkan oleh orang tua untuk dilihat anaknya. The Good Dinosaur salah satu contohnya.

PG-13: Parents Strongly Cautioned, terdapat isi film yang tidak cocok ditonton anak berusia kurang dari 13 tahun atau pra-remaja. Star Wars The Force Awakens masuk di kategori ini.

R: Restricted, penonton di bawa 17 tahun harus didampingi orang tua karena mengandung materi dewasa. Orang tua sangat disarankan untuk mengetahui isi filmnya terlebih dahulu sebelum membawa anak mereka menontonnya.  The Hateful Eight dan film yang mengubah perspektif gw pun masuk di kategori ini: The Matrix.

NC-17: Adults Only, anak dan penonton di bawah usia 17 tahun tidak diperbolehkan. Gw ada sih nonton beberapa film di kategori ini, tapi nontonnya pun setelah gw berumur 25 tahun lebih. Film-film di kategori ini ampundije deh. Gak ada sensor.

Selain kelima rating di atas, juga ada Unrated  yang biasanya diberikan untuk versi film lebih lengkap tanpa potongan yang dikeluarkan dalam bentuk DVD.  Kalo soal sensor-sensoran pastinya lebih gak ada sensor lagi.

Banyak ya kriterianya? Dan sebelum nonton yang gw pengen ajak A, gw selalu cek dan pastikan filmnya itu mendapatkan rating apa. Biar nantinya gw sendiri gak kelabakan kalo ternyata ada materi yang memang seharusnya gak dilihat sama A.

Dari studionya sendiri kan sudah kasih kriteria penonton yang boleh nonton film mereka ya? Jadi mestinya sebagai konsumen, kitapun kudu cerdas. Kita tonton film yang memang sesuai dengan rating film yang sudah diberikan. Gak seenaknya aja memutuskan buat nonton dan ngajakin anak-anak kita buat nonton.

Pas gw browsing-browsing lagi, akhirnya nemu halaman Wikipedia tentang perbandingan rating film di beberapa negara, yang mana kalo diambil perbandingan antara film Hollywod dan Inggris dengan film Indonesia seperti ini:

Perbandingan Rating film Indonesia, UK dan Hollywood

Coba lihat antara Indonesia dengan US. Pembagian rating film di bioskop Indonesia cuma ada 3 sementara di US lebih kompleks. Bahkan film untuk umur 17 tahun aja di US udah ada yang masuk kategori R (Restricted) sedangkan di Indonesia masih R (Remaja). Iya, sama-sama R tapi  jauh banget bedanya.

Rating film di Indonesia cuma dibagi 3: SU untuk Semua Umur, R untuk Remaja dan D untuk Dewasa. Yassalam bener dah. Film macem The Hateful Eight, The Revenant ato yang sejenis bisa aja ditonton sama anak umur 13 tahun kalo di Indonesia ya?

Keuntungan Bisnis Bioskop atau Menegakkan Aturan Rating?

Cinema owners are businessmen

Pertanyaan ini lebih buat para pelaku bisnis bioskop sih ya. Gw gak mau sok pinter dengan bilang di Amrik begini begono karena belom pernah tinggal di sono, tapi pernah nonton film dokumenter tentang sistem rating film di Amrik. Di film itu, seinget gw, penetapan rating di bioskopnya mayan ketat dan kalopun ada permainan, ya pada waktu sebuah film apply untuk dirating. Jadi gak semua orang bisa nonton film yang dimau asalkan beli tiket.

Di Indonesia? Fellma Panjaitan memulai petisi untuk para pengusaha bioskop untuk menjual tiket sesuai rating film. Gw kemarin pun tanda tangan petisi ini.

Gak ada penegakan aturan yang memungkinkan orang-orang mengajak anak yang masih di bawah umur untuk nonton film-film yang gak semestinya mereka tonton seperti gw cerita sekilas di awal postingan.

Semalem setelah berhasil menidurkan A, gw pun ngabur ke bioskop di mall deket rumah. Telat 15 menit untuk film A Copy of My Mind yang dimulai jam 21.40, gw lihat seorang bapak ngegendong anak perempuannya yang baru sekitar 4-5 tahun keluar studio pas film baru pertama kali dimulai. Gw gak ngelihat dia balik lagi. Syukurlah.

Kelar dari situ gw langsung lanjut nonton Deadpool di bioskop yang sama. Karena lagi-lagi telat akibat menyelesaikan film A Copy of My Mind gw gak tahu siapa aja yang masuk studio itu. Alangkah terkejutnya gw waktu lihat paling gak ada tiga keluarga yang bawa anak di bawah 10 tahun nonton film ini! Kenapa? Karena Deadpool BUKAN film yang bisa ditonton sama anak-anak, apalagi film anak. Ditambah jam tayang yang mulai jam 23.30!

Senewen setengah metong kalo kata Desi pas lihat keluarga yang bawa anak itu. Filmnya beneran parah kalo sampe ditonton anak-anak karena mengandung tiga hal ini:

Agak lebay dikit sih ya, gak sampe explicit sex scene, tapi udah make out lalalala lah pokoke di film itu.

Semalem itu rasanya pengen nyegat orang tuanya trus kasih ceramah menghakimi, tapi apalah gunanya buat gw kan? Petugas bioskopnya juga diem aja.

Gw yakin para pengusaha bioskop punya hati nurani dan menginstruksikan ke anak buahnya buat bisa menjual tiket sesuai batasan umur. Tapi di bawah, para manajer bioskop itu pasti juga punya target. Minimum jumlah kursi terjual, minimum occupancy rate dan ini dan itu yang mana semakin banyak tiket terjual juga berarti semakin banyak juga side business nya perusahaan dalam bentuk jualan cemilan yang bisa terjual. Ujungnya target terpenuhi, bonus akhir tahun melimpah.

Ujungnya? Ya penonton sendiri mestinya yang bisa jadi kontrol mana yang boleh dilihat dan mana yang gak bisa. Karena sebaik apapun lembaga sensor film melakukan tugasnya, ya gak mungkin mereka babat abis ketiga hal di atas biar filmnya aman ditonton anak-anak kan? Lagian, gw sendiri juga males nonton film yang dipotong sana-sni.

Mau Kasih Tontonan ke Anak yang Seperti Apa?

Sering denger budaya Hollywood merusak budaya kita? Beneran Hollywoodnya yang merusak ato kita sendiri yang sengaja mau dirusak dengan ngajakin anak-anak di bawah umur nonton film ber-rating PG-13, R atau bahkan NC-17? Ato emang sengaja mau ngerusak otak anak kita?

*hahaha… Galak amat Dan!

Tapi emang gini deh, sebagai orang tua, masa se-gak tahan itu sih buat nonton film sampe harus ngajakin anak kalian yang jam sembilan malem mestinya udah tidur di rumah atau lagi baca buku Three Little Kittens ato apalah, buat nonton Deadpool atau film lain yang ratingnya sama? Emang pengen anak kalian mempelajari kekerasan, bahasa kasar dan tentang seks sedini itu? Bangga kalo anak kalian sudah bisa pukulin temennya gaya deadpool di sekolahnya atau nantinya praktekin apa yang Deadpool bisa lakukan sama pacarnya dengan temen sekolahnya?

Iya sih itu emang anak kalian, kalian yang ngurus, cari duit ngedein dan sebagainya, tapi… Ah sampe speechless gw. Udah ketik beberapa kali satu paragraf untuk ini tapi gak bisa pas menggambarkan kegalauan gw. Yang pasti jangan salahin Amerika dan Hollywod yang nyebarin budaya mereka sepenuhnya ya. Rating di bioskop Indonesia juga sudah diinformasikan kok. Mungkin bisa tuh nuntut ke pengusaha bioskop di Indonesia karena gak menegakkan peraturan, tapi apa iya mau nyalahin orang lain?

Ambil cermin, lihat ke sana dan tanya ke diri sendiri kalo misalkan nanti anaknya berperilaku kayak film Hollywood. Apa dulu gw sudah ajakin dia nonton film yang sesuai umurnya?

Yours truly,
@danirachmat yang lagi senewen.

PS: Kalo kalian merasakan hal yang sama, gw akan sangat berterimakasih kalo bersedia ngeshare tulisan ini dan bantu menyadarkan orang tua yang suka ngajakin anaknya nonton film gak sesuai rating filmnya.

61 tanggapan untuk “Rating Film di Bioskop Indonesia Cuma Persyaratan Administratif Aja?”

Yang aku lihat di xxi BXC itu sering Mbak penjaganya diomelin karena ga ngasih tiket ke anak2 sma. Waktu itu film apa deh lupa. Kalau sama remaja gitu petugas tiketnya minta ditunjukin udah punya KTP apa belum, kalau belum beneran nggak dikasih tiketnya, mau sengomel dan senangis gimanapun. Nah kalau keluarga bawa anak kecil kayaknya Mbak2 penjaganya udah nggak berkutik kalah debat dan adu argumen buat nggak ngasih tiket. Tapi mgkn klo di bioskop lain banyak pembiaran kayaknya ya 😀

Hiks. Salut sama yang di BXC. Di sini mah dibiarin ajah. Ortunya ituloh kok ya tegaaaaa gitu ya ngajakin anaknya nonton film dewasa gitu. Hiks… ???

Balas

Sayanya jarang nonton film jadi tiada pernah memerhatikan sampai sebegininya :haha. Tapi memang nggak pantas banget jika seorang anak menonton sesuatu di luar batasan umurnya. Tahu sendiri anak-anak itu seperti spons.

Tameng terbaik memang diri kita sendiri ya Mas Dani. Jangan salahkan pengaruh luar, salahkan diri sendiri dulu yang mengizinkan pengaruh luar it masuk, kata orang sih begitu. Mudah-mudahan setelah membaca ini, para orang tua jadi lebih bijak memilihkan tontonan buat anak-anak mereka :)).

Iya BANGET Gar. Gak usah nyalahin orang lain dulu kalo kitanya masih belom bisa jadi filter buat apa yang dikonsumsi sama anak kita. Berkali-kali dan berkali-kali lagigw akan nulis tentang ini. Ampun bener dah ngajakin anak kecil nonton Deadpool. Huh! *hahaha, Emosi banget deh gw.

sama ihhh, aku juga suka senewen sama orang tua yang ngajak anaknya nonton film tanpa memperhatikan rating. Tapi harusnya memang dari pihak theater-nya lebih ketat sih dalam menjual tiketnya 🙁

Nah itulah Dit. Serba salah juga mereka kayaknya. Tapi mestinya sih mereka kudu tegas banget. Termasuk penjaga di depan pintunya ya. Kadang yang jaga kan mbak-mbak cantik yang kayaknya sekali dibentak orang udah bakalan nangis. Mestinya ditambah security yang selain meriksa tas juga meriksa ktp yang masuk studio ya.. T.T

I couldn’t agree more mas!

pertanyaan yang sama, kenapa pihak bioskop jg tidak melarang!?? perasaan jaman dulu malah lebih ketat deh, karena dulu pas jaman kecil pernah mau nonton bioskop 1 keluarga, eh aku ditolak karena blm 13 tahun (waktu itu ratingnya untuk remaja). nah sekarang ini kayanya mau nonton horor esek-esek anak-anak juga boleh2 aja masuk. miris ya 🙁

Saya juga suka senewen kalau lihat ada anak2 nonton film.dewesa. Tapi sampai sebatas ngomel2 pelan aja, Mas. Paling yang dengar suami. Belum sampai keberanian ngomelin langsung. Heuheu…
Pernah tuh sy nonton film trus ada adegan yang ga layak tonton oleh anak2, ibu yang dekatan duduk sama sy sibuk nutupin mata anaknya. Heuuu… Harusnya dari awal ga usah nonton ntu film sama anak2.

Iya Mbak Yanti, kalo mereka mau cari tahu dulu aja sebelum ngajakin anaknya nonton pasti mereka gak perlu ribet nutupin mata anaknya kan ya. Kayak gitu kan jadi bikin orang lain risih juga ngelihatnya. 🙁

AKu jadi sedikit teringat kasus beberapa waktu lalu dimana banyak orangtua yang menyalahkan komisi penyiaran karena anaknya menonton tayangan yang materinya tidak pantas untuk mereka. Aduh, walaupun memang seharusnya ada regulasi yang mengatur ini, tetapi bukan berarti orangtua bisa lepas tangan begitu saja ya. Itu kan anak mereka, ya tanggung-jawab mereka dong untuk memfilter tayangan apa yang mereka tonton, hehehe 🙂 .

Iya Ko. Sebagai otoritas, Komisi Penyiaran memang punya tanggung jawab mengatur apa saja yang boleh dan tidak disiarkan di ranah publik, tapi orang tua memang filter pertamanya. Enak aja nyalahin penguasa tapi sendirinya masih suka nonton sinetron kan?

Beberapa hari ini (2 atau 3 harian ini ya) baca beberapa akun yang aku follow pada ngomongin hal ini karena film deadpool pengunjungnya ada beberapa yang bawa anak kecil. Ada yang malah sudah negor tapi ortunya cuek atau kalah dengan rengekan anak. Miris sih sebenarnya. Tapi aku jadi ingat diri sendiri sewaktu jaman SD dulu setiap tahun diwajibkan oleh sekolah nonton film G30 S PKI di TVRI atau di Bioskop. Kan adegannya ngeri banget itu (untuk ukuran anak usia SD ya). Mungkin jamanku masih belum diterapkan sistem rating apa ya.

Oiya ya Den. Itu adegan di film G30SPKI aselik sadis abis. Apa karena itu ya banyak otak orang kita rusak (suka kekerasan, gak mau diskusi, menghakimi dengan cepat) cuma karena ambisi pemerinta berkuasa yang pengen mempertahankan hegemoni kekuasannya? Hiks.
Kalo uangtsampe kalah dengan rengekan anakn untuk nonton Deadpool mah yassalam banget itu konsep jadi orang tuanya. :'(

Gak perlu dibilang share dah gw share duluan Dan. Soal Rating ini selalu gw tulis dan tulis dalam review. Tp tetep sih gak ngaruh. Nah pertanyaan yang sama dg yang lain : petugasnya gak jalanin tugas? Atau sbnrnya ortu sendiri gak jalanin fungsinya mereka sendiri? Pernah nulis juga soal ini jd pengen nulis lagi. Hahaha.

Eh ini bukan efek gw share petisinya ke lo kan ya?

Thx a lot ya Yan udah dishare. Bukan. Pas tanda tangan petisinya gw udah niat n semangat aja joinnya. Tapi marah-marahnya pas menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Gw marahnya bukan ke pihak bioskop seperti yang dituntut petisi meskipun mereka juga punya andil. Kemarahan gw yang tertuang di tulisan ini lebih ke orang tua yang gak punya sense of loving ke anak mereka. Maunya cuman memuaskan hawa nafsu mereka doang. Hiks banget dah.

Baru nonton deadpool tadi siang dan di bioskop deket rumah. Gue baru juga pengen nulis hal yg sama tapi gue udah pernah nynyir soal ini di postingan gue waktu gue ntn spectre ja. 11 malem buset kelar jam 1.30 pagi yg keluar banyak anak dibawah 10thn. Makjanggg!!! Nah si deadpool ini sendiri bener2 komplit banget, kata2 yg kasar, hot scenenya (walau biasa aja sih ye) nah paling genggeus kan bagian bunuh membunuhnya sadis2 banget. Dibelakang gue percis ada anak cowo SD nonton ama ortu and kakaknya….kok malah gue yg risih ya dan…jadi gue ntn gak konsen gt mikirin apa ya dalam otak si anak liat adegan2 yg belum pantas anak itu tonton? Itu bakal kerekam dimemorinya kan?

Aukdahhhh kzl!

But thnx sudah bikin tulisan ini dan. Supaya makin banyak yg sadar.

Iya Jo. Mereka yang bawa anak kita yang salah tingkah dan ujungnya kzl. Pastilah itu adegan tersimpan dalam memori otaknya. Gw dulu pernah juga jaman kecil diajakin paman gw nonton film horor Indonesia tahun 90an yang lebih banyak mesumnya. Sampe sekarang masih keinget loh. Untung gak jadi keblinger gwnya. Huhuhu.. ?

Kalo resah dan gelisah (wkwk..) udah sejak dulu jaman belum nikah malahan (jaman masih bisa sering2 liat bioskop 😛 ), bahkan sempet nulis surat pembaca ke Jawa Pos. Sejak punya anak hampir ga pernah lagi liat film di bioskop jadi cuma tau pengalaman orang2 dari share2an status FB dan blog (iya aku dulu baca juga yg post mu liat film Robocop).

Btw. Tertarik nambahin link2 ke website macam ginian ga di postmu? (Misal: http://raisingchildren.net.au/movies/star_wars_episode_vii_force_awakens_movie.html?context=485 ). Jadi kita bisa tau list adegan2 apa aja yg masuk kategori “bahaya”, jadi ga cuma tau ratingnya aja . Seingatku di website lain macam IMDB juga ada.

Wihiiii. Makasih ya Vit tambahan linknya (biasane link kuedit tapi yang ini gakpapa deh :D). Emang suma ngintipin di IMDB scene apa aja yang bahaya buat anak-anak Vit kalo emang filmnya gak yakin appropriate buat ditonton sama anak. Huehehhe. Hebat dikau sampe nulis ke surat pembaca. Tapi kayak e butuh usaha masif beraama biar ada efeknya ya Vit.

Balas

kebanyakan kalau nonton film di indonesia sama aja..apalagi yang masuk kesini, sensornya kurang ketat. kalau sama istri liat film bule..pasti istri bilang ” kenapa film barat mesti ada adegan gitunya”

Kayaknya yang pada bawa anak ke bioskop itu mungkin udah kebelet banget pengen nonton bioskop tapi gak bisa nitipin anak kesiapa2 jadi aja dibawa.. oh well.. namapun jadi orang tua yaaa… pasti udah tau dong konsekuensi-nya apa… termasuk gak bisa leluasa nonton bioskop… there will the time, parentssss…. just be patient! doh.
#Emosi #Poorlittlekids

Iyaaa Mbak Gadis. Lah mereka udah berani ambil tanggung jawab jadi orang tua kan ya. Kalopun kebelet banget yaudahsih nonton sendiri masing-masing gantian. Palingan rugi di parkir atonongkos taksi aja. Daripada ajak anak nonton adegan kekerasan, belajar foul language dan adegan mesum buat 17 tahun ke atas kan ya. (T. T)

Nga habis pikir apa yang ada dibenak orang tuanya yach membawa anak-anaknya nonton film yang tidak sesuai dengan umur anak.ckckck, tapi lagi-lagi cuma bisa ngelus dada secara anak bukan anaknya kita ini, jadi nga punya hak untuk nge-judge hiksss…

Memang bener sih Lin, anaknya dia, tapi gw tetep akan ngejudge karena soal nonton film sesuai batasan umur mah harus banget diperhatikan sama orang tua karena efeknya nanti buat anaknya yang mungkin bisa bergaul sama anak gw. Yegaksih? 😀

daaan.. aku pernah ngajakin ara nonton rectoverso, waktuu ituuu… huhuhuu… malam pisan.. abisnya dia gak mau ditinggal, dan emaknya ini udah ngebet aja pengen nonton. walhasil diajakin nonton deh. tapi alhamdulillahnya, dia tidur di dalam bioskop emak tidak berbudi :))

Hahaha, sekali waktu pernah lah ya Da kita melakukannya. Kalo gw ngajakin nonton si The Good Dino waktu itu malem-malem. Hueeee. Untung filmnya sih aman bener buat anak-anak ya…

Hahaha rugi kalau habis baca gak komen? Lha gimana mau komen kalau mesti buka laptop dulu gak bisa dikomenin dari HP 🙂

Anyway, aku sering liat anak kecil di film yang tak sesuai. Satu hari malah kenalanku sendiri. Habis itu dia bingung bawa lari anaknya keluar pas ada adegan asyik masyuk. Sukurin deh!

Hahahaha… Sebenernya bisa Mbak Tjetje, agak berputar tapi. Postnya di like dulu, trus di readernya pergi ke posts I like, baru habis itu bisa dikomenin. 😀
Nah iyaaa. Kalo misalkan sampe mereka yang kerepotan sendiri ya langsung aja syukurin. Hahaha.. 😀

Sumpah, saking penasarannya sama deadpool akhirnya aku nonton juga kemarin. Dan langsung kepikiran iya itu ortu baju, tas dan gadget keren tapi kok ya tega bawa anak kecil nonton deadpool. Dari awal sampe akhir film adegan kekerasan semua, eksplisit lg. Semoga bisa lebih mawas diri lg ya ortu2 yg masih lalai soal ginian.

Persaingan bisnis hiburan makin gila, Dan, termasuk bioskop. Belum lagi ditambah film-film hasil download yang gampang banget didapetin. Terkadang filmnya lagi tayang, bluerayrip versionnya sudah ada. Jadi ya, mau bagaimana lagi. Kembali ke alasan klasik sih, cari makan.
Dan juga ada alasan lain yang kalau ditulis agak terlalu panjang, nanti bukannya comment, malah postingan ha ha ha

Bener banget emang Sur. Kalo udha urusannya perut emang susah. Dan soal blurayrip padahal filmnya juga baru tayang, gw juga suka geleng-geleng kepala. Gw sih baru akan cari kalo filmnya sudah gak tayang di bioskop. Kalo emang gak bisa nonton ya udah sik gak nonton. Gw mikir kalo semua orang lebih milih download daripada bayar tiket, lah yang bayar para pembuat film n artisnya siapa?

Postingan yang informatif mas. Walopun belum punya anak tapi suka gemes sama orang tua yang bawa anak ngga sesuai umurnya masuk ikut nonton film di bioskop. Selain emang filmnya ngga sesuai sama umur anaknya, anak yg belum ngerti tentang bioskop malah akan membuat gaduh atau si anak sendiri malah nggak nyaman di bioskop jadi malah ngambek dan jadi penonton lain juga nggak nyaman.

Iya bener Mbak Ratna, kalopun misalkan anaknya gak ngerti dan aman aja, tapi itu berpotensi bikin ribut dan malah bikin pentonton lain gak nyaman. Inconsiderate memang kalo begitu jadinya. 🙁

kalo di indonesia cape ngeliat spt itu, lama2 mikir kalau msh awal2…
ah ngapain juga kasian sama anaknya, wong ortunya aja ga kasian…
kalo anaknya mulai nangis kejer, baru deh silahkan segala popcorn melayang ke ortunya kalo masih bertahan..
iyalah kan ganggu yg lain alasannya :))

Duh, ini juga yang suka bikin gue gemes. Biarpun gak pernah ngeliat sendiri tapi denger ceritanya bikin geregetan. Dan gara2 tabel di atas itu gue baru liat kalo ternyata di Finlandia rating systemnya juga beda banget sama di amrik. Misalnya Frozen sama Cinderella yang di amrik masuknya PG, di sini masuknya 7 sama 12 alias untuk umur minimal 7 dan 12 tahun.

Gue sedih banget loh gak bisa ajak anak2 nonton Frozen di bioskop (waktu itu Kai umurnya 4 tahun), jadi trus di rumah gue cari bajakannya dari internet trus nonton bareng-bareng. Ternyataaa…anak2 gue ketakutan dan setress berat sampe pada gak bisa tidur karena ketakutan bapak dan ibunya bisa mati (akibat liat adegan raja dan ratu yang kapalnya tenggelam). Ya emang ada unsur gue punya anak yg kelewat sensitif, sih, tapi gara-gara kejadian itu gue jadi lebih disiplin ngikutin sistem rating sini.

Wah iya ya Mbak ya. Bagian itu emang bikin sedih sih dan ada beberapa bagian yang bikin saya kudu jelasin panjang lebar ke anak. Kayak kenapa orang bisa jadi jahat. Kenapa pedang diayunkan ke Anna.hueeee…
Emang sih ya tiap negara beda-beda. Saya juga kaget di Indonesia cuma dibagi 3 rating dan itupun bagian orang dewasa ada yang masuk ke remaja. 🙁

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version