Gue macu cerita pengalaman gue bagaimana salah memahami asuransi unitlink. Kemaren si PenulisKonten udah cerita kan gimana cara mudah memahami polis asuransi. Ini nyambung dengan postingan sharing pengalamannya terkait asuransi pendidikan kemarin kan.
Belom baca? Cuss deh baca dulu. Bakalan jadi pengantar yang bagus sebelum baca cerita pengalaman gue tentang kesalahan yang gue buat dengan unitlink.
Gue yakin banget masih banyak teman-teman yang mengalami kebingungan akan produk unitlink ini. Sebuah produk yang banyak orang masih salah paham dan agen asuransi masih banyak salah jualnya.
Jadi semoga sharing gue ini bisa membantu teman-teman yang masih punya permasalahan yang sama dengan gue dulu.
Seperti biasa, manteman bisa baca dari atas sampai habis. Atau bisa juga baca berdasar sub pokok bahasan di bawah ini:
[toc]
Kesalahan Memahami Asuransi Unitlink yang Gue Sesali:
1. Memahami Asuransi Unitlink, Apakah Unitlink Itu?
Langkah pertama memahami unitlink itu adalah megerti bahwasannya asuransi unitlink adalah produk asuransi. Sesuai dengan namanya, bukan produk investasi. Dari pemahaman ini saja, akan bisa membawa mindset yang benar ketika membicarakan produk unitlink.
Gak kayak gue dulu yang gak ngerti sama sekali unitlink itu apa. Ketika ada yang nawarin dengan iming-iming dana berkembang di masa depan, ya gue langsung ho oh saja. Dan berujung kecewa ketika kemudian tahu dana yang gue sisihkan itu sama sekali “tidak berkembang” setelah 5 tahun.
Mindset yang memahami unitlink sebagai produk asuransi akan mengubah cara pandang dari mencari keuntungan dari produk ini ke persiapan untuk proteksi. Perlindungan yang memang seharusnya kita dapatkan dari sebuah produk asuransi bisa maksimal apabila memanfaatkan tambahan unitlink di dalamnya.
Gimana kok bisa gitu? Apa gak sebaiknya kita langsung beli saja asuransi murni dan kemudian beli investasi terpisah di reksadana?
2. Asuransi Unitlink VS Reksadana?
Kalo memang mirip sama reksadana, kenapa gak sekalian beli reksadana saja? Dan kemudian pertanyaan terkait unitlink vs reksadana pun bermunculan.
Ini juga salah satu akibat salahnya pemahaman tentang unitlink tadi. Produk yang bagus (unitlink) kemudian tidak mendapatkan tempat sebagaimana mestinya. Alih-alih orang mengenalnya sebagai alternatif super perlindungan, malahan banyak yang menyarankan untuk membeli reksadana karena lebih menguntungkan.
Noooo!!!
Permasalahannya adalah bukan kalau mau untung lebih baik membeli reksadana. Tapi advokasinya seharusnya berbunyi: kalau mau perlingungan yang lebih optimal, seseorang lebih baik membeli unitlink.
Karena unitlink menawarkan banyak sekali fitur dan benefit yang tidak ada pada produk asuransi tradisional. Beberapa keuntungan menggunakan unitlink antara lain:
2.1 Terdapat Potensi Pengembangan Dana
Karena terdapat porsi investasi di unitlink, maka dana yang kita setorkan ke produk tersebut memiliki potensi untuk berkembang di kemudian hari. Perusahaan asuransi bisa memiliki unit yang mengelola setoran dana tersebut dalam bentuk instrumen investasi yang serupa dengan reksadana.
Dari sinilah orang-orang kemudian mengeluarkan argumen unitlink vs reksadana. Kalau meman serupa, kenapa harus beli unitlink yang masih ada potongan untuk asuransinya?
Karena mirip seperti reksadana, perusahaan asuransi pun menempatkan uang nasabah di instrumen pasar uang, obligasi maupun saham. Tentu saja sesuai pilihan masing-masing nasabah.
Karena itulah, potensi pengembangan dana di unitlink sama besarnya seperti ketika di reksa dana. Tentunya dana yang bisa berkembang ini yang sudah bersih dari potongan biaya asuransi. Dengan demikian, perkembangan nilai investasi yang sama di unitlink tentu tidak akan sebagus reksadana.
Lalu, apa gunanya unitlink tetap dibeli?
2.2 Biaya Asuransi Terjamin Pembayarannya Dari Hasil Pengembangan Dana
Inilah fungsi sebenarnya dari unitlink. Untuk membayar biaya asuransi di masa depan ketika kita sebagai nasabah sudah berhenti membayarkan iuran premi rutin bulanan.
Kalau teman-teman perhatikan perbandingan antara asuransi unitlink dengan asuransi tradisional, terdapat perbedaan yang cukup mencolok dari nilai premi dan masa pembayarannya.
Asuransi tradisional relatif lebih murah preminya. Sementara untuk perlindungan yang kurang lebih sama, nasabah harus membayar jauh lebih mahal untuk asuransi unitlink. Bisa sampai dua kali atau bahkan tiga kali lipat.
Tapi, apabila kita melihat periode pembayarannya juga terdapat perbedaan yang sangat mencolok.
Untuk asuransi tradisional, meskipun premi lebih murah tapi kita sebagai nasabah harus membayar selama kita mengharapkan perlindungan dari perusahaan asuransi. Apabila kita tidak membayar preminya, maka perlindungan akan berhenti. Dan biaya asuransi ini setiap tahun akan naik.
Tidak demikian dengan asuransi unitlink. Masa pembayaran hanya beberapa tahun awal. Bisa 5, 10 atau 15 tahun. Setelah itu nasabah tidak perlu lagi membayar premi atau yang biasa kita sebut sebagai masa cuti premi. Apakah selama masa cuti premi ini nasabah masih tetap mendapatkan perlindungan asuransi?
Ya tentu saja! Karena hasil investasi unitlinknya lah yang kemudian akan membayarkan biaya asuransinya. Sehingga nasabah bisa tenang dan nyaman tidak perlu lagi membayar biaya-biaya asuransinya. Tentu saja dengan harapan perkembangan nilai investasi unitlinknya bagus seiring berjalannya waktu.
2.3 Perlindungan Lebih Lama
Ini apa artinya? Sepanjang pengetahuan gue, asuransi unitlink memberikan perlindungan yang jauh lebih lama. Apabila asuransi tradisional hanya melindungi selama nasabah membayar premi, maka unitlink bisa melindungi sampai dengan 99 tahun.
Lama bukan? Apalagi dengan usia harapan hidup masyarakat Indonesia yang semakin panjang. Ini tabelnya menurut data BPS:
Kebayang kan kalau misalkan harus menggunakan asuransi tradisional? Mau bayar terus asuransinya?
Nah mulai bahas yuk kesalahan apa saja yang pernah gue lakukan ketika berhubungan dengan unitlink!
3. Beli Unitlink untuk Membantu Teman & Karena Kasihan?
Ini kesalahan terbesar gue ketika membeli unitlink! Karena alasan membantu teman! Bukan membantu diri sendiri! Gue kasihan dia harus jualan dan gak ada yang beli.
Well, pernah sih karena harus kejar target jualan pas OJT gue akhirnya beli unitlink juga seperti gue ceritakan di tulisan Perjalanan Investasi Seorang Tukang Kredit. Gue beli buat nutup target unitlink.
Tapi kemudian, meskipun ada pengalaman sebelumnya, gue beli lagi unitlinknya karena alasan membantu teman. Waktu itu teman kosan gue yang jualan. Gak enak karena temen gue nawarin dan gue kena di argumen: itung-itung bantu temen lah.
Karena alasan itulah gue kemudian gak mencari tahu lebih dalam apa sih yang gue beli. Toh “bantu temen kan?”.
Padahal nih ya…
Bantu temennya cuma sekali saat itu aja ketika dia meminta bantuan. Temen terbantu. Target penjualannya tercapai. Tapi efek buat guenya gak terpikirkan sama sekali.
Beli sebuah produk asuransi unitlink adalah sebuah komitmen jangka panjang. Sejak pembelian itupun timbul kewajiban yang harus gue penuhi setiap bulan. Gue harus bayar terus preminya sampai kemudian masa pembayaran premi gue selesai. Bukan cuma sekali bayar untuk beli trus selesai.
Karena itulah, buat yang suka “bantu temen” dan “kasihan”, pikirkan diri kita lebih dulu. Akan sampai kapan kita bayar biaya asuransi/premi unitlinknya? Sementara manfaatnya apa bahkan gak tahu?
Yuklah, kita mengerti unitlink dengan lebih baik!
4. Cairkan Unitlink Terlalu Cepat? Kapan Waktu yang Tepat?
Karena dulu gue belum memahami unitlink dengan baik, akhirnya gue pun menjualnya terlalu cepat. Unitlink yang gue beli pertama ketika OJT dulu, potongan biaya asuransinya hanya di 3 tahun pertama saja! Bahkan ketika gue cairkan di tahun ke-5 pun gue sudah BEP.
Bayangkan kalau misalkan unitlink itu gak gue tutup dan gue pilih untuk meneruskannya sampai sekarang! Nilai investasi yan terkumpul di unit itu pasti sudah berkali-kali lipat. Karena dari sejak gue beli sampai sekarang sudah mengalami beberapa krisis dan gejolak ekonomi dunia.
Kalau saja gue mengerti unitlink dengan baik dulu, gue pasti akan tambah dan top-up di luar setoran rutin bulanannya. Dan mungkin akan gue teruskan nabung di unitlink itu sampai sekarang. Untuk apa? Untuk perlindungan asuransi gue dan keluarga tentunya!
Karena itulah, untuk teman-teman yang merasa “sudah terjebak” unitlink, jangan terburu nafsu buat jual. Coba kalian ulik lagi itu polis asuransinya. Siapa tahu kalian kemudian bisa diskusi dengan agennya dan menyesuaikan perlindungan dan preminya sesuai dengan kebutuhan.
Kalau sudah memahami unitlink yang kita punya, mungkin kita bahkan gak perlu menutup polis asuransi tersebut.
5. Mengharap Keuntungan tanpa Melihat Perlindungan?
Oke, selain kasihan sama temen, gue dulu juga ngarep banget kalo asuransi unitlink yang gue beli akan memberikan keuntungan berlipat-lipat. Pola pikir gue dalam memahami unitlink masih sama dengan ketika gue jualan produk ini di cabang.
Ketika gue jualan di cabang bank, yang kami tawarkan ke nasabah melulu hanya perkembangan dananya ke depan. Tanpa membicarakan sedikitpun tentang aspek perlindungan yang seharusnya menjadi fitur utama dari produk unitlink ini.
Karena itulah gue kemudian ha-ah-ho-oh saja pas temen nawarin unitlink ini. Di samping pikiran kasihan, gue juga mikir:
“Gapapalah ini beli uniltink lagi, toh nanti beberapa tahun kemudian gue akan untung berlipat-lipat.”
Tettoott! Gak seindah itu Mat!
Karena itulah gue tulis artikel ini. Biar teman-teman yang lain gak melakukan kesalahan yang sama dalam memahami unitlink. Selalu lihat sisi perlindungannya! Bukan keuntungannya!
Bagaimana Gue Memanfaatkan Unitlink dalam Kehidupan
Semenjak gue memahami unitlink dengan lebih baik, guepun bisa memaksimalkan produk-produk unitlink yang gue pakai. Gak cuma buat asuransi jiwa saja, asuransi kesehatan mandiri kamipun menggunakan unitlink.
Memang, kalau dilihat dari nilai uang per bulan yang harus kami keluarkan, nilainya cukup lumayan. Tapi apabila membandingkannya dengan manfaat yang kami dapat, sepadanlah nilai uang yang kami keluarkan itu.
Gue harap kedepannya gak ada lagi keluhan-keluhan yang bilang tertipu unitlink atau semacamnya. paling gak berkurang lah. Karena sesugguhnyalah, dengan memahami unitlink secara menyeluruh, maka akan semakin mudahlah hidup kita.
Ada masukan ato tambahan? Monggo bisa disampaikan di komen atau bisa juga email ke halo@danirachmat.com ya!