Kategori
Investasi Saham

Cara Investasi Saham dengan Menghitung Nilai Intrinsik untuk Melihat Mahal atau Murah Harganya

Ada yang masih bingung, gimana cara investasi saham?

There’s a first time for everything, right? Dan, justru kalau setiap kali ada investor saham baru, itu artinya kabar baik. Yah, emang. Hari gini, siapa sih yang tidak tertarik untuk terjun dalam dunia investasi saham? Selain bisa meraup untung yang besar, saham juga bisa dijadikan sebagai aset finansial di masa depan.

Saham juga bisa jadi alternatif instrumen investasi untuk kamu mulai lakukan tahun ini. Mumpung pemulihan ekonomi sudah berproses, ya kan? Tapi, tentu kamu harus memahami terlebih dahulu berbagai serba-serbinya mengenai cara investasi saham, mulai dari cara memilih perusahaan yang tepat, hingga menganalisis menggunakan nilai intrinsik.

Nah, apa lagi tuh nilai intrinsik?

Nilai intrinsik sangat penting untuk diketahui nilainya sebelum membuat keputusan dalam proses cara investasi saham. Investor pemula wajib tahu apa itu nilai intrinsik dan bagaimana cara menghitungnya. So, mari, di artikel kali ini, kita belajar cara mengetahui nilai intrinstik dan cara menghitungnya agar sukses berinvestasi saham. Shall we?

[toc]

Apa itu Nilai Intrinsik Saham?

Nilai intrinsik saham merupakan nilai sesungguhnya dari sebuah saham, tapi nilai tersebut berbeda dari nilai atau harga sama juga nilai buku. Jadi, nilai intrinsik saham ini dilihat dari aspek yang memengaruhi bagus atau tidaknya sebuah perusahaan. Hal ini bisa terlihat aset yang terlihat atau tidak, prospek kemajuan, reputasi perusahaan, dan sebagainnya.

Para investor wajib sekali mempertimbangkan nilai intrinsik perusahaan dalam proses cara investasi saham yang dilakukannya, karena nilai intrinsik menentukan harga dari saham yang akan dipilih, sedang diskon atau tidak. Investor bisa mendapatkan hasil yang maksimal di kemudian hari dengan memilih saham yang diskon dan perusahaan yang tepat jika pintar memperhitungkan nilai intrinsik. Investor juga bisa menentukan keputusan saham dibeli, tidak dibeli, atau dipertahankan atau dijual.

Misalnya, harga sebuah saham ABCD seharga Rp2.500 per saham, sedangkan saham tersebut memiliki harga sebenarnya sebesar Rp1.000. Berarti harga saham ABCD tergolong mahal. Sedangkan saham ABAB dijual dengan harga Rp4.500, tapi setelah dihitung nilai intrinsiknya ternyata Rp9.000. Berarti saham ABAB ini sedang diskon karena harganya setengah dari nilai sebenarnya. Maka, saham ABAB adalah saham yang murah. Kamu bisa pilih saham ABAB.

Kembali ke atas

3 Cara Investasi Saham dengan Menentukan Nilai Intrinsik

Nilai intrinsik menunjukan present value arus kas yang diterima dari saham tersebut, ada tiga cara yang mudah yang bisa kamu gunakan dalam menentukan saham tersebut sebaiknya dibeli, dijual, atau dipertahankan, yaitu:

  1. Jika nilai intrinsik lebih besar dari harga pasar saat ini, artinya saham dinilai undervalued atau harganya terlalu rendah. Maka, disarankan untuk membeli saham tersebut dan ditahan jika telah memilikinya.
  2. Jika nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar saat ini, artinya saham dinilai overvalued atau harganya terlalu mahal dan tidak dianjurkan untuk dimiliki, dan jika telah dimiliki sebaiknya dilepas.
  3. Jika nilai intrinsik saham ternyata sama dengan harga pasar saat ini, maka saham tersebut dinilai wajar harganya dan sedang berada dalam keseimbangan.

Selain itu, ada acara sederhana dalam cara investasi saham dari Warren Buffet, yaitu:

  1. Pilihlah saham fundamental yang punya kinerja bagus, stabil, dan juga memiliki laporan keuangan yang setiap tahun pertumbuhannya terlihat baik.
  2. Ketahui perusahaan tersebut mulai dari bidang yang dijalani, kinerja pegawai, dan aspek lainnya
  3. Lihatlah book valuenya

Kembali ke atas

Cara Menghitung Nilai Intrinsik

Untuk mendapatkan nilai yang pasti, kamu bisa menghitung sendiri nilai intrinsik suatu saham kamu harus menyediakan daftar laba sebuah perusahaan tersebut selama beberapa tahun terakhir.

Berikut ini contoh cara menghitung nilai intrinsik yang dikutip dari stockpapers.id.

Misalnya data laba 10 tahun terakhir sebuah perusahaan adalah sebagai berikut.

 1. Menentukan EPS Growth

Yaitu menentukan laju pertumbuhan dalam 5 hingga 10 tahun terakhir. Maka rumus CAGR-nya yaitu:

CAGR = (laba tahun 2018/laba tahun 2009)1/9-1

                 (697784/61153)1/9-1

               = 0,31 atau 31 %

Gunakan nilai CAGR ini jika nilai korelasinya lebih dari 0,6, dan jika lebih dari 15% maka harus menggunakan nilai maksimal 20%.

2. Menentukan EPS dari pertumbuhan laba per saham dari 5 s.d. 10 tahun ke depan.

Rumusnya yaitu:

Misalnya:

EPS 2019 = EPS 2019 + (EPS 2019 x CAGR)

                  = 60,4+ (60,4 x 20%) = 72,48

Jadi didapatkan EPS lima tahun ke depan dengan nilai berikut ini:

Kembali ke atas

3. Menentukan Diskon EPS

Caranya adalah dengan mempertimbangkan nilai inflasi terkini, misalnya menggunakan angka 6,8% ya, sehingga didapatkan diskon EPS yaitu:

Diskon EPS = Total EPS / (1+Rate)
= 539,37 / (1+6,8%)
= 505,03

Maka diskon EPS yang didapatkan yaitu:

4. Menghitung nilai intrinsik saham

Jumlahkan total EPS tahun pertama setelah dihitung diskon dengan nilai buku per saham. Berapa nilai buku per saham? Kamu bisa menghitungnya dengan rumus:

BVPS = Ekuitas / Jumlah saham yang beredar

Katakanlah, menurut data laporan keuangan, didapatkan total ekuitas perusahaan terkait di tahun 2019 adalah sebesar Rp4.660 Miliar, dengan jumlah saHAm yang beredar 11,55 miliar lembar.

Dengan demikian, BVPS bisa dihitung:

BVPS = 4660 Miliar / 11,55 miliar  
= 403,5 

Dari sini, kita bisa  menghitung nilai intrinsik sahamnya, dengan rumus:

Nilai intrinsik = diskon EPS + BVPS

                              = 388,18 + 403,5

                              = 791,68

Jadi, didapatkanlah nilai intrinsik dari perusahaan tersebut berdasarkan tabel di atas yaitu Rp791.68 per saham. Nah, sekarang tinggal kamu cek deh, berapa harga saham emiten yang bersangkutan di pasar modal.

Jika harga sama di pasar modal lebih besar daripada nilai intrinsik yang Rp791.68 itu, maka itu artinya sahamnya mahal. Sedangkan, kalau harganya lebih kecil daripada Rp791.98, itu artinya saham tersebut murah harganya, dan kamu bisa membelinya.

Kembali ke atas

Nah, gimana? Sebenarnya sederhana kan, itung-itungannya. Yang sedikit rumit mungkin pada soal menelusuri laporan keuangan aja sih, kayaknya. Namun, asalkan kamu menyisihkan waktu untuk melakukan analisis seperti ini, semakin lama, kamu juga akan semakin jago. So, luangkan waktu untuk duduk menelusuri data, adalah cara investasi saham yang benar. Lakukanlah!

Semoga informasi dan cara perhitungan nilai intrinsik ini dapat membantu dan menambah pemahaman kamu tentang cara investasi saham ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version