Kategori
Perencanaan Keuangan

Suku Bunga Tabungan 0%, Masih Mau Nabung di Bank?

Banyak yang terkezoet ketika mendengar bahwa bunga tabungan bank 0%. Lah, kok baru tahu? Ke mana aja? Apakah enggak pernah memantau tabungan sendiri?

Lah terus, kalau kayak gini, apakah masih harus terus menabung? Menurutmu gimana?

[toc]

Bunga Tabungan Bank 0%?

Mari kita telusuri beberapa website milik bank yang ada di Indonesia.

Danamon

Menurut situs resminya, Danamon memberikan bunga 0% untuk FlexiMAX bersaldo di bawah Rp50 juta. Untuk saldo tabungan Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta, ada bunga 0.50%.

Tabungan Danamon Lebih juga sama. Saldo di bawah Rp500.000, bunganya 0%, saldo Rp500.000 – Rp50 juta bunganya 0.10%, dan saldo di atas Rp1 miliar bunganya 0.25%.

Bank Mandiri

Dari situs resminya, Bank Mandiri memberlakukan untuk Tabungan Rupiah saldo di bawah Rp50 juta, bunganya 0%. Saldo Rp50 juta – Rp500 juta, bunganya 0.10%. Sementara saldo minimal Rp500 juta bunganya 0.60%.

BCA

BCA juga setali tiga uang. Besaran bunga tabungan Tahapan di bawah Rp10 juta, bunganya 0%. Dan, bunga sebesar 0.05% untuk saldo Rp1 miliar ke atas.

Jadi gimana?

Kembali ke atas

Masih Mau Nabung?

Yha, kenapa enggak? Pasalnya, menabung itu semacam sudah jadi habit bagi sebagian masyarakat kita, sebenarnya. Meskipun pada praktiknya, banyak juga yang masih sulit untuk bisa menabung—terlepas apa pun penyebabnya. Tapi, semangat menabung dan pemahaman bahwa menabung itu penting, sebenarnya sudah ada.

Apalagi dengan kondisi kita yang baru saja melewati pandemi COVID-19. Sebagian besar dari kita mendapat pelajaran besar selama pandemi: untung ada tabungan, jadi bisa survive di saat krisis. Betul enggak?

Sejak kecil, pasti juga banyak di antara kita yang sudah dikenalkan dengan menabung. Dari mulai sering diajak ke bank sama ortu, atau sebagian yang lain bahkan sudah mulai dibuatkan rekening sendiri di bank, yang khusus untuk pelajar atau anak-anak itu.

Namun, semakin ke sini, kita memang harus mengakui. Seiring kondisi yang  berubah, fungsi menyimpan uang di bank menjadi bergeser. Seperti apa pergeserannya? Yuk, kita bahas!

Kembali ke atas

Pergeseran Fungsi Rekening Tabungan Bank

Memang, menabung sudah diperkenalkan sejak kita kecil. Diawali dengan celengan tanah liat, atau celengan-celengan karakter yang lucu-lucu, kita dilatih membiasakan diri untuk menabung oleh orang tua. Dengan demikian, kita memaknai aktivitas menabung sebagai upaya menyimpan uang agar terkumpul, dan nantinya bisa dipergunakan untuk membeli barang yang kita inginkan.

Itulah konsep menabung di awal perkenalan kita saat kecil, kan?

Dan kemudian, kita sekarang terbiasa bertransaksi cashless. So, mau enggak mau, ya tetap saja membutuhkan media tempat menyimpan uang. Nah, di sinilah pergeseran fungsi tabungan terjadi.

Kalau sebelumnya kita menyimpan uang di bank sebagai tabungan, yang kapan-kapan diambil hasilnya dan bisa mengharapkan bunga, sekarang enggak gitu lagi konsepnya.

Mengapa?

Kalau ditanya sebabnya, salah satunya ya karena suku bunga tabungan bank yang zonk. So, orang-orang zaman sekarang seharusnya sudah enggak memanfaatkan tabungan bank sebagai media simpan dengan mengharapkan bunga lagi.

Pergeseran fungsi terjadi. Rekening bank bukan dipakai lagi sebagai tempat menyimpan uang, tetapi sebagai tempat menaruh uang untuk memanfaatkan fitur lainnya, seperti sebagai e-wallet, e-money, belanja online, hingga membayar kartu kredit.

Kebutuhan lain yang harus dipenuhi dengan rekening tabungan bank juga masih banyak, misalnya sebagai syarat perjalanan ke luar negeri, mengurus visa, hingga syarat kredit di bank yang bersangkutan.

Ya, memang, menabung di bank sudah tak menguntungkan lagi. Tapi bukannya lantas kita enggak punya rekening bank juga kan?

Lalu, ke mana kita harus menyimpan uang, yang setidaknya levelnya sama dengan tabungan bank? Ada beberapa alternatif.

Kembali ke atas

Alternatif Tempat Penyimpan Uang yang Lebih Menguntungkan

Deposito

Oke, suku bunga deposito ini sebenarnya juga sangat tipis sih. Saat artikel ini ditulis, umumnya bank menawarkan besaran bunga deposito antara 1% – 3.50%. Tapi ini juga lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa. Jika memang butuh dana sangat likuid, kamu bisa simpan dana di deposito, dengan tenor pendek.

Surat Berharga Negara

Kalau ada uang yang bakalan menganggur agak lama, kamu bisa beli salah satu jenis surat berharga negara yang sedang ditawarkan. Biasanya sih tenornya 2 – 3 tahun, dengan kupon yang akan dibayarkan setiap bulan. Besarnya kupon biasanya sih lebih tinggi daripada deposito. Jadi, ya, lebih lumayan banget. Hanya saja, pastikan dananya menganggur sampai 2 – 3 tahun ke depan, karena begitu dibelikan obligasi, maka kamu tidak bisa mencairkannya di tengah-tengah, kecuali ada fasilitas early redemption atau bisa dijual di pasar sekunder. Tapi itu pun harus menunggu dulu, biasanya 1 tahun.

Reksa dana

Nah, ini nih. Instrumen yang sangat oke sebagai pengganti tabungan bank. Reksa dana pasar uang memungkinkanmu untuk dapat imbal hasil yang relatif lebih tinggi, sekitar 4% per tahun. Mau imbal lebih tinggi? Ada reksa dana saham tuh. Merasa nggak pengalaman? Di sini ada manajer investasi kok, yang bakal kelola dana investasimu dengan baik. Tentunya, kamu harus memilih manajer investasi yang tepercaya ya.

Cuma ya itu, seperti yang sudah kamu tahu pasti, bahwa imbal hasil tinggi ya bawa risiko yang juga tinggi. Sudah hafal banget kan, ini?

Kembali ke atas

Nah, selain 3 alternatif di atas, ada banyak instrumen lain yang juga sama menguntungkannya. Jangan lupa, sekarang pun hadir juga bank digital–yang gratis biaya admin bulanan dan transfer kan? Satu yang harus dipahami, bahwa setiap investasi pasti ada risikonya. Rendah atau tingginya tergantung karakteristik instrumennya. So, kamu harus pintar-pintar memilih, sesuaikan dengan tujuan keuangan, kebutuhan, dan kemampuanmu.

Jadi, masih mau menabung di bank? Ya enggak apa-apa. Tapi pastikan, bahwa kamu memanfaatkannya dengan baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version