Kategori
Perencanaan Keuangan

Mengelola Gaji Magang yang Tak Seberapa

Berstatus mahasiswa seharusnya tak menghalangimu untuk mencoba memiliki penghasilan. Salah satunya dengan cara magang. Seenggaknya, nanti kalau sudah benar-benar lulus, pengalaman saat magang bisa jadi modal. Lalu, kalau magang dapat gaji nggak? Berapa gaji magang yang biasanya diberikan oleh perusahaan?

Nah. Ini yang akan kita bahas. Sesekali bikin tulisan buat yang masih uwuw kan oke juga. Biar fresh!

Yuk, kita bahas!

[toc]

Kerja Magang, Apa Itu?

Kerja magang adalah salah satu program yang biasanya dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk pembelajaran langsung di perusahaan atau lapangan, sehingga keterampilannya pun bertumbuh tak hanya secara teori tetapi hingga ke hal-hal praktis dan aplikatif.

Ketentuan kerja magang ini bisa berbeda di setiap institusi, baik perguruan tingginya maupun perusahaan tempat magang. Juga tergantung bidang atau sektor bisnisnya juga, sehingga agak sulit kalau harus menjelaskan syarat dan ketentuannya secara umum.

Namun, bukannya tak diatur kok. Ada peraturan resmi pemerintah yang mengatur pelaksanaan kerja magang ini, bahkan sampai gaji magang yang diberikan. Apa saja?

Hak yang Didapatkan Pekerja Magang

Adalah Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri No 6 Tahun 2020 yang sudah mengatur mengenai pekerjaan magang ini.

Mendapatkan “gaji”

Kenapa gajinya dalam tanda petik? Karena gaji magang sebenarnya disebut dengan uang saku, jadi berbeda dengan sistem gaji para karyawan tetap. Gaji magang dalam bentuk uang saku ini biasanya terdiri atas uang transportasi, uang makan, dan uang insentif lainnya yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan.

Mendapatkan fasilitas kesehatan

Nah, pekerja magang juga memiliki hak untuk dilindungi kesehatannya. Begitu juga harus ada jaminan keselamatan kerja sesuai job descnya. Bentuknya seperti apa, nah, itu kembali ke kebijakan perusahaan tempat kamu kerja magang.

Mendapatkan surat pengalaman kerja

Atau sejenisnya, seperti sertifikat, yang menyatakan bahwa kamu telah berhasil menyelesaikan periode kerja magang dengan baik. Surat atau sertifikat ini nantinya bisa kamu gunakan untuk mencari pekerjaan setelah kamu benar-benar menjadi angkatan kerja.

Nah, sudah tahu semua hak yang boleh diterima selama magang kerja, lalu mari kita bahas gaji magang. Berapa sih, besarnya gaji magang yang bisa diterima?

Gaji Magang, Berapa Besarannya?

Besarnya gaji magang bisa saja berbeda-beda, tergantung tempat kerjanya. Bahkan besaran UMR pun bisa memengaruhi.

Dan, meskipun sudah ada peraturan resminya dari pemerintah, bisa juga pihak perusahaan tidak memberikan gaji magang. Pertimbangannya banyak, misalnya salah satunya adalah magang sebenarnya merupakan kebutuhan akademik dan menjadi syarat kelulusan. Dengan demikian, mahasiswa yang menjalani program magang sebenarnya sama saja dengan kuliah, tetapi alih-alih menerima teori, sekarang mereka melakukan hal-hal atau pekerjaan yang sebenarnya. So, banyak perusahaan yang menganggap bahwa pengalaman dan pembelajaran selama melakukan pekerjaan sudah merupakan “bentuk pembayaran” kepada si pekerja magang.

However, banyak juga perusahaan yang menghargai pekerja magang seperti halnya karyawan lainnya. Anak magang tetap dihargai upayanya dalam bekerja, meskipun mungkin uang sakunya juga tidak banyak.

So, ada baiknya kamu membicarakan hal ini dengan perusahaan yang bersangkutan, mengenai ada atau tidaknya gaji magang. Jika ada, berapa besarnya. Jika tidak ada, kamu boleh menanyakan fasilitas apa yang bisa kamu dapatkan selain gaji. Jangan lupa tanyakan tentang peluang lembur, karena sebenarnya pekerja magang bebas kewajiban lembur, sehingga juga tak ada uang lembur.

Nah, jika memang ada gajinya, ya bersyukurlah. Namun ingat, bahwa besaran gaji selalu berbanding  lurus dengan tanggung jawab. Tidak pernah ada sejarahnya kerja gampang, gajinya besar. Mindset ini harus kamu miliki sejak kamu magang, supaya ke depannya kamu bisa mengelola produktivitas dengan lebih baik.

Bersyukurlah jika ada gaji yang diberikan, karena di saat yang sama kamu bisa belajar secara langsung, kamu juga bisa belajar mengelola keuangan juga. Besar kecil harus dikelola dengan baik, meskipun mungkin saat ini biaya hidupmu masih ditanggung oleh orang tua.

Mengelola Gaji Magang

Ikuti beberapa tip mengelola gaji magang berikut ini.

1. Catat

Segera lakukan prinsip pertama dalam pengelolaan keuangan sejuta umat mahapenting ini setelah menerima gaji magang, yaitu mencatat penghasilan. Kemudian buat catatan pengeluaran atau penggunaannya.

Dengan melakukan pencatatan, kamu akan tahu ke mana saja uangmu pergi; apakah untuk hal-hal yang berfaedah atau tidak. Nantinya, kalau ternyata boncos, kamu juga akan tahu salahnya di mana. Dengan adanya catatan, kamu juga bisa mempertimbangkan solusi masalah keuangan dengan lebih mudah.

2. Belanjakan dengan bijak

Bisa jadi, kamu memang menggunakan gaji magang bukan untuk hal-hal esensial karena biaya hidup masih dipenuhi oleh orang tua. Tetapi, tak ada salahnya untuk belajar bijak dalam membelanjakan uang.

Pasalnya, percayalah, apa yang kamu lakukan sekarang dengan keuanganmu, akan kamu petik hasilnya di masa depan. Mau baik atau buruk perlakuanmu pada uang yang kamu miliki, nantinya kamu sendiri yang akan mendapatkan hasilnya. Bukan orang lain.

So, mumpung nih, ada uang yang bisa diatur, mulailah belajar mengatur keuangan dan dimulai dengan bijak berbelanja. Jadi, kalau kamu pengin sesuatu, pertimbangkan dengan matang. Tentukan, apakah itu kebutuhan ataukah keinginan. Kalau keinginan dan ternyata memang mampu—uangnya ada dan nggak menganggu kebutuhan lainnya—ya gaskeun saja.

3. Belajar investasi

Kalau memang biaya hidup masih ditanggung orang tua, bisa jadi kamu akan bingung juga uangnya mau dipakai buat apa. Salah satu hal baik yang bisa jadi opsi adalah belajar investasi.

Investasi kan butuh modal besar? Gaji magang cuma seberapa, mana bisa investasi?

Siapa bilang? Investasi bisa dimulai dari Rp100.000 bahkan Rp10.000. Hayo, pasti itu hanya sebagian kecil saja dari uang saku magangmu kan? Dicoba dulu saja, nantinya jika periode magang sudah selesai dan kamu sudah tak punya penghasilan lagi, kamu bisa meneruskannya dengan memanfaatkan uang saku orang tua.

Nggak perlu dengan nominal besar ini kan? Yang penting dimulai, dan jangan lupa, untuk belajar berinvestasi dengan cerdas.

4. Utang? Emang perlu banget?

Nah, kalau kamu tidak bisa belanja dengan bijak, membuat pengeluaran-pengeluaran keuangan secara sembrono, bisa jadi kemudian kamu akan tertarik untuk berutang.

Memang ini godaannya menggiurkan banget sih. Apalagi sekarang banyak fitur dan aplikasi perutangan yang gampang banget pengajuannya. Paylater, contohnya.

Ingat, bahwa utang bukan solusi karena kamu merasa kekurangan uang ya. Utang justru seharusnya dilakukan oleh mereka yang punya uang, karena nantinya ada kewajiban untuk mengembalikan dengan nominal yang lebih besar. Yes, karena ada bunganya.

Jadi, kamu mau utang? Emang perlu banget? Bisa nggak, misalnya, kebutuhan itu dipenuhi dengan menabung dulu? Kalau bisa, lebih baik jangan pilih jalan berutang, dalam bentuk apa pun.

Nah, gimana? Sampai di sini, kamu sudah dapat bayangan, bagaimana magang itu, berapa besaran gaji magang, dan juga bagaimana mengelola gaji magang yang “tak seberapa” itu? Semoga sudah, dan semoga bisa membantu ya.

Jangan lupa untuk follow akun Instagram Dani Rachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri. Juga berlangganan newsletter dengan melakukan registrasi di sini, yang akan dikirimkan setiap bulan berisi berbagai update dan tren di dunia keuangan. Jangan sampai ketinggalan berita!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version