Kategori
Investasi Saham

Menjadi Investor Pasar Modal yang Cerdas, Ingat 3 Prinsip Ini!

Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terakhir, tercatat jumlag investor pasar modal telah mencapai kurang lebih 4 juta orang pada Juni 2022. Angka ini jauh melonjak dibandingkan tahun 2021 yang saat itu jumlahnya 3.4 juta.

Sementara, 99.79% di antaranya merupakan investor ritel. Iya, seperti kita-kita ini. Dari data yang sama, ternyata juga diperoleh fakta bahwa 81.64% investor pasar modal yang aktif saat ini adalah mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Ini artinya adalah antara generasi milenial dan juga gen Z. Total aset investasi di pasar modal—menurut data terakhir yang dirilis tersebut—mencapai Rp144.07 triliun.

Tentu saja hal ini menggembirakan, karena ini bisa jadi tanda bahwa semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya berinvestasi, dan pasar modal menjadi salah satu alternatifnya.

Namun, banyaknya jumlah investor pasar modal, besarnya aset, dan sebagainya itu enggak ada artinya, kalau ternyata para investor ini investasi tanpa paham cara kerjanya.

Nah lo! Jadi, kamu termasuk so-called investor yang sekadar beli saham tanpa pemahaman, atau mau jadi investor pasar modal yang cerdas?

Mari kita bahas.

[toc]

Menjadi Investor Pasar Modal yang Cerdas

Untuk bisa menjadi investor pasar modal yang cerdas, kita bisa mencari ilmu dari berbagai cara. Apalagi di zaman sekarang, gampang banget untuk bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan dari mana saja. Paling gampang ya dari media sosial, meskipun ya … kita harus mengakui bahwa media sosial juga berperan besar dalam meningkatkan jumlah scam seperti halnya investasi bodong.

Namun, bukankah selalu ada dua sisi dalam setiap hal? Sisi negatif dan sisi positif. So, memang kembali pada penggunanya. Mau lebih fokus ke sisi mana, ya kan?

Sayangnya, kita juga tidak bisa memungkiri, bahwa sekarang ini banyak investor karbitan. Baru sebulan 2 bulan investasi/trading, lagaknya udah kayak Warren Buffett. Masih banyak yang missed, tapi nekat “berbagi ilmu”—yang malah justru membuat orang jadi makin blunder dengan investasi.

Buat yang suka begini, please stop. Apalagi kalau sampai menyasar ke ibu-ibu. Please-lah. Kasihani mereka, dan beri mereka pemahaman yang benar. Biarkan mereka jadi investor pasar modal yang cerdas, yang berinvestasi dengan ilmu yang benar.

Memangnya, apa sih yang harus digarisbawahi agar bisa menjadi investor pasar modal yang cerdas? Ini dia.

Kembali ke atas

1. Nggak gampang FOMO

Syarat pertama, dan bisa jadi sangat penting apalagi di zaman sekarang, untuk menjadi investor pasar modal yang cerdas adalah nggak gampang FOMO, alias mengalami fear of missing out. Mengapa? Karena FOMO bisa membuatmu hanya terus ikut-ikutan apa kata orang atau lagi hype di luar sana, alih-alih berinvestasi sesuai kebutuhan dan kemampuan. Akibatnya ya, bisa diduga. Nggak cuma rentan menderita kerugian, seseorang yang gampang FOMO juga riskan banget terkena scam alias investasi bodong.

Pasalnya, ke-FOMO-an orang-orang zaman sekarang itu sepertinya sudah fatal betul. Kayaknya pada anti banget kalau sampai ketinggalan hype. Nggak edgy kalau enggak melakukan yang orang lain lakukan.

Kamu pasti ingat kan, bagaimana tren saham naik saat awal-awal pandemi COVID-19 tahun 2020 dan 2021 lalu? Saat itu, bahkan orang-orang ngebelain buat utang, buat pakai uang arisan titipan orang lain, sampai “nyekolahin” BPKB dan akta-akta demi dapat uang untuk dibelikan saham. Gara-garanya apa hayo? Gegara banyak influencer yang pamer investasi saham. Ingat kan, bagaimana waktu itu tiba-tiba banyak artis mengaku sudah beli saham A, B, C, D, dan sudah untung sekian ratus sekian ribu persen.

Wagelaseh. Untung ratusan, ribuan persen, tanpa ngejelasin risiko investasi saham, tanpa ngejelasin pula bahwa mereka sudah pada investasi sejak beberapa tahun sebelumnya.

Alhasil, banyak orang pengin ikut kecipratan cuan, sayangnya, dengan cara investasi yang salah. Perasaan, saham waktu itu jadi kayak pesugihan.

Sedih dengernya, miris ketika baca beritanya. Mereka itu korban media sosial, sejatinya. Akhirnya ketika sahamnya ternyata anjlok, banyak yang mengeluh lebih keras ketimbang yang kena dampak pandemi.

2. Paham cara kerja, risiko, dan mau bertanggung jawab atas keputusan sendiri

Mau lebih miris? Mereka yang pada nyangkut di saham karena gorengan influencer itu menyalahkan orang lain atas kerugian yang dideritanya.

Sudahlah cara berinvestasinya cuma ikut-ikutan, enggak mau belajar analisis sendiri, nggak mau riset, pakainya “duit panas”, tujuannya salah (ngejar cuan semata), pas ternyata keputusannya salah, dia menyalahkan orang lain. Padahal memang bener kan, influencer enggak pernah memaksa kan? Iya memang mereka mengiming-iming, tapi sebenarnya kita bisa menolaknya. Apalagi kalau kita sebenarnya belum paham betul akan cara kerjanya.

Apakah itu sikap seorang investor pasar modal yang cerdas? Sepertinya sih tidak.

Seorang investor pasar modal yang cerdas akan mencari tahu dulu cara kerja, risiko, dan segala seluk beluk instrumen yang baru ingin dibelinya. Mungkin dia juga akan melakukan trial and error, tetapi tentu saja dengan bijak dan sembari menjalankan berbagai manajemen risiko yang perlu.

Jika ternyata mengalami kerugian, seorang investor pasar modal yang cerdas akan mau bertanggung jawab atas keputusannya sendiri. Karena tak ada orang lain yang bisa  memaksanya untuk membeli saham ataupun instrumen yang lain, selain dirinya sendiri kan?

Kembali ke atas

3. Berinvestasi dengan dana yang memang sudah dialokasikan untuk investasi

Karena investasi itu berisiko, karena itu seorang investor pasar modal yang cerdas akan berinvestasi dengan bijak demi tercapainya tujuan finansial dengan baik.

Kesalahan investor karbitan seharusnya tidak akan dilakukan oleh investor yang cerdas. Misalnya seperti berinvestasi dengan dana hasil utang, salah satunya. Mengapa? Karena imbal hasil investasi itu tidak pasti, sementara bunga pinjaman itu pasti.

Seorang investor pasar modal yang cerdas akan menggunakan dana yang memang sudah dialokasikan khusus untuk investasi, yang besarannya juga sudah diperhitungkan agar tidak mengganggu kebutuhan hidup lainnya yang juga tak kalah penting. Seorang investor cerdas tidak akan menggunakan dana hasil utang (apalagi pinjol), dana yang sudah ada peruntukannya, atau dana yang bukan miliknya untuk berinvestasi.

Kembali ke atas

Nah, sampai di sini, gimana nih? Jadi, kamu termasuk investor pasar modal yang cerdas belum? Kalau belum, tenang. Masih ada waktu kok untuk mencerdaskan dirimu sendiri.

Jangan lupa untuk follow akun Instagram @danirachmat ya, untuk berbagai tip keuangan dan investasi yang praktis dan bisa dipraktikkan sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version