Kategori
Fragment Perencanaan Keuangan Reksadana Saham

Mengatasi Trauma Investasi (Bodong)

Pernah terluka hati karena investasi bodong? Postingan ini ngebahas gimana get over it-nya. Semoga membantu! 😀

Pas gw browse di google cara mengatasi trauma investasi, gw dapet berita-berita tentang betapa banyaknya orang yang tertipu ajakan investasi yang ujungnya bodong. Eh manalah pagi ini mbakyuku di Surabaya sana cerita kalo dia NGERRIIHH sama yang namanya investasi, apalagi habis baca buku Negeri Para Bedebahnya si Tere Liye.

Kalo ada yang belom tahu, buku ini pernah gw review di postingan Review Buku Negeri Para Bedebah.

Btw, as much as I love reading the book, gw lihat banyak bagian buku itu yang dibuat terlalu bombastis for the sake of the story tanpa memberikan cerita pembanding dari sisi baiknya. Katanya Mbakyuku itu kok kayaknya di buku itu duit kita itu gak jelas juntrungannya gitu. Apalagi belio termasuk salah satu yang trauma sama investasi bodong. Sering denger kan ya investasi bodong yang menjanjikan keuntungan dalam bentuk imbal/bagi hasil rutin sekian-sekian tiap bulan dan di akhir masa investasi duit akan utuh balik lagi.

Pelaku investasi bodong ini juga beraneka ragam, mulai dari yang janjiin usaha perkebunan, nanem kayu sampe (yang ngakunya) ustadz dan nawarin bisnis serupa. Pokoke, sebelum terlanjur trauma, hati-hati dulu aja. Analisa dengan seksama meskipun yang nawarin investasi itu sosoknya relijius dan bisa dipercaya.

Balik lagi ke tema postingan, kalo udah terlanjur gimana? Nah yang mau gw tulis ini berdasar pengamatan dan logika gw ya. Gw alhamdulillaah belom gak pernah ikutan investasi yang ujungnya bodong. Kalo berbeza ya disesuaikan aja.

Mengatasi Trauma Investasi 

(1) Akui dan terima kalo udah ketipu

Pengakuan ini yang menurut gw paling penting. Mengakui diri sendiri sudah tertipu dan enerima kenyataan itu berarti menempatkan diri sebagai pelaku. Mengambil alih kontrol ke depannya. Gw tahu memang sudah tapi langkah paling penting buat move on menurut adalah menyadari kalo kita-gw punya kendali penuh sama apa yang ada di depan (di luar takdir Tuhan tentunya – tsaaaaah! *beneri kopyah)

Yes, si penipu sudah memanfaatkan kita dan menyalahgunakan kepercayaan yang sudah kita berikan. Tapi ya sudah. Itu udah kejadian kan? Ada satu orang yang menipu kita, bukan berarti harus mencurigai semua orang lainnya kan? Gw tahu berat banget langkah ini apalagi kalo duit yang terlibat sudah dalam jumlah jutaan ato bahkan ratusan juta rupiah.

(2) Periksa lagi profil risiko

Sebelum memutuskan berinvestasi di manapun, coba deh periksa dulu profil risiko kita. Tentang ini pernah gw posting di Jangan Investasi Saham dan Reksadana Dulu, Periksa Dulu Profil Risiko!

Dengan mengetahui profil risiko ini, kita bisa jadi kira-kira investasi apa yang cocok sama kita. Jangan belom pernah ngecek profil risiko yang ternyata sebenernya masuk ke investor konservatif, eh ternyata malah investasi di peternakan ayam misalnya, yang gak ada jaminan dari pemerintah, gak ada aturan jelas dan baku yang mengatur dan bisa dipengaruhi oleh buanyaaakkkk faktor lain yang tidak terduga. Eh investasi di kebon kayu sejeni juga loh kan ya?.

Salah satu tools cek profil risiko yang bisa dipakai umum yang ada di kontan.co.id.

(3) Pilih investasi yang relatif lebih aman dulu

Kalo mau mulai investasi lagi, coba deh ke investasi-investasi yang relatif lebih aman dulu. Ada beberapa pilihan dan catet ya, emas BUKAN salah satunya. Emas harganya naik turun berfluktuasi juga. Mihihihihi 😛

Instrumen investasi yang relatif lebih aman ini salah satunya adalah Obligasi Pemerintah. Buat nasabah perorangan, bisa beli obligasi pemerintah ini lewat penerbitan ORI dan atau SUKUK. Obligasi apaan sih? Surat hutang. Jadi pemerintah menerbitkan surat hutang yang bisa kita beli. Minimal pembelian paling cuma RP. 5 juta.

Hampir setiap tahun pemerintah keluarin ORI ato SUKUK ini. Kenapa gw bilang relatif lebih aman? karena di akhir jangka waktu hutangnya pemerintah menjamin pengembalian pokoknya dan kupon yang dibayar juga lebih tinggi dari deposito. Kayaknya harus nulis tentang ORI dan ato SUKUK ya? 😛

Kalo misalkan lagi gak ada yang diterbitkan, coba deh tanya ke bank tempat rekening manteman apakah bisa beli di pasar sekunder.

Selain ORI dan SUKUK bisa juga loh coba beli reksadana pasar uang yang menurut gw juga relatif lebih aman dan cocok buat investor yang masih belom terlalu yakin mau menginjakkan kaki dalem-dalem.

Cobain dulu deh beli reksadana pasar uang, catetin berapa jumlah yang dibeli, trus catet perkembangannya. Bandingin kalo misalkan ditaroh di deposito. Memang butuh waktu, tapi luka kegores karena pisau aja butuh waktu buat sembuh kan? Apalagi luka hati akibat tertipu investasi bodong. *eaaaaaa

Kalo masih bingung gimana beli reksadana bisa dibaca Cara Beli Reksadana di Bank.

(4) Pilih buat lupakan trauma

Nah, langkah ini nih yang penting, pilih buat lupain trauma yang dirasakan. Inget kejadiannya, tapi bukan traumanya. Kalo gak bisa lupain trauma namanya terjebak nostalgia eh luka lama *eaaaaa

Semuanya kita yang memutuskan bukan? Gw sih yakin kalo kitalah aktor utama untuk hidup kita masing-masing. Jadi gak perlu merasa tidak berdaya karena traumanya. Life must go on dan investasi gak bisa nunggu lama-lama. Kalopun mau investasi di sektor riil lagi, jadikan pengalaman sebelumnya sebagai guru, analisa lebih mendalam dan lebih menyeluruh.

Lakukan upaya terbaik mengatasi trauma investasi dan investasi secepatnya karena teman terbaik buat investor adalah waktu.

Buat diskusi ato ngobrol bisa follow dan colek gw di @danirachmat. Postingan gw lainnya tentang finance:

[display-posts category=”finance”]

48 tanggapan untuk “Mengatasi Trauma Investasi (Bodong)”

Komen lagi aaah 🙂
Tararengkyu ya Daniii 🙂 Moga2 aku gak termasuk manusia gagal move on 🙂
Cukup gagal invest aja satu kali hahahaha
Iya juga sik. Waktu itu, aku emang kelewat “naif” untuk langsung percaya gitu aja. So it’s my own mistake. –> poin 1 udah terlampaui.
Tapi, selanjutnya, iya bener banget, aku kudu lebih hati2 dalam menentukan jenis investment mana yang cucok dgn profil emak2 very-very-very low-risk-taker hihihi
Comment pertama pendek aja, supaya jadi Pertamax, gaaan! 😛 😛

Monggo dicoba Mbakyu yang Sukuk sama reksadana. COba ditanyakan reksadana pasar uang ada yang syariah apa nggak. Kalo nggak ya beli sukuk aja. Bandingkan dulu sama depo, klao misalkan bedanya jauh, coba dikit-dikit masuk ke yang profil risiko investasinya lebih agresif. 10% dulu lah. Trus nambah dikit-dikit…

Balas

Hahahaha. Masak sih Diiit kuramg menghayati? Padahal udah maksimal banget inimah. Mungkin hayatinya yang lelah. *krik-krik-krik
Apa yang bikin mikir lama Dit? Apaaa??? *abaikan

Balas

Mungkin bisa ditambahkan Mas Dani, kalau sudah tertipu laporin aja ke OJK agar :
1. Ada kemungkinan uang kita bisa balik. Meskipun ga dijamin balik 100% tapi ada usaha yang dilakukan untuk mengembalikan uang nasabah.
2. Kita berperan aktif mencegah agar si investasi bodong ini ga memakan lebih banyak korban. Apalagi ada tuh investasi bodong yang bawa-bawa nama bank. Laporin aja biar dua-duanya kena. Si bank kena dan investasi bodongnya juga kena. Dari situ aja nama mereka udah jadi sorotan buat OJK. Kapok-kapok deh.
3. Lapor OJK repot? enggak. Tinggal dateng terus ngadu. Asalkan bukti kita kuat OJK akan menindaklanjuti laporan dan merahasiakan identitas kita.
Yang pasti sebagai investor juga harus think smart, get real. Bila hasil investasi persentasenya jauuuuuh lebih tinggi daripada persentase inflasi tahunan, mending dipikir lagi. Bisnis apa yang bisa menghasilkan sedemikian besar? kecuali punya tongkat harry potter yang bisa ubah batu jadi emas ya bok. :p Sementara itu baca terus blognya mas Dani biar pengetahuannya tentang investasi bertambah eaaaa 😀

Waaaah. Makasih banyak tambahannya. Ini emang fokesnya tadi ke mengatasi traumanyam kalo tindakan legalnya memang harus dilakukan. Nanti minta ijin boleh ya materi komennya dibikin postingannya. 😀 saya cari info yang lebih menyeluruh dulu. 😀

Balas

Monggo mas Dani. Iya ayo mas bikin tulisannya karena banyak yang habis kena tipu terus mata nanar nguing nguing bingung ga tau mau lapor kemana 😀 Padahal ada OJK yang memang fungsinya untuk membantu nasabah yak 🙂

eh iyaaa…lo kayaknya blom bikin tulisan ttg ORI ama Sukuk ini deh. Kayaknya bolelebo nih ORI yaaa…. heuheuheu..cusss jelasin yak ntar di mari…

Aku termasuk yang ga berani invest resiko tinggi. Biarin pelan asalkan hasilnya aman. Memang jadinya gak terlalu wow tapi masih mendinglah kalo dibandingkan inflasi.
Dulu pernah dapet tips investasi dari temen pas awal2 mau coba investasi, katanya yg penting gak serakah 🙂

Suamiku pertama aku tanya tentang investasi, beliau memberi saya pemahaman bahwa dia, tidak membeli saham yang mendadak tinggi, lebih baik membeli saham yang naiknya stabil.. Bener enggak tuh? semoga aman dech saham yang dibeli sama suamiku 🙂

Secara umum bener karena saham dengan peningkatan luar biasa dalam jangka waktu pendek rawan gorengan meskipun ada masanya memang saham satu perusahaan hike tajem karena ada aksi korporasi.

Balas

oh jadi emas bukan investasi ya? *selalu mikir investasi emas tuh oke soalnya
dulu pun pernah kena investasi bodong, lalu pengen nujes-nujes yang punya perusahaannya deh mas Dani, sekarang sih nabung dulu buat ntar cari investasi lagi 😀

Apik Dan!!! Sangat bermanfaat. Nah, mumpung ngetik komen, aku mau nanya. Bila punya dana cadangan (di luar dana darurat) dan ingin diinvestasikan katakahlah selama 5 tahun dengan memetik hasil bulanan berapapun jumlahnya, instrumen apa yg disarankan? Dan apa alasannya?
Profil investornya moderate, berani ambil risiko sedang saja, nggak terlalu safe tapi juga gak terlalu risky.

Masamaaaaa. Naaah pas bener ini, mungkin bisa coba produk reksadana terproteksi yang dileuarkan sama MI. Reksadana terproteksi ini ada jangka waktunya. Bisa 3 tahun dan bisa 5 tahun tergantung produk yang dikeluarkan MInya. Kenapa gw sarankan produk ini? Karena kalo memang gak dicairkan/dijual sampai jangka waktunya habis pokoknya akan tetap seperti awal dan tiap bulan akan dapat return investasi semacam kupon obligasi/bunga deposito dibayar ke rekening. Cuma untuk produk ini gak dijual bebas dan gak selalu ada. Bukam Reksadana Umum. Biasanya yang dapet info kalo gak bagian wealth management kayak punya citibank kemaren ehm ato ke MI ato kalo gw dapet info dari RM yang pegang account gw di commbank. 😀 good luck!

Balas

hati2 untuk investasi sekarang. banyak yang kena investasi bodong. yg tidak wajar jangan di percaya. intinya tidak ada yang instant kecuali mie instant

Baru coba investasi di logam mulia 😀
Direkomendasiin dari kantor suamiku sih reksadana, tapi nanti sajalah, satu investasi saja dulu 🙂
Jadi paham soal investasi dari tulisan ini. Thanks ya Dani.

ya kadang2 juga sih orang yang mau investasi itu salah kaprah dengan menganggap kalo yang namanya investasi pasti untung. Padahal bahkan investasi paling aman juga ada resikonya, ya kan?
nah ikut investasi bodong dan ketipu jg itu namanya termasuk resiko investasi, pas kita ikut kan belum tau dan belum tentu itu bodong bisa aja uangnya dipke buat investasi kebun atau condotel beneran, tapi ya itu bisa untung, bisa rugi. heheee.. jadi kalo ketipu selain move on juga musti bisa nerima dasarnya investasi itu musti terima resiko rugi, ga selalu untung. ya gak? ya gak?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version