Kategori
Perencanaan Keuangan Pilihan Keuangan

Diantara 2 Pilihan, Memilih Deposito atau Reksadana Pasar Uang untuk Simpan Uang?

Sudah bisa memutuskan belum, memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uang? Kalo belom, mungkin tulisan ini cocok untuk kalian.

Apalagi kalau manteman sedang membangun dana darurat. Terus kemudian galau mau disimpan dimana.

Mau ditempatkan di tabungan, ngerasa sayang karena bunganya kecil banget. Mau buka deposito tapi waktunya gak fleksibel. Eh reksadana pasar uang, kok ya ngeri sama risikonya.

Baca juga tulisan: Alasan Dibalik Kenapa Seharusnya Tidak Tergoda Hadiah Tabungan!

Ada yang mengalami dilema ini?

Kalo kalian juga mengalaminya, semoga postingan ini bisa membantu. Kalian bisa langsung baca penuh dari atas ke bawah. Atau bisa juga baca per bagian sesuai daftar isi di bawah ini:

Memilih Deposito atau Reksadana Pasar Uang untuk Simpan Uang?

Kesimpulan: Ini Pilihan Terbaik dan Kesimpulan Akhir untuk Simpan Duit!

Memilih Deposito atau Reksadana Pasar Uang untuk Simpan Uang?

Memilih Deposito atau RDPU Sebagai Tempat Simpan Uang pun Harus Sesuai dengan Profil Risiko

Percaya gak sih, bahkan untuk memilih antara deposito dan reksadana pasar uang pun kudu disesuaikan dengan profil risiko! Serius gue!

Kenapa? Karena karakteristik kedua produk ini sangat berbeda. Deposito merupakan produk perbankan, sementara reksadana pasar uang adalah produk pasar modal.

Cari tahu Profil Risiko dengan Quiz Sederhana!

Deposito sederhana banget. Simpan duit sekian rupiah, akan mendapatkan sekian persen. Bank akan membayar sekian persen bunga. Atau, bank akan membayar bagi hasil tertentu untuk bank syariah.

Sementara reksadana pasar uang adalah salah satu produk pasar modal. Keuntungan tidak semudah perhitungan bunga bank.

Deposito juga menjadi salah satu komponen pembentuk reksadana pasar uang. Akan tetapi, penghitungan keuntungan tidak sesederhana bunga deposito. Ada banyak komponen lain didalamnya.

Keuntungan di reksadana pasar uang pun berasal dari kenaikan Nilai Aktiva Bersih (NAB). NAB ini dihitung setiap hari oleh bank kustodian.

Tidak ada jaminan nilai keuntungan sekian persen. Kita hanya bisa bergantung kepada kelihaian Manajer Investasi sebagai pemilik produk Reksadana Pasar Uang.

Karena itulah, sebelum memutuskan memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uang kalian, pastikan dulu profil risiko masing-masing. Kalau memang ternyata memiliki profil risiko ultra konservatif, pilih saja deposito.

Tapi kalau memang profil risikonya konservatif menuju ke moderat, produk reksadana pasar uang akan lebih pas.

kembali ke atas

Proses Pembukaan Deposito VS Reksadana Pasar Uang

Proses pembukaan antara deposito dan reksadana pasar uang bisa dijadikan pertimbangan. Memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpang uang pasti pengen praktis juga kan ya?

Mayoritas bank saat ini sudah menyediakan fitur pembukaan deposito melalui e-channel mereka. Ada yang bisa melalui internet banking, mobile banking atau semua e-channelnya.

Memang berbeda dengan beberapa waktu lalu dimana deposito hanya bisa dibuka di cabang fisik. Saat ini pembukaan deposito sudah dimudahkan.

Gue inget banget dulu jaman awal bisa buka deposito di intenet banking, deposito bisa dibuka dengan hanya Rp. 1 juta. Tapi gak dapet bilyet deposito. Sementara teman-teman yang konservatif mungkin masih ingin pegang bilyetnya dari bank.

Sementara biyet deposito baru akan didapat kalo buka deposito di cabang. Minimal pembukaan pun mulai dari Rp. 10 juta.

Tapi ingat, untuk bisa buka deposito secara elektronik hanya bisa dilakukan di bank tempat kita punya rekening. Saat ini belum ada aplikasi internet banking atau mobile banking yang memungkinkan pembukaan deposito di bank lain.

Bandingkan dengan buka reksadana.

Memang dulu kita harus beli reksadana pasar uang hanya di bank tempat kita punya rekening atau di sekuritas. Agen Penjual Reksadana (APERD) belum terlalu banyak. Selain sekuritas hanya ada bank.

Tapi sekarang, banyak sekali APERD online seiring berkembangnya perusahaan-perusahaan fintech. Aplikasi-aplikasi seperti Ajaib, Moduit, Bareksa, Tanamduit, Bibit dan lain sebagainya bisa dipakai untuk membeli reksadana online.

Belum lagi inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para perusahaan sekuritas. Mereka pun melengkapi platform online tradingnya dengan fitur pembelian reksadana.

Gak hanya itu, fitur pembelian reksadana online di perusahaan sekuritas pun dilengkapi dengan berbagai keunggulan. Bisa melakukan swithing di hari yang sama misalkan. Atau penjualan yang hanya membutuhkan waktu satu hari.

Pembelian reksadana online ini bahkan tidak memerlukan kita keluar rumah. Tinggal download aplikasi di smartphone dan mengisi data yang diperlukan. Kitapun bisa langsung melakukan pembelian dan penjualan.

Baca tulisan tentang Instant Switching di IPOTFUND, Investasi Reksadana Online Terbaik dari Indopremier.

Apalagi, dari hanya satu aplikasi APERD online atau satu akun sekuritas saja, kita bisa memilih produk reksadana manapun yang ada di market. Jadi, kalau berdasarkan pertimbangan ini, gue akan memilih menggunakan reksadana pasar uang untuk simpan uang dibandingkan memilih deposito.

kembali ke atas

Jaminan Keamanan, Mana yang Lebih Aman? Deposito VS Reksadana Pasar Uang

Pertanyaan yang selalu ditanyakan ke gue pas ngenalin reksadana adalah: Aman atau nggak?

Dan gue pun bertanya balik: Aman yang gimana kamsudnya?

Orang mungkin bete kali ya dengan pertanyaan gue.

Pertanyaan gue ini maksudnya gini: Aman dalam hal duitnya gak bakalan dibawa lari kemana-mana atau aman dalam hal nilai duitnya gak akan turun? Ada dua jenis aman kan ya.

Aman dalam hal duitnya gak bakalan dibawa lari:

Kalo deposito sudah jelas ya, dijamin pemerintah lewat LPS. Jaminan berlaku sampai maksimal Rp. 2 Milyar per nasabah selama depositonya memenuhi syarat tertentu.

Kalo ada satu syarat yang dilanggar, bakalan gugur itu jaminan. Sementara kalo reksadana pasar uang, tidak ada jaminan pemerintah di sana.

Eits! Jangan buru-buru memutuskan milih deposito! Karena meskipun tidak dijamin pemerintah, sebagai produk pasar modal, reksadana ini aturannya bejibun!

Berbagai pihak mengawasi pelaksanaan reksadana ini.

Soal duit dibawa kabur, gak perlu kuatir. Karena MI gak pegang duit kita. Saat ini, setiap nasabah wajib dibukakan Rekening Dana Investor (RDI)/Rekening Dana Nasabah (RDN) atas namanya sendiri.

Jadi, ketika kita mau beli reksadana, duitnya harus ditransfer ke RDN/RDI itu. Setelah itu, dana akan ditransfer ke bank kustodian yang mengadministrasikan efeknya.

Keluar masuknya uang dari reksadana hanya sesuai instruksi investor. Apakah investor mau beli atau jual.

Manajer investasi hanya berperan untuk menentukan kebijakan investasinya. Jadi, kecil banget kemungkinan (kalo gak boleh bilang gak ada) dana dibawa kabur MI.

Baca juga tulisan Ketika Perusahaan Sekuritas Bangkrut.

Untuk masalah aman dari segi ini, gue bilang dua-duanya aman. Dan gue sendiri kalo dalam keamanan yang ini indifferent antara memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uang.

Aman dari penurunan nilai uang:

Kalo dari segi penurunan uang gimana?

Dari sisi penurunan uang, deposito sudah pasti tidak akan pernah turun nilai pokoknya. Yhagimana, wong pokoknya aja sampe dijamin pemerintah loh.

Buat orang-orang dengan tipe risiko konservatif, deposito sudah pasti jadi pilihan.

Sementara reksadana pasar uang, masih mengandung komponen selain deposito di dalamnya. Sebut saja obligasi yang jatuh temponya kurang dari satu tahun misalkan.

Meskipun sejarahnya instrumen obligasi yang jatuh tempo kurang dari satu tahun harganya minimal akan mendekati par, tapi masih ada juga kemungkinan turun harga. Meskipun sangat jarang sekali.

Baca juga tulisan Apa yang Harus Dilakukan Ketika Saham dan Reksadana Jatuh Harganya.

Karena memang tidak ada jaminan untuk investasi di pasar modal, reksadana pasar uang akan lebih cocok untuk teman-teman bertipe risiko konservatif menuju moderat.

kembali ke atas

Perhitungan Pajak Deposito VS Reksadana Pasar Uang

Sudah ada bayangan mau memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uang? Belom?

Sekarang kita ngobrolin pajaknya yuk. Satu hal yang kadang orang lupa memertimbangkan ketika memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uangnya.

Sudah pada tahu kan kalau deposito itu ada pajak 20% atas bunganya? Pajak ini yang harus selalu diingat ketika ditawarkan deposito oleh orang bank. Bahwasannya nilai bersih bunga gak sebesar yang dijanjikan.

Karena ada pajak 20%, nilai bersih bunga deposito hanya 80% dari yang dijanjikan.

Bunga deposito = 80% x n% bunga yang dijanjikan.

Jadi kalo misalkan ditawarkan deposito dengan bunga 7% p.a; Artinya atas deposito yang disimpan, kita “hanya” akan terima 5,6% setelah pajak.

Sementara untuk reksadana pasar uang, tidak ada lagi pajak yang dikenakan atas keuntungannya. Karena untuk reksadana, sudah dikenakan pajak yang bersifat final di komponen-komponen pendukungnya. Bunga deposito, kupon obligasi dan proceed dari instrumen penyusun reksadananya sudah dikenakan pajak.

Baca juga tulisan Ketika Kurang Bayar Pajak, Apa yang Harus Dilakukan?

Nilai NAV sudah merupakan nilai bersih setelah memerhitungkan segala biaya dan keuntungan. Sehingga ketika performa sebuah reksadana pasar uang sebesar 6,8% berarti uang kita memang tumbuh sebesar itu.

Dari sini, tentunya gue akan pilih reksadana pasar uang apabila rerturn-nya memang lebih tinggi dari deposito.

kembali ke atas

Biaya-biaya yang Harus Dipertimbangkan Ketika Memilih Deposito atau Reksadana Pasar Uang

Biaya-biaya ini bisa jadi tidak signifikan, tapi mengurangi keuntungan yang kita dapatkan. Apalagi kalo duit kita belum milyaran dan keuntungan hanya sebesar beberapa ratus atau bahkan puluh ribu setahun.

Untuk pembukaan deposito manual di cabang, setahu gue masih ada biaya materai. Sekali untuk penempatan dan sekali untuk pencairan. Sudah Rp. 12.000,- sendiri.

Apalagi kalo kemudian ditambahkan biaya admin bank untuk depositonya. Tapi kecil kemungkinannya sih ya.

Untuk deposito yang dibuka di mobile platformnya bank gue rasa sudah gak ada biaya ya? Yang ini harus dilihat lagi jelas satu per-satu.

Sementara untuk reksadana, terdapat biaya jual dan beli reksadananya. Nilai biayanya pun berupa prosentase tertentu dari nilai transaksinya.

Baca juga tulisan 12 Hal Penting untuk Dipahami Dalam Investasi Reksadana.

Tapi nilai biaya ini berbeda antara satu Agen Penjual Reksadana dengan APERD yang lainnya. Untuk beberapa APERD online yang gue pake, mereka bahkan sudah membebaskan total biaya transaksi jual dan beli reksadananya.

Tentu saja, untuk memilih deposito atau reksadana pasar uang ketika kita mau simpan uang, pilih yang biayanya paling kecil. Kalo gue, karena APERD-APERD yang gue pake sudah gak mengenakan biaya sama sekali, gue pilih reksadana pasar uang.

Hal ini tentunya terkait dengan fleksibilitas yang ditawarkan oleh reksadana pasar uang. Fleksibilitas bagaimana? Gue bahas di poin berikutnya.

kembali ke atas

Fleksibilitas Deposito dibandingkan Reksadana Pasar Uang

Deposito dalam Bahasa Inggris dikenal dengan Time Deposit. Kenapa ada time-nya di situ? Karena memang ada batasan waktu tertentu untuk bank bisa kasih bunga yang lebih tinggi.

Pasti sudah akrab dengan periode deposito kan ya? 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 1 tahun bahkan sampai 2 tahun.

Kalo kalian tahan nyimpen duit di bank minimal selama periode-periode itu, maka bank akan kasih bunga yang lumayan. Cuma ya kadang kan kebutuhan duit itu datangnya bisa sekonyong-konyong gitu ya.

Tiba-tiba harus bayar hari ini ato maksimal besok.

Kalo duit sudah ditempatkan di deposito, ya kita gak bisa seenak udel ngambil duitnya. Kudu ditahan MasBro, MbakSis.

Baca juga tulisan Istilah Penting yang Harus Dipahami Dalam Deposito.

Kalo gak bisa banget ditahan ya mau gak mau kita harus bayar penalti/denda. Bentuk dari penalti/denda pencairan deposito sebelum jangka waktunya ini cemacem.

Bisa mulai dari denda 0,5% dari nominal depositonya, bunga yang berjalan gak dibayarkan, ada biaya administrasi endesbra endesbre. Tergantung bank tempat kita buka depositonya.

Kalo untuk deposito yang dibuka lewat online piye? Bisa gak dicairkan sebelum jatuh temponya? Gue sih dulu tahun 2009-an gak bisa. Tapi entahlah dengan perkembangan teknologi perbankan sekarang ini.

Sementara reksadana pasar uang? Mau dicairkan kapan saja bisa kok. 😉

Mau beli hari ini dicairkan dua hari besok juga bisa. Bahkan setelah beli mau langsung dijual beberapa jam kemudian juga bisa masbro dan mbaksis.

Gak ada harus dipegang berapa lama dulu kayak deposito gitu.

Dari sisi flkeksibilitas ini gue pilih reksadana pasar uang kemana-mana.

kembali ke atas

Potensi Keuntungan Terbesar Diberikan Oleh Siapa, Deposito atau Reksadana Pasar Uang?

Menurut sejarahnya, reksadana pasar uang belum pernah di bawah deposito kinerjanya.

Kenapa bisa begitu? Karena sekali lagi, di dalam reksadana pasar uang ada instrumen lain seperti obligasi.

Obligasi sudah pada tahu kan? Ditawarkan dengan return yang rata-rata lebih tinggi dari deposito. Dari sini saja sudah membuat potensi keuntungan reksadana pasar uang lebih tinggi.

Berbeda deposito yang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga yang ditentukan oleh BI. Ketika BI menurunkan bunga acuannya, deposito di bank akan langsung turun mengikuti.

Sebaliknya, ketika suku bunga acuan BI naik, bank belum tentu akan menaikkan bunga depositonya. Padahal bunga kredit sudah pasti naik.

Baca juga tulisan Wajib Dibaca untuk Pencinta Deposito (Terkait Suku Bunga).

Balik lagi ke reksadana pasar uang, ketika BI menurunkan suku bunga acuannya, harga obligasi akan cenderung terapresiasi. Hal ini menambahkan keuntungan di instrumen obligasinya.

Selain kupon yang lebih tinggi dibandingkan suku bunga deposito, harga obligasinya juga mengalami kenaikan.

Jadi, kalau harus memili deposito atau reksadana pasar uang untuk simpang uang, gue bakalan pilih reksadana! Berdasarkan potensi keuntungannnya ya. 😀

kembali ke atas

Kesimpulan: Harus Pilih yang Mana untuk Simpan Uang?

Dari ketujuh bahan pertimbangan memilih deposito atau reksadana pasar uang untuk simpan uang kalian, sebagian besar in favor ke reksadana. Betul gak?

Deposito menang (cenderung lebih baik dipilih) untuk pertimbangan profil risiko yang masih ultra konservatif dan jaminan kemanan dari penurunan nilai pokok. Karena memang deposito ada jaminan dari LPS.

Sementara netral bisa dilihat untuk poin kesederhanaan proses pembukaan dan biaya-biaya. Manapun yang memberikan proses yang lebih sederhana dan biaya yang lebih murah pasti akan gue pilih.

Sekarang, apabila dilihat dari segi pajak, potensi keuntungan dan juga fleksibilitas, reksadana pasar uang masih jadi pilihan gue. Karena namapun investasi dan untuk dana darurat ya. Ya harus menguntungkan (dari sisi return dan pajaknya) dan cukup fleksibel untuk bisa dipakai kapanpun.

Jadi, kalo ada pertanyaan, kalo diharuskan memilih deposito atau reksadana pasar uang, gue pilih yang mana?

Tentu saja gue pilih reksadana pasar uang!

Gimana? Manteman ada pertanyaan lebih lanjut? Bisa langsung disampaikan melalui komen atau media sosial gue:

Twitter : @danirachmat
Instagran: @danirachmat

Atau bisa juga kirim email ke halo@danirachmat.com;

kembali ke atas

6 tanggapan untuk “Diantara 2 Pilihan, Memilih Deposito atau Reksadana Pasar Uang untuk Simpan Uang?”

Hallo om Dani seneng banget sama artikel ini. Saat ini saya udah melakukan deposito buat investasi istilahnya numpang naro duitlah kalau di tabungan takutnya kepake gitu kan. Nah saya lagi mau coba reksadana tapi masih belum tahu juga reksadana pasar uang mana yang pas buat saya. Terus masih belum agak paham juga sama reksadana haha maklum buta banget sama financial. Btw ada rekomen ga reksadana dimana yang pas buat pemula kaya saya? Thank you.

Halo Mbak Kurnia Amalia, terima kasih ya sudah baca artikelnya. Semoga bisa membantu. Saran saya sih kalo memang mau mulai investasi di reksadana pasar uang, cari yang returnnya paling tinggi historically. 🙂
Sori saya gak bisa merekomendasikan nama produknya 🙂

Balas

Mas Dani mau tanya,
Untuk RDPU Contoh th ke 1 Return 6%, dan Th ke 2 Return 7%.
Pertanyaan saya Return th ke 2 sebesar 7% itu di hitung dari saldo investasi kita atau di hitung dari saldo investasi kita + return 6% th pertama (Akumulasi Otomatis) ?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dalam blog ini dilindungi oleh hak cipta
Exit mobile version